Pakar: Partisi Plastik tak Efektif Cegah Covid-19

Partisi plastik banyak dipasang sebagai upaya pencegahan Covid-19.

ANTARA/ASPRILLA DWI ADHA
Petugas kasir berada di balik tirai plastik saat melayani pembeli di Mal Depok Town Square, Depok, Jawa Barat, Kamis (4/6/2020). Partisi plastik tersebut dipasang sebagai upaya pencegahan Covid-19.
Rep: Farah Noersativa Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak pandemi, partisi plastik maupun akrilik banyak digunakan di rumah makan, kasir minimarket, atau toko-toko kelontong dengan harapan dapat mencegah penyebaran Covid-19. Penyekat tersebut juga dipasang pada setiap meja di ruangan kelas seiring dengan persiapan kegiatan pembelajaran tatap muka.

Di tengah maraknya penggunaan partisi penyekat itu, seorang profesor dari Amerika Serikat meragukan efektivitasnya dalam mencegah penyebaran dan penularan Covid-19. Profesor teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech, Linsey Marr, menyebut, kemungkinan upaya itu tidak memberikan banyak manfaat. 

Baca Juga

Sebagai ilustrasi, Marr mengibaratkan virus penyebab Covid-19 seperti asap rokok. Keduanya sama-sama tak bisa dibendung penyebarannya dengan partisi.

"Salah satu cara untuk berpikir tentang penghalang plastik adalah bahwa mereka baik untuk memblokir hal-hal seperti cipratan liur, tetapi tidak efektif untuk hal-hal seperti asap rokok. Asapnya melayang begitu saja di sekitar orang yang ada di sana," kata Mar, dilansir laman Fox News, Jumat (20/8).

Penyekat plastik ini mungkin menghalangi partikel yang lebih besar dari batuk dan bersin. Namun, semakin banyak bukti menunjukkan partikel aerosol yang lebih kecil melayang di sekitar penghalang dan berisiko membuat orang lain terpapar.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science oleh Johns Hopkins menunjukkan, penyekat tersebut malah meningkatkan risiko hasil terkait Covid-19. Menurut Marr, penyekat ini malah mengganggu ventilasi ruangan.

"Aerosol yang dikeluarkan setiap orang akan terperangkap dan terjebak di sana dan menumpuk, dan akhirnya akan menyebar ke luar meja kita masing-masing," kata Marr.

Sejumlah murid mengikuti kegiatan belajar secara tatap muka menggunakan meja bersekat plastik, di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 09 Pasar Pandan Airmati (PPA), Kec. Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatra Barat, Jumat (24/7/2020).  - (Antara/Iggoy el Fitra)


Dalam beberapa kondisi, penyekat plastik ini dapat mengakibatkan penumpukan partikel virus. Laporan itu juga menyebut, penyekat plastik menciptakan apa yang disebut "zona mati" dengan konsentrasi partikel yang tinggi.

Sebaliknya, para ilmuwan menyarankan untuk memprioritaskan fokus pada vaksinasi di antara siswa dan staf yang memenuhi syarat untuk persiapan kembali ke sekolah. Selain itu, mereka juga mengingatkan pentingnya perbaikan ventilasi, termasuk filter udara HEPA jika diperlukan, serta pemakaian masker oleh masker siswa dan guru.

Dekan teknik di University of California Davis, Richard Corsi mengatakan, penghalang plastik seharusnya tidak menimbulkan kekhawatiran, tetapi orang tidak boleh berasumsi bahwa barang itu menawarkan perlindungan penuh. Corsi merekomendasikan pemakaian masker selain penghalang plastik untuk menurunkan risiko infeksi.

 
Berita Terpopuler