Pesona Masjid Rustem Pasha Karya Minar Sinan

Masjid Rustem Pasha dibangun oleh arsitek Ottoman Mimar Sinan

www.bosphorustour.com
Masjid Rustem Pasha.
Rep: Fuji Eka Permana Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  ISTANBUL -- Masjid Rustem Pasha dibangun oleh arsitek Ottoman Mimar Sinan, Yuzgec Mehmet Pasha di barat laut Provinsi Bilecik. Masjid tersebut menunggu pengunjungnya dengan kemegahannya.

Baca Juga

Dilansir dari laman Daily Sabah, Kamis (29/7), masjid berusia lima abad itu mengesankan pengunjung, terutama dengan atapnya yang memukau setelah direstorasi dan diperbaiki.

Masjid ini diresmikan pada tahun 1542 oleh Wazir Agung Rustem Pasha, menantu Sultan Suleiman I, juga dikenal sebagai Suleiman yang Agung. Ini adalah karya Turki-Islam terbesar di distrik Osmaneli Bilecik, dengan jejak era Ottoman dan Seljuk.

Mehmet Pasha membangun masjid di atas denah persegi dengan dinding batu Lefke yang diambil dari wilayah tersebut. Atap kayu masjid, dibangun melalui corbelling, menarik perhatian pengunjung dengan orisinalitasnya, menantang ujian waktu. Menara masjid yang terbuat dari batu dan ditutupi dengan kerucut yang dipasang di dasar persegi panjang, adalah visual yang megah.

 

 

Al-Fath, surah ke-48 dalam Alquran, menghiasi tiga sisi masjid, yang membangkitkan kekaguman dengan dekorasi interiornya. Juga, panel ubin abad ke-17 dengan penggambaran Kabah di dinding kiblat patut mendapat perhatian khusus.

Upaya dilakukan untuk melestarikan struktur asli masjid. Itu diperbaiki atas perintah Keskinzade Hac Ali Aga pada tahun 1779 dan menjalani beberapa pekerjaan restorasi selama periode Republik juga.

Masjid yang juga dikenal sebagai "Masjid Agung" karena merupakan masjid tertua dan terbesar di distrik tersebut, terakhir kali dipugar oleh Direktorat Regional Yayasan Bursa pada tahun 2011 dan terlihat seperti sekarang ini. 

Walikota Distrik Osmaneli Munur Sahin mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa Jalur Sutra melewati Osmaneli di masa lalu, dan masjid itu dibangun di pusat kota. Menekankan bahwa fitur terpenting dari masjid ini adalah konstruksinya dengan batu Lefke.

 

 

"Lefke adalah nama lama Osmaneli. Batu Lefke digunakan selama fase konstruksi masjid ini," kata Sahin.

Hampir semua masjid yang dibangun pada masa Kesultanan Utsmaniyah dibangun dengan kubah, walikota distrik tersebut mengatakan, masjid ini juga termasuk arsitektur Seljuk dan memiliki atap yang seluruhnya terbuat dari kayu.

 

"Atapnya terdiri dari tiga rangka kayu yang diletakkan di atas satu sama lain. Fakultas arsitektur dan teknik paling kagum dengan daya tahan atap yang begitu indah hingga saat ini," ujar Sahin.

 
Berita Terpopuler