Belasan Jaksa AS Surati Facebook tentang Disinformasi Vaksin

Facebook belum berkomentar tentang surat jaksa AS soal disinformasi vaksin.

AP/Richard Drew
Facebook (Ilustrasi). Facebook mengatakan telah menyusun aturan untuk mencegah klaim-klaim palsu spesifik tentang Covid-19 dan vaksin penyakit pandemi tersebut.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jaksa agung di 14 negara bagian AS mengirim surat ke kepala eksekutif Facebook Inc Mark Zuckerberg. Mereka menanyakan apakah para penyebar disinformasi vaksin di platform itu mendapat perlakuan khusus dari perusahaan.

Baca Juga

Pertanyaan tersebut disampaikan setelah Frances Haugen, pelapor Facebook, menggunakan dokumen internal perusahaan yang mengungkap bahwa platform media sosial itu telah membangun sistem yang mengecualikan sejumlah orang penting dari berbagai aturan. Dalam surat yang dikirim pada Rabu, para jaksa mengatakan mereka "sangat khawatir" dengan sejumlah laporan bahwa Facebook memiliki daftar pengguna yang menerima perlakuan khusus.

Para jaksa juga ingin mengetahui apakah "Disinformation Dozen" masuk dalam daftar itu. Pusat Penanggulangan Kebencian Digital (CCDH) mendeskripsikan "Disinformation Dozen" sebagai 12 orang penentang vaksin yang bertanggung jawab atas penyebaran dua pertiga konten menyesatkan tentang vaksin di media sosial.

Facebook belum merespons permintaan Reuters untuk berkomentar. Perusahaan sebelumnya mengatakan telah menyusun aturan untuk mencegah klaim-klaim palsu spesifik tentang Covid-19 dan vaksin penyakit pandemi tersebut.

Facebook juga mengatakan mereka telah memberikan informasi yang dapat diandalkan tentang Covid-19 berikut vaksinnya kepada masyarakat. Disinformasi tentang Covid-19 telah tersebar secara masif selama pandemi di media sosial seperti Facebook, Twitter dan Youtube.

Peneliti dan anggota parlemen telah lama menuduh Facebook gagal mengawasi konten yang membahayakan di platformnya. Pada Juli, Presiden AS Joe Biden mengatakan platform media sosial seperti Facebook "membunuh manusia" karena membiarkan misinformasi tentang vaksin Covid-19 diunggah di platformnya.

Tiga hoaks terbaru soal vaksinasi Covid-19 - (Republika)

Haugen, mantan manajer produk di tim misinformasi sipil Facebook, mundur dari perusahaan bernilai hampir 1 triliun dolar AS (Rp 14,1 kuadriliun) itu. Dia membawa puluhan ribu dokumen rahasia dan menyerukan transparansi tentang cara Facebook membujuk para pengguna untuk tetap menggulirkan konten agar pengiklan bisa menjangkau mereka.

Surat tersebut ditandatangani oleh 14 jaksa agung dari negara bagian Connecticut, California, Delaware, Illinois, Iowa, Maine, Massachusetts, Michigan, Minnesota, Maryland, Pennsylvania, Rhode Island, Vermont, dan Virginia.

 
Berita Terpopuler