Mengenal Istilah Umara' al Hajj

Dalam rombongan jamaah haji ini ada pemimpin pasukan yang bertugas menjaga.

google.com
Kafilah haji berjalan di tengah padang pasir ke Makkah.
Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, Di masa lalu, para jamaah haji dari berbagai negara biasanya berkumpul di kota-kota besar di Suriah, Mesir, dan Irak sebelum melanjutkan perjalanan ke Makkah. Tujuannya supaya perjalanan dilakukan secara berkelompok. Kala itu, jumlah jamaah haji sudah mencapai puluhan ribu orang.

Baca Juga

 

Dalam rombongan jamaah haji ini ada pemimpin pasukan yang bertugas menjaga keselamatan dan mengorganisasi jamaah. Komandan pasukan itu disebut umara' al hajj. Tak hanya melindungi jamaah, ia juga bertugas menjaga harta dan suplai makanan selama perjalanan.

 

Khalifah Abbasiyah Harun ar-Rasyid merupakan salah seorang pemimpin yang pernah mengemban tugas itu. Ia memilih jalan bertarung demi Allah dan karena itu ia dijuluki Komandan Besar selama perjalanan menuju Masjidil Haram.

 

Istrinya, Zubaydah binti Ja'far, pernah membangun jalan sepanjang 900 mil dari Kufah ke Makkah. Jalan yang dinamai Darb Zubaydah itu selesai dibangun pada 780 M. Jalan itu sekaligus menjadi rute paling awal yang diperuntukkan bagi jamaah haji.

 

 

Sang permaisuri juga peduli dengan jamaah haji dari golongan tidak mampu yang menuju ke Baitullah dengan berjalan kaki. Demi membantu mereka, ia membangun sembilan tempat istirahat di sepanjang jalan itu. Kesemua tempat istirahat itu memiliki pemandian, tempat tidur, dan masjid.

Zubaydah pun terenyuh hatinya ketika melihat jamaah haji kurang mampu harus susah payah membayar untuk sebotol air minum. Ia yang kebetulan memiliki sejumlah sumur kemudian mengalirkan air dari sumur itu ke sejumlah titik di sepanjang rute perjalanan haji antara Wadi Nu'man sampai Makkah. Sumur-sumur yang kemudian disebut Ayn Zubaydah itu diprediksi dibangun dengan total biaya 54 juta dirham.

Ibnu Zubayr, yang pernah melakukan perjalanan haji dari Andalusia ke Makkah, menuturkan manfaat dari sumur-sumur itu. ''Jamaah haji mengambil air dan bersenang-senang dalam kelimpahan air itu. Mereka juga berenang dan mandi pada air itu. Itulah pemberian Tuhan bagi perjalanan mereka.''

 

 

 

 

 

 
Berita Terpopuler