Ibn al-Jazzar, Dokter yang Dikagumi Dunia (II-Habis)

Al-Jazzar terkenal dengan kesederhanaannya.

wikipedia
Ilmuwan Islam Al Kindi tengah sibuk dalam ekpresimennya.
Rep: Muhyiddin Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, Ibnu Al-Jazzar tumbuh dan berkembang di lingkungan yang kondusif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, yaitu Kairouan, Tunisia kini. Ia menempuh pendidikan di kuttab semasa muda dan mempelajari tata bahasa, teologi, fikih, dan sejarah di Masjid Uqba Ibnu Nafi.

Baca Juga

Al-Jazzar mempelajari ilmu medis dari ayah dan pamannya yang seorang Yahudi dan dokter di Qayrawan (Kairouan), Ishaq Ibnu Suleiman. Ia belajar medis di rumah dan mengajarkan kembali kepada murid-muridnya. Masa pendidikannya ini dikisahkan dalam karyanya Zad Al Mussafir (viaticum).

Makalah ini tersebar pada abad kesembilan dan dikenal langka dan mahal. Al Jazzar memiliki perpustakaan yang kaya akan buku-buku seberat 50 kilogram. Buku-buku ini tidak semuanya tentang kedokteran, tetapi juga buku-buku lainnya.

Al-Jazzar juga menulis berbagai buku medis lain, seperti penyakit anak, demam, gangguan seksual, terapi, gangguan perut, kusta, obat-obatan.

(Baca Juga: Ibnu Al-Jazzari, Dokter yang Dikagumi Dunia Bagian Pertama)

 

Selain buku medis, dia juga menulis buju sains lain, seperti sejarah, mengenai binatang, dan sastra Al-Jazzar diperkirakan wafat pada tahun sekitar  895 M dan 1009 M.

Tahun kelahiran dan kematiannya sulit dipastikan kebenarannya. Banyak kebingungan masalah tahun kelahirannya (Ibnu al-Jazzar), ujar Hajji Khalifah dalam karyanya bertajuk Kashf al-Zunun II.

 Hajj menuturkan, ada tiga versi mengenai tahun yang sempat disebut-sebut sebagai tahun wafatnya Ibnu al-Jazzar ini. Pertama, sebelum tahun 400 H/1010 M, kedua tahun 400 H/1010 M, dan ketiga setelah tahun ini.

Sementara, Brockelmann (GI, 238) menyebutkan, al-Jazzar tutup usia pada tahun 395 H/1004 M. Ilmuwan lainnya, seperti Idris, mengadopsi pendapat Brockelmann soal tahun wafatnya al-Jazzar.

Sedangkan, Ibnu Juljul merujuk pada karyanya bertajuk Tabaqat al-Atibba menyebutkan Ibnu Al-Jazzar meninggal pada 987 M. Sementara, Ibnu 'Idhari dalam karyanya al-Bayan al-Mughrib I, mengatakan wafatnya Ibnu Al-Jazzar sekitar 369 H/979 M-980 M.

Namun, baru-baru ini ada bukti yang menunjukkan bahwa ia meninggal di kota kelahirannya di Kairouan, sekitar tahun 979-980 M (369 H). Dia hidup selama 84 tahun. Sejak lahir hingga meninggal dia berada di Kairouan.

 

 

 

 

Sosok yang Sederhana dan tak Cinta Dunia

Al-Jazzar terkenal dengan kesederhanaannya. Saat wafat, ia meninggalkan warisan 24 ribu dinar dan dua puluh lima kuintal buku mengenai pengobatan dan mata pelajaran lainnya. Ia pernah menikah, tetapi tidak dikaruniai anak.

Al-Jazzar dikenal semasa hidupnya, mengabdikan diri mengobati penduduk asli di wilayah Kairouan. Beberapa dokter ingin berlomba sebagai dokter istana, sedangkan dia justru lebih memilih melayani masyarakat biasa. Ia juga tidak dekat dengan pemerintahan.

Ini seperti saat dia mengajarkan putra Cadhi al Nooman, al-Jazzar menolak menerima hadiah 300 mithkals (ukuran untuk uang emas). Saat praktik dia selalu memeriksa pasien dengan jam konsultasi tertentu.

Pelayannya Rashiq memberikan obat yang dibutuhkan bagi pasiennya secara gratis. Ia bekerja dengan profesional meskipun untuk rakyat biasa. Al-Jazzara buka praktik sesuai jam konsultasi dan ada jam khusus analisis masalah urine pasien. Setiap temuannya selalu dipelajari dan dipraktikkan.

(Baca Juga: Ibnu Al-Jazzari, Dokter yang Dikagumi Dunia Bagian Pertama)

 

 
Berita Terpopuler