Berburu Tenun Ikat ke Bukhara

Bukhara, adalah titik utama di Jalur Sutra.

Bukhara

Bukhara

Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, Bukhara, adalah titik utama di Jalur Sutra dan salah satu simpul terpenting dalam perdagangan tekstil antara Asia, Timur Tengah dan Eropa.

Baca Juga

Melalui kafilah pedagang pengembara, ikat masuk ke Uzbekistan dan, pada abad ke-18, menjadi komoditas yang paling dicari kelas atas Eropa. Hanya pengrajin yang paling terampil yang diizinkan untuk memproduksi ikat untuk dipasarkan di sini.

Uzbekistan dan Venesia menjadi kota penting bagi penetrasi tenun ikat ke daratan Eropa. Dua wilayah ini berfungsi sebagai hub penting dalam jaringan perdagangan yang menghubungkan Timur dan Barat, posisi yang memungkinkan tempat ini memperkaya diri dengan seni dan budaya dari berbagai penjuru dunia. Berada di jantung Eurasia, Uzbekistan adalah salah satu pos terpenting dari Jalur Sutra. 

Tenun ikat Bukhara populer karena ragam hiasnya berbentuk mosaik yang indah. Pola mozaik ini merupakan ciri khas seni Islam, yang bertema figuratif, geometris, dankaya warna. Alih-alih hanya memadukan dua warna, tenun ikat Bukhara terkenal dengan paduan warna-warni yang ceria dengan desain yang rumit.

 

 

Seni tenun ikat Bukhara kemudian menyebar ke utara dan timur ke Samarkand, Tashkent, dan Lembah Fergana. Yang menarik pada abad ke-19, ketika tenun ikat sudah sangat populer, kelompok etnis yang berbeda mengkhususkan diri dalam berbagai bagian proses yang berbeda pula.

Kaum Tajik, misalnya, mengkhususkan diri pada pembuatan benang warna merah juga kuning dan kaum Yahudi suka pada warna-warna nila. Sementara kaum Uzbek mengadopsi warnawarna benang dari kedua kelompok etnik ini dan fokus pada motif tenunan. 

Tenun ikat dengan pengaruh budaya Islam juga berkembang di Yaman. Daerah yang berbeda, bahkan kota yang berbeda dalam wilayah yang sama, membuat karya tenun ikat yang khas.

Bahkan, penenun di Mesir belajar untuk menirunya selama periode Fatimiyah. Kain tenun ikat ini, yang kemudian distribusikan ke Mesir, semua berbentuk matriks bergaya Yaman.

 

Runtuhnya Jalan Sutra dan perubahan peta politik dunia menyebabkan ikat Uzbek tenggelam. Apalagi kemudian wilayah ini masuk dalam Uni Soviet, yang memonopoli penjualan kain-kain dari wilayah ini.

Di sisi lain, ikat menjadi mudah diakses oleh publik, desainnya disederhanakan, dan pewarna sintetis diperkenalkan.

Kedatangan para pedagang Belanda dari Asia Tenggara, penjelajah Spanyol di Amerika Selatan, dan dari para pelancong membuat tenun ikat dengan beragam model dan warna mudah dijumpai di mana-mana di negaranegara Eropa.

Pada abad ke-18, Prancis menjadi negara pertama yang mendesain tenun ikat sendiri, yang dikenal sebagai chiné à la branche taffeta.

 
Berita Terpopuler