Pejabat Senior Palestina Sebut Israel Dekati Mahmoud Abbas

Beberapa pejabat Israel memberi selamat kepada Abbas pada kesempatan Idul Adha.

Middleeasteye
Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas , memperlihatkan peta wilayah Palestina yang terus berkurang karena dicaplok Israel.
Rep: Fergie Nadira Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Anggota Dewan Nasional Palestina (PNC) Nabil Amr menyatakan, Israel tengah berusaha membangun kepercayaan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Pernyataannya melalui video beredar luas di media sosial, Jumat (23/7) lalu.

Baca Juga

Dalam video yang pertama dilaporkan Al Wattan Voice, Amr, yang merupakan pejabat senior Palestina mengeklaim beberapa pejabat Israel memberi selamat kepada Abbas pada kesempatan Idul Adha. Namun menurutnya, tujuan inti dari telepon itu adalah membangun kembali kepercayaan.

"Pada awalnya, orang-orang senang dengan hasilnya, tetapi seiring waktu, situasinya menjadi terbalik," ujarnya mengomentari serangan Israel di Gaza, dikutip laman Middle East Monitor, Ahad (25/7). Amr menegaskan, tidak ada rekonsiliasi.

"Masalah rekonstruksi bergerak lambat dan harapan warga Palestina berkurang karena perbedaan, ini adalah masalah yang paling berbahaya," ujar dia. Sementara itu, ia menegaskan, ada kudeta terhadap solusi politik untuk perjuangan Palestina yang diusulkan oleh masyarakat internasional.

 

 

"Awalnya, kami berbicara tentang program politik besar-besaran yang akan berakhir, setelah masa transisi, dengan sebuah negara," ungkapnya. Menurutnya, ada patronase internasional untuk program itu tetapi kudeta di sini berubah dari program ini menjadi solusi ekonomi saja.

"Masalah paling berbahaya dari kudeta ini adalah Amerika dan Eropa telah menugaskan misi untuk menyelamatkan Palestina ke Israel," kata dia.

Amr menegaskan, Palestina sedang menunggu kepemimpina, tingkat politik dan faksi Palestina untuk menyajikan program persuasif menyelesaikan krisis yang sedang berlangsung. "Ini tidak bisa terjadi tanpa pemilihan umum yang bebas," tukasnya.

 
Berita Terpopuler