Gedung DMI Untuk Memakmurkan Masjid

DMI telah memiliki gedung untuk menjadi tempat bekerja para pengurus.

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla melambaikan tangan saat akan mengikuti acara peluncuran
Rep: Fuji Eka Permana Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Gedung Dewan Masjid Indonesia (DMI) kini telah berdiri di Jalan Matraman Raya Nomor 39, Jakarta Timur. Ketua Umum DMI, Jusuf Kalla (JK) bersyukur saat ini DMI telah memiliki gedung untuk menjadi tempat bekerja para pengurus DMI yang akan memakmurkan masjid di seluruh Indonesia.

"Syukur Alhamdulillah akhirnya kita dapat mempunyai kantor tetap setelah empat kali pindah kos. Jadi kita kaya mahasiswa (pindah-pindah kos) sekarang sudah punya pekerjaan tetap sudah punya rumah, dulu pindah lagi pindah lagi," kata JK saat pidato dalam acara Tasyakuran Gedung DMI, Rabu (10/11).

JK mengatakan, pertanyaan pengurus DMI waktu itu adalah, mengapa bisa membuat masjid di berbagai daerah di seluruh Indonesia, tapi kantor DMI belum ada. Karena itulah pengurus DMI bertekad harus punya kantor yang refresentatif. Supaya pengurus DMI dapat bekerja dengan baik untuk memakmurkan dan dimakmurkan oleh masjid.

JK menegaskan, pedoman DMI adalah memakmurkan dan dimakmurkan masjid. Jadi bukan hanya memakmurkan masjid tapi masjid juga harus memakmurkan masyarakatnya atau jamaahnya. JK mengaku, kalau bekerja di DMI namanya habluminallah, kalau bekerja di PMI namanya habluminannas. Tapi bekerja di DMI juga harus habluminallah dan habluminannas. Artinya, masjid-masjid juga harus mengayomi masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi, politik dan yang lainnya.

"Karena kalau zaman dahulu, zaman Rasulullah, semua dilakukan di masjid, di antaranya pendidikan, kesehatan, strategi perang, dan lain sebagainya," ujarnya.

JK mengatakan, sekarang tidak semua hal dilakukan di masjid, karena sudah ada pengadilan, sekolah dan lain sebagainya. Justru sekarang seharusnya mencari cara bagaimana agar masjid memakmurkan masyarakat di sekitarnya.

Ia mengungkapkan, umat Islam di Indonesia bisa melaksanakan berbagai hal dengan baik. Namun satu hal yang belum bisa dilaksanakan dengan baik, yakni dalam hal ekonomi. Karena itu, DMI harus mendorong bidang ekonomi ini.


Baca Juga

Menurutnya, yang kurang adalah kemampuan mengorganisasikan potensi yang ada di negeri ini khususnya dalam bidang ekonomi. Maka DMI dan ormas Islam lainnya harus bisa mengorganisasikan potensi tersebut.

Terkait dengan kehadiran gedung DMI, JK ingin semakin meningkatkan kualitas kemampuan masyarakat atau pengelola masjid. "Kita akan membuat tempat pelatihan keuangan, manajemen masjid, pelatihan membuat program di masjid dan lain sebagainya, sehingga bisa meningkatkan pengelolaan masjid," ujarnya.

JK juga menyinggung alat pengeras suara di masjid. Menurutnya, jamaah datang ke masjid 80 persen untuk mendengarkan, tapi 75 persen masjid alat pengeras suaranya tidak bagus. Bukan alatnya yang tidak bagus tapi cara pasangnya yang keliru. Sekarang baru puluhan ribu masjid yang alat pengeras suaranya diperbaiki DMI.

JK menjelaskan bahwa alat pengeras suara harus baik agar jamaah masjid bisa mendengarkan dan memahami yang disampaikan dai atau penceramah. Selain itu, JK menyampaikan, bank syariah akan menggunakan satu lantai di gedung DMI ini. Tujuannya untuk mendekatkan bank syariah dengan masjid.

"Untuk mendekatkan sistem keuangan syariah dengan masjid, supaya jamaah masjid bisa dibantu oleh bank syariah tapi melalui jaringan DMI, jadi masjid ini menjaga jaringan nasional baik dari sisi teknologi maupun muamalah," jelasnya.

Untuk diketahui, gedung DMI dibangun di atas lahan seluas 1.083 meter persegi. Gedung DMI memiliki sembilan lantai.

Di tempat yang sama, Ketua Panitia Pembangunan Gedung DMI, Rudiantara, mengatakan, gedung DMI sudah siap dan layak huni. Luas gedung ini 4.525 meter persegi, karena 1.600 meter perseginya digunakan untuk parkir kendaran di lantai bawah.

"Layak huni kalau kita kenal istilahnya semacam house warming, kita hangatkan sebelum kita meresmikan gedung ini, sama seperti pindah rumah kita biasanya ada semacam tasyakuran sebelum semuanya pindah," ujarnya.

Ia juga mengatakan, gedung DMI belum selesai seratus persen, artinya pasti akan ada perubahan-perubahan. Misalnya perubahan jumlah ruang rapat, dan melakukan revisi jalur pemadam kebakaran berdasarkan rekomendasi Dinas Pemadam Kebakaran. Meski demikian gedung ini tetap sudah bisa ditempati.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan, ikut bersyukur dengan kehadiran gedung DMI yang megah dan berlokasi strategis di Jalan Matraman. Daerah Mataraman ini tempat pasukan Mataram dulu singgah ketika mau menyerang VOC di Batavia.

"Bahkan sebagian dari mereka bermukim di sini dan tidak kembali lagi ke Mataram, mereka tinggal di sini membuat mushola kecil yang sekarang menjadi masjid Matraman," jelasnya.

Anies menjelaskan, gedung DMI berada di tempat dulu pasukan Mataram singgah. Dulu Sultan Agung menyebutnya sebagai perjuangan Islam melawan kolonial.

"Jadi tempat ini sejarahnya panjang dan tempat yang paling tua, jalur (jalan) ini paling tua dari Cawang, Jatinegara, Kampung Melayu sampai Senen itu adalah kawasan paling tua di Jakarta karena perdagangan dulu pusatnya di tempat ini, jadi DMI tidak salah pilih tempat ini tempat strategis dan punya sejarah," kata Anies.

Anies berharap, masjid-masjid sebagai tempat ibadah mahdhah sekaligus tempat mendapatkan kesetaraan. Orang miskin bisa duduk disamping orang kaya tanpa ada rasa minder, itu hanya terjadi di masjid. DMI rasanya punya semangat yang sama yakni memakmurkan, untuk memberikan kesetaraan.

"Mudah mudahan kantor (gedung DMI) ini bisa menjadi pusat transformasi masjid di Indonesia," ujarnya.

 
Berita Terpopuler