Pasukan AS Tinggalkan Pangkalan Bagram Diam-Diam, Ada Apa?

AS keluar tanpa memberi tahu komandan pangkalan militer Afghanistan yang baru.

AP/Musadeq Sadeq
Pasukan AS meninggalkan Afghanistan.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Amerika Serikat (AS) meninggalkan Pangkalan militer Bagram, Afghanistan dengan mematikan listrik dan menyelinap pergi pada malam hari. Mereka meninggalkan pangkalan tanpa memberi tahu komandan pangkalan militer Afghanistan yang baru.

Komandan baru Lapangan Udara Bagram, Mir Asadullah Kohistani, mengatakan, dia mengetahui pasukan AS mengosongkan pangkalan setelah lebih dari dua jam. Pekan lalu,  AS mengumumkan, mereka telah sepenuhnya mengosongkan Lapangan Udara Bagram sebelum penarikan terakhir pada akhir Agustus.

“Kami (mendengar) beberapa rumor bahwa Amerika telah meninggalkan Bagram, dan akhirnya pada pukul 07.00, kami memahami bahwa mereka dikonfirmasi telah meninggalkan Bagram,” ujar Kohistani kepada The Associated  Press.

Bagram telah lama menjadi simbol pasukan Barat yang dikerahkan untuk menopang pemerintah Afghanistan.  Tentara Afghanistan menunjukkan pangkalan udara yang luas tersebut pada Senin (5/7), dengan mengundang wartawan mengunjungi kompleks yang dijaga ketat itu.

Kohistani bersikeras, Pasukan Keamanan dan Pertahanan Nasional Afghanistan dapat mempertahankan pangkalan. Lapangan Udara Bagram juga mencakup sebuah penjara dengan sekitar 5.000 tahanan, sebagian besar dari mereka diduga anggota Taliban.

"Mereka (AS) benar-benar keluar sekarang dan semuanya berada di bawah kendali kami, termasuk menara pengawas, lalu lintas udara dan rumah sakit," kata seorang pejabat senior pemerintah Afghanistan kepada kantor berita Reuters.

Pada Senin ratusan personel keamanan Afghanistan pindah ke barak yang pernah menampung tentara AS. Tampak puluhan kendaraan militer yang ditinggalkan oleh AS.

Tentara Afghanistan yang sekarang ditempatkan di pangkalan Bagram pernah melihat sendiri bagaimana 100 ribu pasukan AS merasa sangat berat untuk meninggalkan pangkalan.

"Dalam satu malam mereka kehilangan semua niat baik selama 20 tahun dengan meninggalkan apa yang mereka lakukan di malam hari, tanpa memberi tahu tentara Afghanistan yang berada di luar berpatroli di daerah itu,” kata tentara Afghanistan Naematullah, yang hanya memberikan nama belakangnya.

Penjarah

Sebelum tentara Afghanistan menguasai pangkalan Bagram, sekelompok kecil penjarah menggeledah barak demi barak dan mengobrak-abrik tenda penyimpanan raksasa sebelum diusir.

Seorang tentara Afghanistan, Abdul Raouf mengatakan, awalnya pasukan Afghanistan mengira para penjarah itu adalah Taliban.  “Awalnya, kami mengira mungkin mereka adalah Taliban,” kata Raouf

Rouf mengatakan, AS menelepon dari bandara Kabul dan mengatakan mereka sudah ada di bandara. Juru bicara resmi militer AS di Afghanistan Sonny Leggett tidak secara khusus membahas kekecewaan pasukan Afghanistan, karena pasukan Paman Sam meninggalkan Bagram secara diam-diam.

Leggett mengatakan, proses penyerahan pangkalan telah dilakukan pada April lalu. Tepatnya ketika Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa, AS akan menarik pasukannya dari Afghanistan. Leggett mengatakan, AS telah mengoordinasikan kepergian mereka dengan para pemimpin Afghanistan.

Pada 2 Juli, pasukan AS mengumumkan, mereka telah sepenuhnya mengosongkan Lapangan Udara Bagram. Sementara itu, lingkungan dan pasar di sekitar pangkalan bersiap untuk menghadapi babak baru tanpa pasukan AS.

“Tidak masalah bagi kami jika ada pasukan asing (di sini) atau mereka pergi, tetapi fakta bahwa Taliban mengambil alih distrik setiap saat memengaruhi pekerjaan kami,” ujar seorang penjaga toko, Wasim Shirzad kepada Reuters.

Penjaga toko lainnya, Nematullah Ferdaws, mengatakan, kebanyakan pemilik toko tidak berinvestasi karena ragu tentang masa depan Afghanistan.

Taliban merebut distrik di Provinsi Badakhshan dan Kandahar selama akhir pekan. Hal ini membuat pasukan pemerintah Afghanistan melarikan diri melintasi perbatasan dengan Tajikistan.   Taliban pekan lalu melancarkan serangan ke kota Ghazni di Afghanistan tengah, yang menghubungkan ibu kota Kabul dengan provinsi selatan Kandahar.

 
Berita Terpopuler