Sentuhan Peradaban Islam dalam Kemegahan Sarajevo (I)

Kesultanan Turki Utsmani mendirikan Sarajevo pada 1450.

web.sabanciuniv.edu
kota Sarajevo
Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, Sejarah mencatat, Kesultanan Turki Utsmani mendirikan Sarajevo pada 1450. Berkat pengaruh peradaban Islam, Sarajevo pernah bertengger gagah sebagai salah satu kota terbesar dan terkemuka di Eropa.

Baca Juga

Selain dihiasi bangunan-bangunan besar dan megah, kota ini memiliki sistem air sendiri, pemandian, menara jam raksasa, dan sekolah-sekolah. Semua ini menjadikan pamor Sarajevo lebih mencorong dibandingkan kota-kota lain di Eropa. 

Muslim melakukan shalat dengan aturan jarak sosial pada malam yang diyakini sebagai Lailatul Qadar , salah satu malam paling suci bagi Muslim, di Masjid Gazi Husrev-beg di Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina pada 20 Mei 2020. - (Anadolu/Mustafa Öztürk)

Gubernur Isa-Beg Isakociv ditunjuk untuk memimpin kota ini. Di bawah kepemimpinannya, berbagai bangunan penting didirikan, mulai dari masjid, pasar, pemandian umum, jembatan, asrama, dan istana gubenur Sarajevo yang disebut Saray.

Masjid yang terkenal pada masa itu adalah Masjid Carova Damija. Masjid Carova yang disebut juga Masjid Tsar atau Masjid Imperial ini dibangun sebagai bentuk penghormatan kepada Sultan Turki Utsmani, Muhammad II.

 

 

Sarajevo menjelma menjadi kota besar yang cantik dan berbudaya setelah Gubernur Isakociv melakukan beragam langkah perbaikan. Dalam sebuah laporan disebutkan, kala itu banyak warga Nasrani yang beralih keyakinan menjadi Muslim.

Hal itu terlihat dari nama keluarga sejumlah warga Sarajevo yang bernuansa Kristen. Misalnya, ada seorang warga bernama Mehmed Ivan.  

Pada 1521-1541, pemerintahan di Sarajevo berganti. Isakociv digantikan Gubernur Gazi Husrev Beg. Ia adalah sosok yang paling berpengaruh dan terkenal di Bosnia-Herzegovina. Ia dikenal pula sebagai pemimpin yang bijaksana dan berkontribusi besar bagi terbentuknya Sarajevo seperti saat ini.

Di bawah kepemimpinannya, setiap sudut Sarajevo tak ada yang luput dari perhatiannya. Tak heran pertumbuhan Sarajevo melesat cepat.

Pada masa itu, Sarajevo terkenal di seantero Eropa sebagai kota yang memiliki bangunan-bangunan besar dan megah. Masjid-masjid indah bertebaran di kota ini. Bahkan pada pertengahan abad ke-16, jumlahnya mencapai ratusan.

 

 

Berbeda dari kebanyakan kota lain di benua itu, sekolah-sekolah di Sarajevo terbuka bagi semua kalangan, tak hanya bagi orang kaya semata. Keberadaan pemandian di kota itu juga membuat Sarajevo terlihat lebih beradab dibandingkan kota lainnya. Kala itu, sebagian besar orang Eropa masih menganggap bahwa budaya mandi tidak sehat.

Karena itu, tak mengherankan bila penduduk Sarajevo yang disebut Sarayliyas merupakan orang-orang yang bersih dan sehat. Bahkan, rakyat jelata di kota itu merupakan rakyat jelata terbersih dan berkebudayaan paling maju di benua tersebut.

Masjid ?ekre?i Muslihudin di Sarajevo. - (Kons.gov.ba)

''Mengapa manusia yang hidup di Sarajevo bisa panjang umur, hal itu karena terdapat seribu tempat air mengalir di sana,'' kata seorang penyair terkenal menggambarkan Sarajevo.

 

 

Pada masa pemerintahan Gubernur Gazi Husrev-beg, dibangun pula banyak jembatan megah. Jembatan-jembatan itu sebagai bukti nyata meningkatnya urbanisasi pada masa itu.

Jembatan-jembatan itu juga menggambarkan berkembangnya aktivitas perdagangan. Di antara sekian banyak jembatan itu, salah satunya yang fenomenal adalah jembatan Mehmed Pasha Sokolovic di Visegrad. 

Dibandingkan kota-kota lain di Bosnia, pembangunan jembatan di Sarajevo terlihat lebih masif. Hal ini karena Sarajevo merupakan ibu kota negara dan kota ini terbelah oleh sungai. Hal itulah yang membuat jembatan menjadi sarana penghubung yang sangat penting.

Di bawah kekuasaan Turki Utsmani, Sarajevo membangun setidaknya tujuh jembatan. Dari jumlah itu, kini tinggal empat jembatan yang masih utuh, yakni jembatan Kozja Cuprija,  Seher-Cehaja, Latin (Latinska Cuprija), dan Rimski Most.

 

 

Banyak sejarawan sepakat, abad ke-16 merupakan puncak masa keemasan Sarajevo. Pada saat itu, hampir seluruh bagian kota ini terbangun dengan sempurna.

Pada abad itu, penduduk kota ini hidup berkecukupan, bahkan Sarajevo disebut sebagai kota terkaya di Balkan Barat setelah Dubrovnik. 

Azan memang bukan sesuatu yang asing bagi Sarajevo. Sebab, kota ini memang memiliki nuansa keislaman yang kental. Tak hanya bentuk-bentuk bangunan yang mencerminkan adanya sentuhan peradaban Islam.

Perkembangan ekonomi dan perdagangan di Sarajevo pun tak lepas dari kegemilangan peradaban Islam pada masa lalu, khususnya di masa keemasan Kesultanan Turki Utsmani.

 

 

 

 

 

 
Berita Terpopuler