Netflix-BBC Mulai Libatkan Penyandang Disabilitas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Netflix menggandeng stasiun penyiaran publik BBC untuk menyediakan ruang bagi pekerja industri kreatif film yang merupakan penyandang disabilitas untuk bisa berkarya dan berkreasi. Kesempatan berkarya tersebut terbuka baik untuk di depan maupun di belakang layar.

Kerja sama Netflix-BBC dikabarkan akan berjalan dalam jangka waktu lima tahun. Kedua belah pihak akan menghasilkan berbagai drama yang melibatkan talenta yang menyandang disabilitas.

"Kami mencari ide yang berambisi dan mendobrak, menantang batas industri yang secara tidak sadar berlangsung pada penyandang disabilitas. Intensi kerja sama ini menghasilkan pertunjukan di samping drama atau pun film yang sudah dikembangkan sebelumnya," kata Netflix dan BBC, seperti dikutip dari Variety, Kamis.

Pertunjukan yang nantinya dihasilkan dipastikan akan melibatkan penulis yang merupakan penyandang disabilitas seperti tunarungu atau tunadaksa. Kedua perusahaan itu nantinya akan membuat webinar yang melibatkan produser, termasuk pekerja kreatif lainnya, untuk melihat gambaran besar proses pembuatan filmnya.

Nantinya, akan ada ajang khusus untuk pengajuan naskah yang ditelah dibuat oleh para pekerja industri film yang menyandang disabilitas. Kabar ini hadir setelah penulis naskah Enola Holmes, Jack Thorne, memberikan pernyataan yang menggugah di Edinburgh TV Festival tentang kondisi industri televisi yang memandang sebelah mata para pekerja kreatif yang menyandang disabilitas.

"Gender, ras, seksualitas, semua telah masuk diskusi dan terlibat. Tapi saat penyandang disabilitas, mereka hanya disisihkan," kata Thorne.

Banyak produser film yang secara tidak sadar menolak naskah yang ditulis oleh penulis dengan disabilitas, atau banyak pemain di industri film yang tidak memberikan ruang bagi para aktor penyandang disabilitas untuk bisa tampil layaknya orang normal. Vice President Series Netflix Inggris Anne Mensah menyebutkan dengan adanya kerja sama strategis dengan BBC diharapkan ada perubahan paradigma terkait pelaku kreatif yang merupakan penyandang disabilitas dalam industri film dan TV.

"Kami harap ini memberikan kisah yang lebih besar dan berani dan memberikan ruang bagi mereka di Inggris maupun global," katanya.