Curiga Varian Delta Menyasar Anak-Anak dan Balita

224 balita di DKI positif Covid dan Anies menduga mereka tertular varian baru Corona.

Prayogi/Republika
Seorang balita di ukur tinggi badannya ketika dilakukakanya posyandu secara door to door di kawasan Rw 01 Kebon Baru, Tebet, Jakarta. Saat ini tengah muncul dugaan bahwa varian Delta menginfeksi anak-anak dan balita menyusul temuan banyaknya anak-anak dan balita positif Covid-19. (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rusdy Nurdiansyah, Haura Hafizhah, Inas Widyanuratika, Antara

Kabar mengejutkan terkait perkembangan pandemi Covid-19 yang semakin menggawat belakangan ini datang dari Depok, Jawa Barat (Jabar). Pada Ahad (20/6) lalu, Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok Dadang Wihana mengonfirmasi bahwa, virus Corona saat ini tidak hanya menyerang orang dewasa dan lansia tapi juga balita.

"Kami menemukan dalam sehari 37 balita terpapar Covid-19," kata dalam siaran pers yang diterima Republika, Ahad (20/6).

Baca Juga

Temuan 37 balita terinfeksi Covid-19 itu bersamaan dengan pecahnya rekor baru jumlah kasus harian di Depok selama pandemi. Pada Ahad (20/6), dilaporkan penambahan positif Covid-19 sebanyak 653 orang di Kota Depok.

Sehari setelahnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada Senin (21/6) mengonfirmasi bahwa virus Corona varian Delta telah ditemukan di Jabar yakni di Depok dan Karawang.

Ridwan Kamil menjelaskan, varian Delta ini penularannya akan lebih cepat dari varian Covid 19 sebelumnya. Dengan kabar ini, ia berharap semua bisa meningkatkan kewaspadaan.

"Berita yang sangat penting, varian Delta sudah hadir di Jabar. Ini menandakan kita harus waspada. Virus ini, ditemukan di Karawang dan Depok berdasarkan kajian Labkesda dan ITB," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Gedung Pakuan, Senin (21/6).

Memang belum ada hasil studi atau kajian resmi apakah ada kaitan antara merebaknya penularan varian Delta atau varian lain seperti Alpha dan Beta dan banyaknya kasus Covid-19 di kalangan anak-anak dan remaja saat ini. Namun, fenomena yang sama juga sedang terjadi di daerah lain.

In Picture: Kasus Harian Covid-19 di Depok Catat Rekor Baru

Petugas memakamkan jenazah pasien positif Covid-19 di lokasi pemakaman Covid-19 TPU Pasir Putih, Depok, Jawa Barat (21/6). Penyebaran dan penularan Covid-19 di Kota Depok, Jawa Barat mengalami peningkatan yang cukup drastis. Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok melaporkan pada Ahad (20/6) terjadi penambahan positif Covid-19 sebanyak 653 orang. Ini merupakan tertinggi kasus harian selama pandemi Covid-19. Prayogi/Republika. - (Prayogi/Republika.)

 

 

Di DKI Jakarta misalnya, pengurus Rukun Warga (RW) 10 Kramat Jati Jakarta Timur menuturkan jumlah balita, anak, dan remaja yang terpapar Covid-19 meningkat sebesar 20 persen.

"Iya anak-anak juga kena. Ada kenaikan 20 persen dari sebelumnya mulai dari bayi hingga usia belasan," kata Wakil RW 10 Kramat Jati, Tarsana, Selasa (22/6).

Tarsana menjelaskan, saat ini kasus Covid-19 meningkat mencapai 24 kasus dari yang sebelumnya 12 kasus dalam tiga hari terakhir per 21 Juni 2021. Untuk saat ini di RW 10 Kramat Jati, Jakarta Timur berstatus zona kuning, sedangkan yang terpapar Covid-19 sebanyak 20 warga menjalani isolasi mandiri, tiga warga di Wisma Atlet Kemayoran, dan satu warga dirawat di RS Mitra Keluarga.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bahkan sudah menduga kemungkinan anak-anak Jakarta mulai terpapar varian baru Covid-19. Dugaannya itu menyusul temuan 16 persen anak-anak dari 5.582 kasus positif Covid-19 beberapa hari lalu.

"Artinya kita menghadapi situasi wabah yang berbeda dengan awal tahun kemarin. Besar kemungkinan ini adalah varian baru yang dengan mudah menular termasuk kepada anak-anak," katanya di Jakarta, Selasa.

