Pasien Covid-19 di RSLI Surabaya Tersisa Satu Orang

Satu pasien tersisa di RSLI Surabaya kemungkinan bisa pulang pada Kamis (30/9).

Antara/Moch Asim
Satu pasien Covid-19 di halaman Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) di Surabaya, Jawa Timur, ilustrasi
Rep: Dadang Kurnia Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya, dr. Nevy Shinta Damayanti mengungkapkan, saat ini hanya tersisa satu pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit tersebut. Sementara pasien lainnya dipulangkan setelah dinyatakan negatif Covid-19. Satu pasien tersisa itu pun kemungkinan bisa pulang pada Kamis (30/9).

Baca Juga

Nevy memastikan, RSLI Surabaya tetap beroperasi seperti biasa meskipun tidak ada lagi pasien yang menjalani perawatan, dalam upaya siap siaga apabila kembali kedatangan pasien Covid-19. Selain itu, kata Nevy, dengan tidak adanya pasien Covid-19 yang dirawat, pihaknya bisa membenahi segala fasilitas dan melakukan evaluasi. Mengingat, jumlah pasien yang dirawat di sana pernah mencapai lebih dari 10 ribu orang. 

"Perawat, dokter, hingga administrasi akan kembali lagi me-refresh keilmuan, sebagai langkah peningkatan kapasitas sekaligus bentuk antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapai perkembangan dan tantangan ke depan," kata Nevy di Surabaya, Rabu (29/9).

Perwakilan perawat RSLI Surabaya, Oktavianus Kopong Miten memastikan, kondisi seluruh fasilitas yang tersedia tetap terjaga. Ia menyatakan, pihaknya bakal melakukan pembenahan apabila ditemui beberapa kekurangan dan kerusakan sesuai prosedur dan ketentuan rumah sakit.

"Kami melakukan pembersihan secara keseluruhan, dekontaminasi, sterilisasi, dan pengaturan aset-aset di dalam. Termasuk penataan dan pengaturan nomor bed, juga inspeksi dan perbaikan saran prasarana," ujarnya.

 

Oktavianus mengatakan, semakin longgar pasien yang menjalani perawatan memberikan kesempatan bagi RSLI Surabaya untuk memeriksa semua fasilitas yang tersedia. Maka dari itu, petigas nantinya bakal melakukan monitoring dan memastikan seluruh fasilitas yang ada dalam kondisi baik dan siap digunakan.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, berdasarkan data Kemenkes dan RS Online kasus harian Covid-19 periode 15 Juli hingga 27 September 2021 mengalami penurunan dari 8.230 kasus menjadi 92 kasus. Artinya, kata dia, kasus harian Covid-19 Jatim menurun mencapai 98 persen pada periode tersebut. Begitu pun kasus kematian harian mengalami penurunan dari 211 orang menjadi 14 atau turun 93 persen.

"Ini patut kita syukuri bersama dan saya sampaikan terima kasih atas kerja keras dan sinergi dari berbagai elemen masyarakat di Jatim," kata Khofifah.

Khofifah mengatakan, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) di RS rujukan Covid-19 Jatim juga mengalami penurunan dari 81 persen menjadi 6 persen, atau turun sebesar 75 persen. Begitu pun BOR ICU yang menurun dari 78 persen menjadi 11 persen, atau turun 67 persen. BOR RS Lapangan juga mengalami penurunan dari 74 persen menjadi 5 persen atau turun 69 persen. 

Menurut Khofifah, terjadinya penurunan BOR yang signifikan itu menjadi kabar baik. Apalagi di Jatim penurunan tak hanya BOR Isolasi, tetapi juga ICU dan RS Lapangan. Meski kasus Covid-19 di Jatim terus melandai, Khofifah mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.

“Meski BOR kita berada di bawah standar yang ditetapkan WHO, namun saya mohon tetap waspada dan diikuti dengan disiplin protokol kesehatan serta percepatan vaksinasi,” ujarnya.

 
Berita Terpopuler