Alquran Sebut di Setiap Negeri Ada Pembesar Jahat

Alquran melalui Surah Al-An'am menyebut di setiap negeri ada pembesar jahat.

Republika/Agung Supriyanto
Alquran
Rep: Fuji Eka Permana Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Alquran melalui Surah Al-An'am Ayat 123 menyampaikan bahwa di setiap negeri ada pembesar-pembesar yang jahat. Mereka melakukan tipu daya di negeri tersebut. Maka umat Islam diingatkan untuk memiliki iman yang kuat, kebijaksanaan dan mental yang kuat.

Baca Juga

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا فِيْ كُلِّ قَرْيَةٍ اَكٰبِرَ مُجْرِمِيْهَا لِيَمْكُرُوْا فِيْهَاۗ وَمَا يَمْكُرُوْنَ اِلَّا بِاَنْفُسِهِمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَ 

Dan demikianlah pada setiap negeri Kami jadikan pembesar-pembesar yang jahat agar melakukan tipu daya di negeri itu. Tapi mereka hanya menipu diri sendiri tanpa menyadarinya. (QS Al-An'am: 123).

Melalui ayat ini, Allah menenangkan hati Nabi Muhammad SAW dengan menjelaskan bahwa para pembesar yang jahat tidak hanya terdapat di Mekkah saja, tetapi juga di setiap negeri. 

Ayat ini mengandung arti, pada setiap negeri Kami jadikan pembesar-pembesar yang jahat agar melakukan tipu daya di negeri itu karena mereka lebih mampu menipu daya bawahannya, dan dalam kebiasaan, masyarakat akan mengikuti atasannya apakah dalam hal kebaikan atau keburukan. Tapi mereka hanya menipu diri sendiri tanpa menyadarinya, akibat dari perbuatan mereka akan mengenai mereka sendiri.

Ayat ini dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama menerangkan, sebagian penduduk Makah telah sesat karena bujukan pembesar-pembesar mereka yang melakukan bermacam-macam kejahatan dan tipu daya. Hampir di setiap negeri dan kota besar terdapat beberapa pembesar yang korup dan jahat yang melakukan tipu daya. 

 

 

Telah menjadi sunatullah di dalam masyarakat bahwa setiap kali Allah mengutus seorang Rasul di suatu tempat untuk memberi bimbingan kepada mereka, selalu ada pembesar-pembesar yang memusuhi Rasul itu serta pengikut-pengikutnya. Padahal Rasul itu bermaksud mengadakan perbaikan dan pembenahan.

Sering muncul di beberapa negeri dan kota besar, sejumlah tokoh yang ingin merebut kekuasaan dan menimbun kekayaan dengan berbagai macam cara. Bawahan mereka yang tidak sejalan dengan pembesar mereka merasa bingung dalam melaksanakan tugasnya. Mereka tidak sanggup mengikuti pemimpin-pemimpinnya yang korup dan menyeleweng. 

Dalam suasana kacau seperti itu, diperlukan adanya kebijaksanaan, keimanan yang kuat dan mental yang tinggi. Sehingga tidak mudah dibawa arus kesesatan yang menyebabkan datangnya murka Allah. 

Yang dimaksud dengan pembesar-pembesar yang jahat adalah mereka yang menentang seruan agama dan memusuhi Rasul-rasul serta pengikut-pengikutnya. Demikianlah keadaan negeri Makah ketika diutusnya Nabi Muhammad. Keadaan serupa itu terus berulang di negeri-negeri lain.  

Para pembesar yang korup memusuhi Rasul-rasul dan pengikut-pengikutnya yang menyampaikan ajaran agama. Pada hakekatnya mereka itu adalah penipu belaka, menipu dirinya sendiri, akan tetapi mereka tidak sadar. Telah menjadi sunatullah, bahwa suatu kejahatan akan membawa pada keburukan. Tiap-tiap tipu daya yang direncanakan terhadap hamba-hamba Allah yang saleh akhirnya menimpa diri pelakunya.

 

 

Banyak peristiwa dalam sejarah manusia menunjukkan bahwa umat-umat yang menentang Rasul-rasul dan para pengikutnya akhirnya dihancurkan oleh Allah dengan bermacam-macam azab, seperti bencana alam, dan lain-lain. Mereka melakukan tipu daya untuk menentang perbaikan akhlak dan moral manusia, karena terdorong oleh keinginan untuk menduduki jabatan-jabatan tinggi dan menuruti dorongan hawa nafsunya. 

Mereka tidak menyadari bahwa akibat perbuatan yang buruk itu akan menimpa diri mereka sendiri, karena mereka tidak memahami sunatullah tersebut. Pada ayat ini, Allah memberikan ancaman kepada semua pembesar yang durhaka, Allah juga memberi motivasi kepada Nabi Muhammad dan pengikut-pengikutnya untuk terus melakukan amal saleh karena dalam rangka melaksanakan tugas yang suci, mereka tidak boleh menghiraukan godaan dan rintangan yang timbul dari manapun datangnya.

 

 

 

 
Berita Terpopuler