Berapa Banyak Polusi dari Penerbangan Jeff Bezos?

New Shepard menggabungkan hidrogen cair dan oksigen cair untuk daya dorong.

space
Penumpang New Shepard Jeff Bezos, saudaranya Mark, penerbang perintis Wally Funk dan Oliver Daemen yang berusia 18 tahun berhasil terbang ke luar angkasa, Selasa (20/7)
Rep: Idealisa Masyrafina Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Miliarder Jeff Bezos meluncur ke luar angkasa pada hari Selasa (20/7), dalam penerbangan awak pertama dari kapal roketnya, New Shepard. Kru yang terdiri dari empat orang melakukan perjalanan dalam kapsul dengan jendela terbesar yang diterbangkan ke luar angkasa.

Baca Juga

New Shepard, yang dibangun oleh perusahaan Bezos, Blue Origin, dirancang untuk melayani pasar pariwisata luar angkasa yang sedang berkembang. Lalu, berapa banyak polusi yang akan dihasilkan Jeff Bezos selama perjalanannya ke luar angkasa?  

Ternyata, roket New Shepard Blue Origin menjadi salah satu kendaraan peluncuran terbersih dalam perjalanan luar angkasa. Namun, tetap ada kekhawatiran perubahan iklim dari pesawat ruang angkasa suborbital dapat meningkat karena penerbangan serupa juga diluncurkan dalam waktu dekat.

Roket bukanlah teknologi ramah lingkungan. Dampak lingkungan secara keseluruhan masih dipelajari. 

Menurut penjelasan dari situs web Everyday Astronaut, sebagian besar peluncuran menghasilkan hal-hal seperti uap air, karbon dioksida (CO2), jelaga, dan aluminium oksida. Apa yang dihasilkan ini tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan.

New Shepard menggabungkan hidrogen cair dan oksigen cair di mesinnya untuk menghasilkan daya dorong. "Ini berarti emisi utamanya adalah air dan beberapa produk pembakaran kecil, dan hampir tidak ada  CO2," ujar Darin Toohey, ilmuwan atmosfer di University of Colorado, Boulder, dilansir di Live Science, Selasa (20/7).

Toohey menambahkan, air di knalpot roket dapat meningkatkan jumlah awan di atmosfer. Ini termasuk awan induk mutiara warna-warni yang sering terlihat saat matahari terbenam setelah peluncuran. 

Ini dapat berdampak pada lapisan atmosfer atas yang dikenal sebagai mesosfer dan ionosfer. Namun, karena jumlah peluncuran roket saat ini sangat rendah, maka tidak terlalu menjadi perhatian dalam pemodelan iklim, menurut Toohey dalam artikel 2019 untuk Eos, majalah berita American Geophysical Union.

Kondisi ini bisa berubah ketika tingkat peluncuran meningkat dalam waktu dekat, dan banyak artikel Eos melibatkan panggilan untuk studi lebih lanjut tentang dampak potensial dari penerbangan semacam itu.

 

Polusi karbon dioksida dari penerbangan luar angkasa masih dapat diabaikan. Roket menyumbang sekitar 0,0000059 persen dari semua emisi CO2 pada 2018, menurut Everyday Astronaut.  Sementara itu industri penerbangan menyumbang sekitar 2,4 persen dari emisi CO2 global pada tahun yang sama.  

Es dan awan dapat memantulkan sinar matahari kembali ke luar angkasa dan mengurangi panas global. Namun, uap air adalah gas rumah kaca yang lebih kuat daripada karbon dioksida. Semakin lama uap itu berada di atmosfer, semakin besar ia akan memanaskan planet kita.

"Uap air di bagian atmosfer yang lebih tinggi tidak sepenuhnya tidak berbahaya," kata Florian Kordina, yang menulis artikel Everyday Astronaut. "Tapi karena New Shepard akan mematikan mesinnya di awal penerbangan, sangat sedikit air yang akan cukup tinggi untuk tetap di sana." jelasnya.

Perhatian utama dalam penerbangan roket ini adalah partikel kecil seperti jelaga dan aluminium oksida. Ini dapat memiliki dampak yang tidak proporsional pada atmosfer. Jumlah yang sangat kecil dapat membuat perbedaan besar.

Pada tahun 2010, ia dan dua peneliti lainnya memodelkan efek jelaga yang disuntikkan ke atmosfer dari 1.000 penerbangan suborbital pribadi setahun. Penelitian menemukan bahwa jelaga dapat meningkatkan suhu di atas kutub sebesar 1,8 derajat Fahrenheit (1 derajat Celcius) dan mengurangi tingkat es laut kutub sebesar 5 persen sampai 15 persen.

 

Tapi mesin New Shephard tidak menghasilkan banyak partikulat. "Ini mungkin salah satu bahan bakar terbersih dalam konteks itu." kata Toohey. 

 
Berita Terpopuler