Zakiah Daradjat, Pelopor Psikologi Islam (II-Habis)

Zakiah Daradjat memang merupakan seorang psikolog Muslim.

wordpress.com
Prof Zakiah Daradjat
Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, Zakiah Daradjat memang merupakan seorang psikolog Muslim. Tapi, dia juga memiliki perhatian yang luar biasa terhadap pendidikan Islam. Karena itu, Zakiah turut melahirkan pemikiran di bidang pendidikan Islam

Baca Juga

Pemikiran pendidikannya cenderung ke arah pendidikan jiwa, khususnya terkait kesehatan mental. Zakiah memandang bahwa pendidikan harus mencakup kehidupan manusia seutuhnya, tidak hanya memperhatikan segi akidah dan ibadah, tapi juga akhlak.

Pemikiran Zakiah Daradjat di bidang pendidikan agama banyak memengaruhi wajah sistem pendidikan di Indonesia. Dia termasuk salah seorang tokoh yang mendorong lahirnya kebijakan pembaruan madrasah.

Melalui surat keputusan Menteri Agama, Mendikbud, dan Mendagri, dia menginginkan peningkatan penghargaan terhadap status madrasah. Salah satunya dengan memberikan pengetahuan umum 70 persen dan pengetahuan agama 30 persen, sehingga lulusan madrasah bisa diterima di sekolah maupun perguruan tinggi umum.

Sementara, ketika menempati posisi sebagai direktur Perguruan Tinggi Agama, Zakiah juga banyak melakukan sentuhan bagi pengembangan perguruan tinggi agama Islam. Salah satu contoh, untuk mengatasi kekurangan guru bidang studi umum di madrasahmadrasah, Zakiah membuka jurusan tadris di IAIN. 

 

 

Membantu tanpa Pamrih

Pada 1965 Zakiah Daradjat memutuskan membuka praktik psikologi di rumahnya di Wisma Sejahtera, Jalan Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan. Profesor perempuan ini pun semakin mengetahui watak berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Namun, dalam menjalankan praktik psikologinya, dia tidak memasang tarif, sehingga kerap tidak menerima bayaran apa-apa dari kliennya. Walaupun, beberapa pasiennya juga ada yang memberikan bayaran seikhlasnya, termasuk berupa buah-buahan.

Ia dengan tekun mendengarkan keluh an para pasiennya tanpa memandang apakah mereka dari golongan masyarakat mampu atau bukan. `'Sering kali, saya tidak menerima bayaran apa-apa ka rena memang tujuan saya untuk menolong sesama manusia,'' kata Zakiah.

Selama berpuluh-puluh tahun, Zakiah hampir setiap hari menggeluti berbagai persoalan yang berkaitan dengan remaja.

Dia rata-rata menghabiskan waktu dua jam menerima pasiennya yang kebanyakan anak remaja atau orang tua yang mempunyai masalah dengan anakanaknya. 

Zakiah sangat prihatin dengan banyaknya orang tua yang kurang memperhatikan anak-anaknya. Apalagi, menurut dia, secara tidak sadar banyak orang tua yang ikut memberikan andil dalam menjerumuskan anaknya.

 

Menurut dia, kebanyakan anak-anak berperilaku nakal karena di rumah kurang mendapat kasih sayang orang tuanya. Karena itu, dia mengelus dada bila mendengarkan orang tua yang selalu menyalahkan anak-anaknya yang nakal.

 
Berita Terpopuler