Sudah Istikharah Masih Ragu, Apa yang Harus Dilakukan?

Sebagian orang masih ragu meski sudah sholat Istikharah, apa yang harus dilakukan?

Republika.co.id
Sholat Istikharah (ilustrasi)
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, KAIRO -- Dalam berbagai kasus, banyak orang-orang yang merasa masih terus merasa ragu meskipun telah melakukan Sholat Istikharah berulang kali.

Baca Juga

Kenapa hal ini terjadi dan bagaimanakah solusinya?

Dilansir dari Elbalad, Sekretaris Lembaga Fatwa Mesir, Dar ftaa, Dr. Muhammad Wissam menjelaskan istikharah adalah ibadah yang dasarnya meminta bantuan kepada Allah SWT. Istikharah dilakukan karena dua kondisi, pertama karena keraguan untuk memilih antara dua hal. Kedua, saat seseorang meminta petunjuk untuk melakukan sesuatu karena keraguan bahwa pilihannya akan berdampak baik atau buruk.

Menurutnya, yang perlu dipahami seorang muslim, jawaban dari istikharah bukan selalu dari diberikan penglihatan dari jawaban yang diinginkan seperti mimpi atau penglihatan lain. Jawaban dari Istikharah bisa berbentuk penerimaan secara psikologis akan suatu pilihan atau juga berkurangnya keragu-raguan akan suatu pilihan.

Kurangnya pemahaman akan hal ini membuat orang mengira Allah SWT seakan tidak memberi petunjuk. Padahal mungkin Allah SWT telah menujukkan pilihan yang baik, tapi orang tersebut tidak memahami petunjuk yang diberikan tersebut.

Adapun doa yang bisa dibaca usai sholat istikharah adalah sebagai berikut:

 

 

 

 اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِك وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاقْدُرْهُ لِى وَيَسِّرْهُ لِى ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ 

اللَّهُمَّ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاصْرِفْهُ عَنِّى وَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِى الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِى

“Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika al adziim, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma in kunta ta’lamu hadzal amro (sebut nama urusan tersebut) khoiron lii fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii faqdurhu lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Allahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amro syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii fash-rifhu anni wasrifnii anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsummardhinii,"

 

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat, maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku  maka palingkanlah ia dariku, dan palingkanlah aku darinya, dan takdirkanlah yang terbaik untukku apapun keadaannya dan jadikanlah aku ridha dengannya." 

 
Berita Terpopuler