Najib Al-Kailani Sang Pelopor Novel Islami (I)

Najib al-Kailani berdakwah lewat karya sastra.

Wallpaperflare
(Foto: ilustrasi membaca novel)
Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Najib al-Kailani berdakwah lewat karya sastra. Menurut buku Tokoh-tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20 karya Herry Mohammad dkk, semua kisah, novel, drama, syair, dan karya sastranya, bahkan pekerjaannya sebagai dokter ia persembahkan untuk tujuan mulia demi mencapai ridha Allah SWT, membangun kemuliaan Islam dan kaum Muslim.

Baca Juga

Kehidupan tokoh kelahiran Desa Syarsyabah, pedalaman Mesir, pada 1931 ini tumbuh sebagai sastrawan dan penyair Muslim terbaik yang pernah ada. Seluruh potensi dan kemampuan sastranya disumbangkan untuk berdakwah di seluruh penjuru dunia. Kehidupannya adalah kehidupan pejuang dan mujahid di jalan kebenaran dan perkataan yang baik.

Prestasi sastra Najib tidak hanya bergema di dunia Arab, bahkan hingga ke level internasional. Asosiasi Sastra Islam memberikan penghargaan kepada anak pertama dari tiga bersaudara ini sebagai pelopor novel Islam. Pemberian penghargaan dilakukan di kantor cabangnya di Kairo, setahun lebih sebelum ia meninggal dunia.

Medan penulisan Najib yang paling subur adalah fiksi.  Tidak salah jika ia disebut sebagai pelopor novel Islam. Karya-karyanya tidak mengandung unsur amoral, hedonisme, dan keseronokan. Hal yang selalu menjadi perhatiannya adalah persoalan umat Islam dan dunia Islam. Najib yang juga seorang dokter ini  telah menulis lebih dari 70 buku, baik berupa novel, cerita, puisi, kritik, pikiran, dan bidang kedokteran.

 

 

Empat dari buku karya Najib telah diterjemahkan ke bahasa Persia, yakni In Search of Freedom (buku tentang pembunuh Hazrat Hamza's), Second Wife, Quds in Separation of Farouk, dan Heroes of the North (menceritakan jihad Muslim Afrika Utara dalam memerangi kolonialisme).

Sistematika menarik yang menjadi ciri tulisannnya tampak pada novel-novelnya yang selalu mengungkapkan penderitaan kaum Muslim di berbagai negeri.

Layali Turkistan, menggambarkan problem bangsa Muslim Turkistan yang tertindas. Amaliqat asy-Syimal, menggambarkan permasalahan kaum Muslim di Nigeria, hingga seakan-akan kita hidup di tengah permasalahan tersebut. Dan, Adzra' Jakarta yang menggambarkan perang antara komunis dan umat Islam Indonesia yang memakan banyak korban jiwa. 

Azh-Zhill al-Aswad, misalnya, yang menggambarkan permasalahan kaum Muslim Etiopia dan memaparkan fakta sejarah yang mungkin sudah dilupakan masyarakat Etiopia sendiri. Penulis mendapatkan dokumen sejarah dari pemberontak Eriteria.

 

 

Najib juga selalu mengambil sejarah sebagai latar belakang novel-novelnya, seperti Nurullah, Qatilu Hamzah, dan Umar Yazharu fi al-Quds. Sedangkan, karya beliau yang lain mengambil realitas sosial kontemporer sebagai latar belakang novel-novelnya, seperti Imra'ah Abdul Mutajalli, Mamlakatul Inab, dan Aqwal Abdul Futuh asy-Syarqawi.

Sedangkan di cerita pendek, Najib mengambil latar belakarang sejarah, realitas, dan tugas keseharian, seperti dalam karyanya, Farisu Hawazin, Mau'iduna Ghadan, dan Hikayat Thabib. 

Dalam bidang syair, beliau mewariskan sekitar 10 kumpulan syair. Di antaranya, Ashr as-Syuhada', Aghan al-Ghuraba', Ughniyat Laili at-Thawil, Madinat al-Kabair, Nahwa al-Ula, Muhajir, dan Kaifa Alqaka?.

Dalam bidang kritik sastra, Najib menulis buku al-Islamiyah wa al-Madzahib al-Adabiyah, Iqbal asy-Syair ats-Tsair, Madkhal ila al-Adab al Islami, Rihalati ma'a al-Adab al-Islami, dan Afaq al-Adab al-Islami.

Pada bidang pemikiran, ia menulis Tahta Rayat al-Islam, Ath-Thariq ila Ittihad Islami, A'da al-Islamiyah, dan Haula ad-Din wa ad-Daulah.

 

 
Berita Terpopuler