Data menunjukkan, kata Anies, dari 5.582 kasus, sebanyak 665 kasus adalah kelompok usia 5-18 tahun dan 224 kasus adalah kelompok usia di bawah lima tahun. Karenanya, Anies mewanti-wanti orang tua agar ikut berperan serta tidak membiarkan anaknya bermain di luar rumah untuk menjamin kesehatan dan keselamatan anaknya sendiri.

"Saya berharap kepada keluarga di Jakarta lebih berhati-hati. Usahakan di rumah saja. Anak-anak biarkan bermain di rumah saja demi keselamatan semuanya. Karena penanganan untuk anak-anak tentu membutuhkan pendampingan orang dewasa sehingga muncul kompleksitas yang tidak sederhana," ujar Anies.

Di Batam, meski yang ditemukan varian baru adalah Alpha bukan Delta, data juga menunjukkan jumlah anak yang terpapar Covid-19 di Kota Batam Kepulauan Riau meningkat signifikan, dalam sebulan terakhir. Satgas Penanganan Covid-19 Kota Batam mencatat terdapat 237 balita, 280 anak usia 6-11 tahun dan 285 anak usia 12-16 tahun yang terpapar Covid-19 hingga Senin (21/6) atau meningkat dibandingkan data 29 Mei 2021.

"Angka ini naik signifikan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi dikonfirmasi Selasa.

Berdasarkan data Satgas, penambahan balita terpapar Covid-19 dalam waktu kurang dari sebulan terakhir mencapai 53 orang, anak usia 6-11 tahun mencapai 65 orang, dan anak usia 12-16 tahun sebanyak 70 orang. Meski begitu, Didi masih enggan mengaitkan peningkatan kasus Covid-19 pada anak di Batam dengan beredarnya varian baru.

"Belum kayaknya," kata Didi.

 

Ahli Biologi Molekuler Ahmad Utomo menyatakan, hubungan antara varian Delta dengan melonjaknya kasus Covid-19 di kalangan anak-anak dan balita masih dalam tahap pengumpulan data. Namun, ia membenarkan ada beberapa laporan varian Delta ini mulai mudah menular ke anak-anak.

"Kami masih dalam taraf pengumpulan data, memang ada beberapa laporan kalau varian Delta ini mulai mudah menular ke anak-anak. Tapi kami belum tahu, apakah hal ini menimbulkan gejala separah pada orang dewasa? hal ini masih perlu kami pantau," katanya saat dihubungi Republika, Selasa (22/6).

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra mengatakan di tengah kasus Covid-19 yang kian meninggi, jemput bola dan tracing kepada anak harus lebih sensitif. Sebab, anak-anak yang terpapar Covid-19 akan jarang menunjukkan gejala sehingga sulit dideteksi dibandingkan orang dewasa.

"Situasi ini akan lebih berat, ketika anak belum dapat berkomunikasi sakitnya, seperti bayi dan balita," kata Jasra, Selasa (22/6).

Jasra menjelaskan, berdasarkan data BNPB kasus bayi dan balita lebih banyak. Ia menduga karena anak usia ini sulit untuk menjelaskan rasa sakit. Begitupun kasus kematiannya lebih menyasar pada bayi usia 0-2 tahun.

Kasus Covid-19 yang sepekan ini meningkat pesat terjadi di segala usia. Karena itu dikhawatirkan kasus anak positif Covid-19 meningkat dengan adanya interaksi liburan beberapa waktu lalu.

"Untuk itu, orang tua penting berkonsultasi kepada Satgas Covid-19 di daerah masing-masing yang dipimpin para RT, kepala desa, dan kepala dusun. Jangan ragu dan penting segera menginformasikan ke puskesmas. Karena puskesmas butuh waktu beberapa hari untuk memastikannya," kata Jasra menambahkan.

Selain itu, dalam pelayanan kepada kasus anak positif Covid-19, pemerintah daerah perlu memetakan layanannya. Hal ini penting agar orang tua tenang dan kondisi anaknya dapat ditangani dengan lebih cepat.

Kebutuhan perawat, dokter, dan relawan yang sensitif anak perlu segera disiapkan. Jasra mencontohkan dalam kondisi anak melihat jarum suntik atau ketika perlu dites usap PCR.

"Artinya, berbagai produk dan peralatan medis perlu sensitif dan ramah anak, agar percepatan penanganan Covid-19 pada anak benar-benar terjadi," kata dia lagi.

Isolasi mandiri pasien Covid-19 - (Republika)

 
Berita Terpopuler