AS akan Evakuasi Warga dari Afghanistan Lewat Jalur Darat

AS telah mengevakuasi lebih dari 120 ribu orang dari Afghanistan

Sgt. Jillian G. Hix/U.S. Army via AP
Dalam gambar yang diberikan oleh Angkatan Darat AS, pasukan terjun payung yang ditugaskan ke Tim Tempur Brigade 1, Divisi Lintas Udara ke-82 melakukan operasi keamanan saat mereka terus membantu memfasilitasi evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan pada Rabu, 25 Agustus 2021.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menjajaki cara untuk mengevakuasi warga Amerika dan sekutu Afghanistan, yang ingin meninggalkan Kabul termasuk melalui jalur darat. Para pejabat AS pada Rabu (1/9), menegaskan kembali komitmen untuk membantu orang-orang yang memenuhi syarat, tetapi tidak terangkut dalam penerbangan evakuasi.

Baca Juga

Dua hari setelah penerbangan terakhir AS meninggalkan bandara di Kabul, pejabat Departemen Luar Negeri dan Pentagon mengatakan, Washington fokus pada pemindahan pengungsi dari akomodasi sementara ke pemukiman permanen di AS atau negara lain.

Wakil Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan, pemerintah melakukan upaya diplomatik secara intensif untuk membantu warga AS dan sekutu Afghanistan yang ingin meninggalkan Kabul. Pemerintah mempertimbangkan berbagai macam rute untuk melakukan evakuasi.

“Kami mencari semua opsi, termasuk rute udara, rute darat dan terus mencari cara untuk membantu evakuasi dan mendukung mereka dalam hal itu,” kata Nuland, dilansir Aljazirah, Kamis (2/9).

Nuland menyambut baik upaya Qatar dan Turki untuk membuka kembali bandara di Kabul, setelah berkoordinasi dengan Taliban.  Dia mengatakan prioritas utama pemerintah adalah mengeluarkan 100 hingga 200 warga AS yang masih berada di Afghanistan.

Baca juga :AS Buka Kemungkinan Koordinasi dengan Taliban Perangi ISIS

"Mereka memiliki proyeksi yang relatif optimis tentang kapan itu (pembukaan bandara) akan dilaksanakan," kata Nuland.

Nuland menolak untuk membagikan rincian tentang kemungkinan evakuasi melalui rute darat. Hal itu untuk meminimalkan potensi risiko terhadap proses evakuasi.

 

Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan, Washington sepenuhnya mendukung upaya untuk membuka kembali bandara di Kabul. Hal itu akan memungkinkan evakuasi lanjutan terhadap warga AS, dan pengiriman bantuan kemanusiaan.

"Turki dan Qatar bersama dengan pasukan di lapangan bekerja secepat mungkin untuk membuka kembali bandara sipil. Ini adalah upaya yang terus kami dukung dengan segala cara yang kami bisa karena kami percaya ini penting untuk kepentingan kami sendiri," ujar Price.

AS secara resmi mengakhiri operasi militer selama 20 tahun di Afghanistan pada Senin (30/8). AS telah mengevakuasi lebih dari 120 ribu orang, termasuk 6.000 warga Amerika, sejak pertengahan Agustus.

Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, untuk sementara AS akan menampung 50 ribu pengungsi Afghanistan di pangkalan militer, sampai mereka mendapatkan pemukiman baru.  "Kami sedang mengupayakan kapasitas di pangkalan militer kami hingga 50 ribu,” kata Psaki. 

Baca juga : Israel Tolak Rencana AS Buka Konsulat untuk Palestina

 
Berita Terpopuler