Pandemi Covid-19 Lemahkan Kekuatan China di Indo-Pasifik

Pandemi virus corona telah melemahkan kekuatan China di Indo-Pasifik.

AP/Andy Wong
Seorang wanita mengenakan masker wajah untuk melindungi diri dari COVID-19 berjalan di depan gedung perkantoran di Kawasan Pusat Bisnis yang diselimuti kabut polusi di Beijing, Kamis, 18 November 2021.
Rep: Rizky Jaramaya/Reuters Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  SYDNEY -- Pandemi virus corona telah melemahkan kekuatan China di Indo-Pasifik. Menurut laporan lembaga think tank Lowy Institute pada Ahad (5/12), ketidakpastian keamanan di kawasan itu dapat menghadirkan risiko perang yang signifikan. 

Baca Juga

Lowy Institute melaporkan, sekutu Amerika Serikat (AS) di kawasan dan kekuatan penyeimbang utama seperti India, tidak pernah lebih bergantung pada kapasitas dan kemauan Amerika. Terutama untuk mempertahankan penyeimbang militer dan strategis dalam menanggapi kebangkitan China.

Pada saat yang sama, Beijing telah berusaha untuk menghalangi negara-negara Asia Tenggara bergabung dengan koalisi AS. Beijing meningkatkan militernya dengan Rusia, Pakistan serta Korea Utara. Termasuk menciptakan trio kekuatan bersenjata nuklir yang selaras dengan China di wilayah tersebut.  

"Apakah keseimbangan kekuatan militer yang muncul berkontribusi pada pencegahan dan stabilitas strategis di Indo-Pasifik adalah pertanyaan terbuka.

Kedalaman permusuhan, luasnya persaingan AS-China, dan ada beberapa titik nyala potensial berarti risiko perang menjadi signifikan," ujar laporan Lowy Institute yang berbasis di Sydney.

 

 

Lowy Institute mengatakan, pandemi telah merusak kemakmuran kawasan Indo-Pasifik secara keseluruhan dan melemahkan kekuatan komprehensif China. Oleh karena itu, China kemungkinan tidak akan menjadi negara yang dominan.

"Beijing sekarang mungkin kurang membuat kemajuan dari pesaingnya dalam kekuatan komprehensif pada akhir dekade ini. Tampaknya sangat tidak mungkin China akan menjadi dominan seperti Amerika Serikat," kata Lowy Institute.

Lowy Institute mengatakan, hubungan Australia dengan China telah memburuk secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Australia telah mengabaikan kekuatan China yang tumbuh lebih baik daripada kebanyakan mitra AS, dan semakin bergantung pada Washington.

Pada 2018, Australia melarang raksasa teknologi China, Huawei Technologies mengembangkan jaringan telekomunikasi 5G. Hubungan China dan Australia memburuk tahun lalu ketika Canberra menyerukan penyelidikan independen tentang asal usul virus korona. Hal ini memicu serangkaian pembalasan perdagangan dari China. 

 
Berita Terpopuler