Islamofobia di Kanada Tewaskan Satu Keluarga Muslim

Serangan yang disengaja menargetkan para korban karena mereka adalah Muslim

Bosh Fawstin
Islamofobia (ilustrasi)
Rep: Fergi Nadira Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA - Seorang pengemudi sengaja menabrakkan sebuah truk pick up ke sebuah keluarga yang terdiri dari lima orang akhir pekan lalu di Ontario City of London, Kanada. Akibatnya empat orang dari anggota keluarga tersebut tewas di tempat, sementara satu orang mengalami luka serius.

Polisi mengatakan serangan yang disengaja menargetkan para korban karena mereka adalah Muslim. Polisi menjelaskan sebuah truk pick up hitam menaiki trotoar dan menabrak para korban di persimpangan jalan.

Tersangka dilaporkan ditangkap di tempat parkir sebuah mall terdekat di kota London, Kanada usai insiden tersebut pada Ahad (6/5) malam waktu setempat. Tersangka Nathaniel Veltman (20 tahun) menghadapi empat tuduhan pembunuhan tingkat pertama. Polisi mengatakan Veltman, seorang warga London, tidak mengenal para korban.

Detektif Supt. Paul Waight menyebut polisi belum menentukan apakah tersangka adalah anggota kelompok kebencian tertentu. Dia mengatakan polisi kota London bekerja sama dengan polisi federal dan jaksa untuk melihat kemungkinan tuduhan terorisme. Dia menolak merinci bukti yang menunjukkan kemungkinan kejahatan rasial, meski mengungkapkan bahwa serangan itu direncanakan.

"Kami yakin para korban menjadi sasaran karena keyakinan Islam mereka," kata Kepala Polisi Stephen Williams. "Tidak ada toleransi di komunitas ini yang dimotivasi oleh kebencian, menargetkan orang lain dengan kekerasan," ujarnya menambahkan.

"Ini adalah tindakan pembunuhan massal yang dilakukan terhadap Muslim," kata Wali kota Ed Holder. "Itu berakar pada kebencian yang tak terkatakan," imbuhnya.

Belasan petugas polisi menyisir area di sekitar lokasi kecelakaan untuk mencari bukti pada Senin. Penanda biru di tanah pun terpampang dipasang di persimpangan.

Keluarga besar mengeluarkan pernyataan yang mengidentifikasi korban meinggal dunia. Mereka adalah Salman Afzal (46 tahun), istrinya Madiha (44 tahun), putri mereka Yumna, (15 tahun),  dan seorang nenek berusia 74 tahun yang namanya dirahasiakan. Anak laki-laki yang dirawat di rumah sakit itu diidentifikasi sebagai Fayez.

"Semua orang yang mengenal Salman dan keluarga Afzal lainnya tahu keluarga teladan mereka sebagai Muslim, Kanada, dan Pakistan," kata pernyataan yang dikeluarkan keluarganya.

Baca Juga

"Mereka bekerja sangat keras di bidangnya dan unggul. Anak-anak mereka adalah siswa terbaik di sekolah mereka dan terhubung kuat dengan spiritual identitas mereka," ujarnya menambahkan.

Sebuah halaman web penggalangan dana menerangkan sang ayah adalah seorang fisioterapis dan penggemar kriket. Sementara istrinya diketahui tengah mengerjakan PhD di bidang teknik sipil di Western University di London. Putri mereka menyelesaikan kelas sembilan dan neneknya adalah "pilar" keluarga.

Keluarga itu mengatakan dalam pernyataannya bahwa masyarakat perlu melawan kebencian dan Islamofobia. "Pemuda yang melakukan aksi teror ini dipengaruhi oleh kelompok yang diasosiasikan, dan masyarakat lainnya harus mengambil sikap tegas terhadap hal ini, dari tingkat tertinggi di pemerintahan kita hingga setiap anggota masyarakat," tulis pernyataan tersebut.

Kanada umumnya ramah terhadap imigran dan semua agama. Namun pada 2017 seorang pria Kanada Prancis yang dikenal sayap kanan pandangan nasionalis melakukan penembakan di sebuah masjid Kota Quebec yang menewaskan enam orang. Dewan Nasional Muslim Kanada mengatakan Muslim di Kanada telah menjadi terlalu akrab dengan kekerasan Islamofobia.

"Ini adalah serangan teroris di tanah Kanada dan harus diperlakukan seperti itu," kata kepala dewan Mustafa Farooq. Nawaz Tahir, seorang pengacara London dan pemimpin komunitas Muslim, mengutuk kekerasan itu.

"Kita harus menghadapi dan membasmi Islamofobia dan kekerasan Islam – bukan besok, hari ini, demi anak-anak kita, keluarga kita, komunitas kita," kata dia. Wali kota mengatakan bendera akan diturunkan selama tiga hari di London yang katanya memiliki 30 ribu hingga 40 ribu Muslim.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada Senin (7/6) menyatakan kesedihannya atas tewasnya empat anggota keluarga Muslim yang sengaja ditabrak oleh sopir truk di London, Ontario.

"Saya merasa ngeri dengan berita dari London, Ontario. Kepada orang-orang terkasih dari mereka yang diteror oleh aksi kebencian [Ahad] kemarin, kami di sini untuk Anda," tulis Trudeau di akun Twitternya.

 
Berita Terpopuler