Sejarah Baru Dibangun di Piramida Giza

Belum pernah ada pameran seni rupa kontemporer di piramida Giza.

Arab News
Pameran kontemporer di Piramida Giza
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Esthi Maharani

IHRAM.CO.ID, KAIRO -- Orang Mesir kuno melihat kematian sebagai interupsi sementara daripada penghentian kehidupan. Kematian merupakan bagian dari perjalanan, menuju keabadian individu dan pengalaman akhirat.

Piramida Giza tidak hanya menakjubkan karena perawakannya yang monumental, yang hingga hari ini merupakan prestasi kecerdikan manusia, tetapi juga menakjubkan karena signifikansi spiritual dan ketahanannya terhadap waktu.

Piramida Giza seolah diberi kehidupan baru saat entitas seni multidisiplin Art D'Egypte membuka pameran "Forever is Now", pada 21 Oktober dan berlangsung hingga 7 November. Judul pameran ini dinilai sangat tepat mengingat sejarah keberadaan piramida. Kini, mereka seolah memberikan peran baru, utamanya dalam pameran seni rupa kontemporer pertama yang digelar di tengah kemegahan piramida dalam 4.500 tahun ke belakang.

Dilansir di Arab News, Rabu (3/11), pameran tersebut dikuratori oleh penasihat seni independen, Simon Watson. Di dalamnya, ditampilkan karya-karya dari 10 seniman kontemporer, termasuk Sultan bin Fahad, Alexander Ponomarev, Gisela Colon, Joao Trevisan, Lorenzo Quinn, JR, Moataz Nasr, Sherin Guirguis, Shuster + Moseley dan Stephen Cox.

Kegiatan tersebut diadakan di bawah naungan Kementerian Purbakala dan Pariwisata Mesir, Kementerian Luar Negeri dan perlindungan UNESCO. Pameran ini merupakan yang keempat kalinya digelar oleh Art D'Egypte, sejak didirikan pada 2016.

Pameran tersebut mencakup pertunjukan seni Mesir kontemporer dan internasional di Museum Mesir di Tahrir Square, Museum Istana Manial dan di Jalan Al-Muizz di Kairo yang bersejarah.

Karya "Eternity Now" dari seniman Amerika Colon menunjukkan bagaimana seni masa kini dapat berdialog dengan situs warisan UNESCO. Ia menampilkan fitur kubah elips emas sepanjang 30 kaki yang lolos untuk dikategorikan sebagai sesuatu dari luar angkasa.

Aspek geometris formal kubah mewujudkan bentuk mistis dari bola bersinar dewa matahari Mesir Ra. Ia menyebut kroma emas yang terhormat ini ada di mana-mana dalam simbolisme dan ritualisme Mesir.

Pengunjung dapat melihat sekilas bayangan mereka sendiri dan lingkungan sekitarnya, termasuk Giza dan piramidanya, dengan melihat ke arah luarnya yang mengkilap. Karya seni seperti ini seolah memungkinkan penonton, karya seni, dan piramida kuno menjadi satu untuk sesaat.

“Pameran itu bersejarah, dalam arti menempatkan karya seni kontemporer dengan latar belakang sejarah kuno,” kata Colon.


Baca Juga

Pementasan 10 instalasi seni kontemporer oleh seniman Timur Tengah dan internasional bukanlah hal yang mudah, tetapi Nadine Abdel Ghaffar selaku pendiri dan direktur Art D’Egypte, tidak menyerah.

“Jika saya tahu betapa sulitnya mementaskan pertunjukan ini, saya mungkin akan menghindarinya. Para arkeolog biasanya tidak tertarik dengan ide seni kontemporer, jadi butuh banyak waktu untuk meyakinkan mereka menggelar pertunjukan ini di piramida," kata dia.

Menempatkan seni di lokasi tersebut seolah membuat pernyataan kepada dunia. Piramida bukan hanya warisan Mesir tetapi juga warisan dunia. Piramida disebut satu-satunya keajaiban kuno yang masih berdiri. Sampai saat ini belum pernah ada pameran seni rupa kontemporer di piramida Giza.

Seniman asal Saudi, Fahad, menampilkan karya seni yang disebut 'R III'. Karyanya ini berupa labirin kubus putih bertumpuk yang menyajikan prasasti hieroglif milik Raja Ramses III. Prasasti itu ditemukan oleh para arkeolog Saudi di bagian utara Kerajaan.

Kubus milik Fahad dibingkai oleh bentuk-bentuk kuat dari piramida di dekatnya, yang berkilauan saat dilihat di bawah sinar bulan. Karya ini seolah menyelidiki akar sejarah antara Mesir dan Arab Saudi.

Salah satu instalasi yang paling populer dan mungkin mengharukan adalah “Together” karya seniman Quinn. Ia berusaha memperlihatkan dua tangan yang disatukan, dalam apa yang tampak seperti sebuah doa. Dua buah tangan diposisikan sedemikian rupa hingga ujung piramida dapat dilihat dari sisi dalam tangan itu.

Art d'Egypte berencana untuk tetap menempatkan karya-karya seni pameran ini berada di Mesir, meski pertunjukan telah berakhir. Seperti judul pameran, 'Forever is Now', serta warisan piramida, lembaga ini ingin mereka terus hidup baik secara metaforis maupun fisik, dengan membawa kenangan pameran seni kontemporer di piramida yang pasti akan berdiri kokoh menghadapi ujian waktu. 

 
Berita Terpopuler