Alasan Indonesia Belum Bisa Berangkatkan Jamaah Umroh

Kedubes Arab Saudi telah mengirimkan nota diplomatik terkait umroh kepada Kemenlu.

AP Photo/Amr Nabil
Alasan Indonesia Belum Bisa Berangkatkan Jamaah Umroh
Rep: Febryan A. Red: Ani Nursalikah

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pemberangkatan jamaah umroh asal Indonesia menuju Arab Saudi dipastikan belum bisa dilaksanakan. Sebab, kedua negara masih melakukan negosiasi dan membahas teknis pelaksanaannya.

Baca Juga

Setidaknya, terdapat dua kendala yang harus disepakati atau dicari solusinya terlebih dahulu oleh kedua negara. Konsulat Jenderal RI di Jeddah Eko Hartono menjelaskan Kedutaan Besar Arab Saudi telah mengirimkan nota diplomatik terkait umroh kepada Kementerian Luar Negeri RI, tapi itu bukan berarti telah tercapai kesepakatan pelaksanaan umroh.

Nota diplomatik tersebut, kata dia, hanyalah surat pemberitahuan dari Arab Saudi bahwa mereka sudah mulai mempertimbangkan membuka pintu umroh bagi jamaah Indonesia. Adapun untuk memulai pemberangkatan jamaah umroh, kedua belah pihak masih harus membuat sejumlah kesepakatan terkait teknis pelaksanaan.

Setidaknya, terdapat dua hal yang sedang dibahas kedua negara, yakni soal syarat vaksin dan soal barcode vaksinasi. "Masih belum bisa dipastikan kapan pembicaraan (teknis) itu selesai dan kapan jamaah kita bisa masuk ke Saudi. Sebab, pembahasan teknis itu kan sangat dinamis. Jadi, jamaah tunggu dulu, sabar dulu," kata Eko dalam sebuah webinar, Kamis (21/10).

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Senin (18/10), vaksin Sinovac dan Sinopharm sudah bisa digunakan sebagai persyaratan umroh. Hanya saja, jamaah Indonesia yang menerima vaksin tersebut harus menjalani karantina selama lima hari.

Tapi, kata Eko, penjelasan Menkes Budi itu belum jadi kesepakatan resmi antarkedua negara. Arab Saudi hingga kini masih membahas apakah jamaah asing yang menggunakan Sinovac dan Sinopharm perlu disuntik booster (penguat) dengan vaksin yang dipakai di Saudi.

"Jadi sampai nanti ada kesepakatan mengenai booster, jamaah asing belum bisa masuk," kata Eko.

Untuk diketahui, Arab Saudi menggunakan empat merek vaksin, yakni Pfizer, Moderna, AstraZeneca, dan Johnson & Johnson. Saudi pun mengizinkan jamaah asing yang menggunakan empat merek vaksin tersebut melaksanakan umroh tanpa perlu dikarantina.

"Sekarang ini ada (jamaah dari) 13 negara yang masuk ke Saudi. Mereka semua pakai vaksin yang empat merek dipakai oleh Saudi. Jadi tidak ada booster, tidak ada karantina, dan alhamdulilah sekarang semua lancar," ujar Eko.

Direktur Bina Haji dan Umroh Kementerian Agama Nur Arifin juga menyebut ihwal vaksin ini masih jadi subjek diplomasi antara Menkes Budi dan Menkes Arab Saudi. Di sisi lain, Kementerian Agama kini mulai mempersiapkan rencana suntik booster jika diplomasi itu gagal.

"Saat ini kita sedang dalam posisi menunggu diplomasi Pak Menkes yang menawar agar tidak ada booster bagi pengguna Sinovac dan Sinopharm, mudah-mudahan berhasil," kata Nur pada kesempatan sama.

 
Berita Terpopuler