Al-‘Azhim, Yang Mahaagung

Lafaz Al ‘Azhim terulang enam kali di dalam Alquran.

Republika/Yogi Ardhi
Al-‘Azhim, Yang Mahaagung
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah adalah al-‘Azhîm, yang berarti Yang Mahaagung. Dalam penyebutannya sebagai nama Allah, lafaz  al-‘Azhîm terulang enam kali di dalam Alquran.

Baca Juga

Satu kali menyertai lafzul jalalah (Allâh), yaitu di al-Haqqah: 33, dua kali menyertai nama al-‘Alîy (Yang Mahatinggi), yaitu di al-Baqarah: 255 (Ayat Kursi) dan asy-Syura: 4, serta tiga kali disebut dalam ayat:

فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ

“Maka bertasbihlah dengan menyebut nama Rabb-mu Yang Mahaagung.” (Qs. al-Waqi‘ah: 74, 96, dan al-Haqqah: 52).

Ayat yang sama di tiga tempat berbeda tersebut berisi perintah untuk bertasbih. Dengan demikian, tersirat di sini pertalian makna antara tasbih dan nama Al-‘Azhîm.

Apa itu tasbih? Tasbih berarti menyatakan kemahasucian Allah.

Allah adalah Dzat Yang Sempurna, namun bayangan manusia tentang Allah tidak pernah dapat mewakili kesempurnaan-Nya secara utuh. Oleh karena itu, manusia pertama-tama perlu menyatakan bahwa Allah terbebas (suci) dari segala anggapan yang buruk yang sangat tidak sesuai dengan kebesaran-Nya maupun persepsi yang baik.

 

Link artikel asli

Namun, tidak seutuhnya tepat dengan kemahasempurnaan-Nya. Setelah itu, manusia perlu mengakui, memuji dan takjub terhadap keagungan Allah yang tiada tara. Itulah makna tasbih.

Al-‘Azhîm di ayat tersebut dipahami sebagai sifat Allah yang menunjukkan seluruh kebesaran dan kesempurnaan-Nya. Sehingga, tepatlah pesan ayat tersebut, yaitu agar kita menyatakan kesucian Allah dari segala yang tidak sesuai dengan keagungan-Nya sebagai penguasa langit dan bumi.

Keagungan Allah tidak dapat ditandingi oleh keagungan ciptaan-Nya, bahkan keagungan segala yang dipandang agung adalah berkat anugerah-Nya. Keagungan Allah tidak dapat diukur dan dibandingkan karena Allah lebih agung dari segala sesuatu. “… Kepunyaan-Nya segala apa yang di langit dan segala apa yang di bumi … Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah tidak merasa berat menjaga keduanya. Dan Dialah Al-‘Alîy Al-‘Azhîm.” (Qs. al-Baqarah: 255).

Hamba Al-‘Azhîm  menyadari dirinya dan semua wujud ciptaan adalah kecil di hadapan Allah. Sekadar dengan melihat karya-Nya yang paling sederhana di alam raya, hamba Al-‘Azhîm akan merasa kerdil dan mengakui serta mengagumi kebesaran-Nya. Diri yang kerdil tentu tidak semestinya membangga-banggakan karyanya apalagi bersikap sombong di hadapan yang lainnya.

-----

Izza Rohman, Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PWM DKI Jakarta

Sumber: Majalah SM Edisi 17 Tahun 2018

https://suaramuhammadiyah.id/2021/07/31/al-azhim-yang-maha-agung/

 
Berita Terpopuler