Ketika Umar berusia Senja dan Kekuatannya Melemah

Umar berdoa kepada Allah agar mendapatkan mati syahid.

istimewa
Masjid Umar bin Khattab di Madinah
Rep: Rossi Handayani Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Ketika sahabat Rasulullah ﷺ, Umar bin al-Khattab semakin tua dan kekuatannya melemah, beliau berdoa dengan memohon kepada Allah Ta'ala agar mendapatkan mati syahid.

Baca Juga

Dikutip dari Al-Bidayah wan Nihayah dari Ibnu Katsir, ringkasnya, ketika Umar selesai melaksanakan ibadah haji pada 23 Hijriah beliau sempat berdoa kepada Allah di Abthah. Mengadu kepada Allah tentang usianya yang telah senja, kekuatannya telah melemah, sementara rakyatnya tersebar luas dan ia takut tidak dapat menjalankan tugas dengan sempurna. 

Ia berdoa kepada Allah agar Allah mewafatkannya dan  agar Allah memberikan syahadah (mati syahid) serta dimakamkan di negeri hijrah (yaitu Madinah, sebagaimana yang terdapat dalam shahih Muslim bahwa Umar pernah berkata, "Ya Allah, aku bermohon kepadamu mendapatkan syahadah (mati syahid) di atas jalanMu dan wafat di tanah Nabi-Mu."

Maka Allah mengabulkan doanya ini dan memberikan kedua permohonannya tersebut, yaitu mati syahid di Madinah. Ini adalah perkara yang sulit namun Allah Maha lembut kepada hambaNya. 

Akhirnya beliau ditikam oleh Abu Lu'lu'ah Fairuz seorang yang aslinya beragama Majusi dan tinggal di Romawi. Ketika Umar shalat di mihrab pada waktu Subuh 25 Dzulhijjah 23 Hijriah dengan belati yang memiliki dua mata. Abu Lu'lu'ah menikamnya tiga tikaman, ada yang mengatakan enam tikaman, satu di bawah pusarnya hingga terputus urat-urat dalam perut beliau.

 

Akhirnya Umar jatuh tersungkur dan menyuruh Abdurrahman bin Auf agar menggantikannya menjadi imam shalat. Kemudian orang kafir itu (Abu Lu'lu'ah) berlari ke belakang, sambil menikam seluruh orang yang dilaluinya.

Dalam peristiwa itu sebanyak 13 orang terluka dan 6 orang dari mereka tewas. Maka segera Abdullah bin Auf menangkapnya dengan melemparkan humus (baju panjang yang memiliki penutup kepala) untuk menjeratnya, kemudian Abu Lu'lu'ah bunuh diri, semoga Allah melaknatnya. 

Waktu itu Umar segera dibawa ke rumahnya sementara darah mengalir deras dari luka-lukanya. Hal itu terjadi sebelum matahari terbit. Umar berkali-kali jatuh pingsan dan sadar, kemudian orang-orang mengingatkannya sholat, beliau sadar sambil berkata, "Ya aku akan sholat dan tidak ada bagian dari Islam bagi orang yang meninggalkan sholat." 

Kemudian beliau sholat, setelah sholat beliau bertanya siapa yang menikamnya?" Mereka menjawab, "Abu Lu'lu'ah budak al-Mughirah bin Syu'bah." Beliau berkata, "Alhamdulillah yang telah menentukan kematianku di tangan seseorang yang tidak beriman dan tidak pernah sujud kepada Allah sekalipun."

 

Kemudian Umar berkata, "Semoga Allah memberikan kejelekan baginya, kami telah menyuruhnya suatu perkara yang baik. Al-Mughirah memberinya gaji sebanyak dua dirham per hari, kemudian ia menuntut Umar agar gaji budaknya itu ditambah karena budaknya memiliki banyak keahlian dan merangkap beberapa profesi, yaitu sebagai tukang kayu, pemahat dan tukang besi, maka Umar menaikkan gajinya menjadi 100 dirham perbulan.  

Umar berkata padanya, "Kami dengar bahwa dirimu mampu membuat penumbuk gandum yang berputar di udara (kincir)?" Abu Lu'lu'ah menjawab, "Demi Allah aku akan memberitahukan kepadamu tentang penumbuk gandum yang akan menjadi pembicaraan manusia di timur dan barat, percakapan ini terjadi pada hari selasa di malam hari, dan ternyata dia menikamnya tepat pada Rabu di pagi hari pada 25 Dzulhijjah. 

Kemudian Umar mewasiatkan agar penggantinya yang menjadi Khalifah dimusyawarahkan oleh enam orang yang Rasulullah wafat dalam keadaan ridha kepada mereka, yaitu, Utsman, Ali, Thalhah, az-Zubair, Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqash Radhiyallahu Anhum. Beliau tidak menyebutkan Sa'id bin Zaid bin Amr bin Nufail al-Adawi, sebab Sa'id berasal dari kabilah Umar dan dikhawatirkan kelak dirinya terpilih disebabkan kekerabatannya yang dekat dengan Umar.

Umar mewasiatkan kepada siapa yang akan menggantikannya untuk berbuat yang terbaik kepada seluruh manusia dengan berbagai macam tingkatan mereka. Akhirnya Umar wafat tiga hari setelah peristiwa itu, beliau dikebumikan pada hari Ahad di awal bulan Muharram tahun 24 H dan dikebumikan di Kamar Nabi di samping Abu Bakar ash-Shiddiq, setelah mendapat izin dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu anha. 

 
Berita Terpopuler