Konferensi di Dubai Kaji Sejarah dan Keunikan Masjid

Konferensi internasional di Dubai kaji sejarah dan keunikan masjid.

Gulf News
Masjid hijau atau masjid ramah lingkungan pertama terletak di Hatta, Dubai, Uni Emirat Arab.
Rep: Andrian Saputra Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, DUBAI -- Sebuah konferensi internasional akan diadakan oleh Pusat Kebudayaan Dunia Raja Abdulaziz (Ithra). Konferensi itu akan menyoroti sejarah unik dan evolusi masjid. Acara tiga hari dimulai pada 23 November di Ithra, Dubai, Uni Emirat Arab.

Baca Juga

"Sejarah masjid sangat beragam, terutama jika dilihat dari kacamata seni dan arsitektur. Ini mencerminkan identitas dan budaya kita, dan layak untuk dipelajari, dilestarikan, dan disajikan untuk anak cucu,” kata direktur Ithra, Abdullah K. Al-Rashid seperti dilansir Iqna.ir pada Kamis (11/11). 

Mulai dari arsitek, desainer, arkeolog, seniman, penulis, sejarawan hingga kurator akan berkumpul untuk mengeksplorasi kekayaan sejarah masjid melalui presentasi penelitian dan wawasan asli tentang benda-benda budaya terkait masjid serta tampilan berbagai item, dari arsitektur ornamen seperti kaligrafi dan ubin arab hingga furnitur masjid termasuk lampu, sajadah dan tempat Alquran.

Tujuan konferensi ini adalah untuk berbagi pengetahuan dan memperluas pemahaman masyarakat tentang makna historis dan fungsi masjid. Acara ini akan mengeksplorasi evolusi dan estetika masjid, keindahan dan fungsi benda-benda yang ditemukan di tempat ibadah serta pelestarian dan kebangkitan masjid.

Konferensi yang akan berlangsung tiga hari itu akan diadakan bersamaan dengan pameran berjudul  Shatr AlMasjid: The Art of Orientation, yang menyatukan koleksi karya seni Islam terbesar yang pernah ditampilkan di Kerajaan, termasuk beberapa karya yang berasal dari dua masjid suci. Makkah dan Madinah yang merupakan pinjaman dari Museum Nasional Riyadh. 

 

 

Di Kairo, Unit arkeologi di Bandara Internasional Kairo, Mesir menyita 13 manuskrip Islam yang coba diselundupkan oleh seorang penumpang ke luar negeri. Seperti dilansir Iqna.ir pada (11/11) seorang pejabat Mesir mengatakan bahwa beberapa manuskrip yang disita diketahui berasal dari abad ke-17, abad ke-18 dan abad ke-19. 

Tak hanya manuskrip-manuskrip Islam yang berharga, petugas arkeologi Kairo juga mendapati tiga gulungan papirus yang ditemukan dalam kondisi buruk serta koin logam dari era Ottoman.

Tiga manuskrip itu termasuk doa untuk Prapaskah Besar dalam bahasa Koptik dan Arab, doa yang dimulai dengan nama Nabi Muhammad (SAW), dan satu lagi dari Mazmur Suci.

Pejabat arkeologi mengatakan penyitaan barang-barang selundupan itu diawali ketika unit arkeologi di Terminal 1 dan polisi di bandara telah diberitahu tentang operasi penyelundupan. 

 

Mereka menerima laporan dari Polisi Keamanan Penumpang yang mencurigai bahwa seorang penumpang yang hendak melakukan perjalanan ke luar negeri memiliki beberapa artefak. Sementara saat ini benda-benda bersejarah itu diserahkan ke Museum Koptik untuk restorasi dan pemeliharaan.

 
Berita Terpopuler