Tren Pembekuan Sel Telur di Kalangan Wanita Arab

Ada banyak tujuan wanita memilih membekukan sel telur mereka.

Arab News
Tren Pembekuan Sel Telur di Kalangan Wanita Arab. Ilustrasi wanita Arab.
Rep: Meiliza Laveda Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Meiliza Laveda

Baca Juga

JAKARTA -- Pembekuan sel telur atau oocyte cryopreservation menjadi tren di kalangan wanita Arab. Prosedur ini mendorong banyak orang untuk mengejar impian mereka menjadi ibu ketika waktunya sudah tepat.

CEO Klinik Fertilitas Bourn Hall Uni Emirat Arab (UEA) Katherine Borge mengatakan terjadi peningkatan prosedur pembekuan sel telur selama dua tahun terakhir. “Pada 2019, sekitar 40 persen dari total pasien pembekuan telur kami adalah keturunan Timur Tengah. Sekarang lebih dari 60 persen dari total populasi pasien pembekuan telur kami adalah wanita Arab,” kata Katherine.

Kampanye media sosial

Dokter kandungan ahli fertilitas yang berbasis di UEA Ahmad Fakih mengatakan jumlah wanita Arab yang menjalani prosedur ini meningkat karena adanya kesadaran di media sosial. “Undang-Undang terbaru di UEA mengizinkan wanita lajang menjalani pembekuan sel telur,” kata Fakih.

Beberapa pemengaruh Arab yang telah menjalani prosedur tersebut mengunggah di media sosial mereka, seperti Tracy Harmoush yang memiliki lebih dari 200 ribu pengikut di Instagram dan Alanoud Badr yang memiliki lebih dari satu juta pengikut. “Kami berharap ini akan membantu meruntuhkan potensi hambatan atau kesalahpahaman tentang prosedur dan pilihan pembekuan sel telur,” kata Katherine.

Menunda pernikahan

Seorang penulis dan komunikasi profesional Yordania-Amerika yang juga pemenang penghargaan yang berbasis di Washington, DC Natasha Tynes menulis ada banyak tujuan wanita memilih membekukan sel telur mereka, salah satunya adalah menunda pernikahan. Pengusaha Wanita Yordania Zayna Al-Hamarneh menjalani prosedur ini setelah dia berusia 35 tahun. 

Dia memilih menunda pernikahan karena fokus membangun bisnisnya dan agar mandiri secara finansial. Zayna sangat merekomendasikan pembekuan sel telur kepada wanita yang berusia di atas 25 tahun.

“Ini bukan hanya untuk menjadi ibu. Ada penelitian menunjukkan Anda dapat mengekstrak sel induk dari telur dan menggunakannya untuk perawatan medis. Semakin banyak obat berkembang, semakin banyak kita memiliki kemampuan menyembuhkan diri kita sendiri dari berbagai penyakit,” kata Zayna.

 

Kritik

Meskipun memiliki banyak manfaat, prosedur ini tak terlepas dari kritikan. Pelatih Bisnis Mesir Reem Mehanna diserang oleh warganet setelah mengunggah tentang pengalamannya menjalani pembekuan sel telur.

“Setelah saya membicarakannya di media sosial, video saya menjadi viral dan saya diserang, mulai dari perempuan dan laki-laki dari beragam latar belakang mereka,” ucap dia.

Namun, banyak juga wanita mendekati Reem untuk meminta masukan. “Ini membuat saya senang karena saya dapat membantu,” tuturnya. 

Konsep ini disambut baik di Mesir. Legislatif Utama Hukum Syariah Mesir Dar Al-Iftaa mengeluarkan dekrit yang mendukung proses tersebut. Dar Al-Iftaa menganggap pembekuan telur legal adalah halal asalkan sperma suami membuahi oosit.

Kekhawatiran tentang keperawanan

Dilansir The New Arab, Rabu (10/11), dokter kandungan ahli fertilitas yang berbasis di Yordania Suleiman Ghunaim mengatakan sebagian besar kritik yang diterima karena kurangnya pengetahuan. “Kritik datang dari keluarga karena khawatir tentang keperawanannya. Kebanyakan wanita yang perawan memiliki kekhawatiran tentang selaput dara mereka,” ujar dia.

Ghunaim menjelaskan jika wanita tidak aktif secara seksual dan ingin melakukan prosedur, ada cara untuk menjaga keperawanan, misal menjalani prosedur melalui abdomen. Namun, komplikasi yang ditimbulkan lewat abdomen lebih besar dibandingkan lewat vagina.

Sedangkan risiko komplikasi lewat vagina jauh lebih kecil dan menghasilkan sel telur yang lebih baik. “Akan tetapi, lewat vagina akan mengorbankan selaput dara. Ada positif dan negatif setiap pilihan yang diambil,” tambahnya.

 

Masa depan telur

Jadi, apa yang terjadi pada telur jika para wanita berubah pikiran untuk memiliki anak? Reem mengatakan dia akan menelepon klinik dan meminta mereka membuang telurnya. 

“Saya tidak ingin mereka berada dalam eksperimen atau disumbangkan,” kata dia.

Sementara Zayna akan menyimpan telurnya untuk dibekukan. “Mungkin peraturan dan regulasi akan berubah di Yordania dan saya dapat membantu orang lain menjadi seorang ibu jika saya tidak ingin menjadi seorang ibu,” ucap dia.

Namun, terkait dengan donor telur, beberapa negara Arab memiliki regulasi yang berbeda. Ghunaim mengatakan di Yordania, wanita bisa mengawetkan sel telur selama bertahun-tahun asalkan membayar biaya tahunan.

“Sel telur merupakan prioritas bagi pasien. Dia bisa membuangnya atau mengirim ke negara lain. Namun, telur beku hanya akan dibuahi jika ada bukti nikah,” kata dia. 

https://english.alaraby.co.uk/features/why-are-more-women-freezing-their-eggs-arab-world

 
Berita Terpopuler