Kanada Minta Tanggung Jawab Gereja atas Genosida Pribumi

Kanada menemukan ratusan sisa jenazah anak pribumi di sekolah yang dijalankan gereja

Justin Tang / The Canadian Press via AP
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan, gereja Katolik harus bertanggung jawab atas perannya dalam menjalankan sekolah residen Kanada untuk anak-anak pribumi. Hal itu diutarakan Trudeau mengatakan pada Jumat (4/5), setelah penemuan sisa-sisa 215 jenazah anak di salah satu bekas sekolah residen.

Baca Juga

"Sebagai seorang Katolik, saya sangat kecewa dengan posisi yang diambil Gereja Katolik sekarang dan selama beberapa tahun terakhir. Kami mengharapkan Gereja untuk meningkatkan dan mengambil tanggung jawab atas perannya dalam hal ini," kata Trudeau.

Konferensi Waligereja Katolik Kanada tidak menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Trudeau tersebut. Pada 2008, pemerintah Kanada secara resmi meminta maaf atas sistem tersebut.  Trudeau mengatakan banyak yang bertanya-tanya mengapa Gereja Katolik di Kanada diam dan tidak mengambil langkah.

"Sebelum kita membawa Gereja Katolik ke pengadilan, saya sangat berharap para pemimpin agama akan memahami ini adalah sesuatu yang mereka butuhkan untuk berpartisipasi dan tidak menyembunyikannya," kata Trudeau.

Antara 1831 dan 1996, sistem sekolah residen Kanada secara paksa memisahkan sekitar 150 ribu anak dari rumah mereka. Sebagian besar dari mereka menjadi sasaran pelecehan, pemerkosaan, dan kekurangan gizi. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi pada 2015 mengatakan, sistem sekolah residen Kanada telah melakukan genosida budaya.

 

Sekolah residen dijalankan oleh pemerintah dan kelompok gereja Katolik. Tujuan sekolah ini adalah untuk mengasimilasi anak-anak pribumi.

Belum lama ini sisa jenazah anak-anak telah ditemukan di Kamloops Indian Residential School di British Columbia. Sekolah itu ditutup pada 1978. Penemuan jenazah tersebut telah membuka kembali luka lama, dan memicu kemarahan tentang kurangnya informasi serta akuntabilitas.

Dari 1893 hingga 1969, sebuah kongregasi Katolik bernama Missionary Oblates of Mary Immaculate menjalankan sekolah Kamloops, yang pernah menjadi yang terbesar di Kanada.

Pada Jumat (4/6), Kepala Tk̓emlúps te Secwépemc, Rosanne Casimir, mengatakan, Gereja Katolik harus meminta maaf kepada publik atas penemuan sisa jenazah anak-anak di sekolah perumahan.

"Kami menginginkan permintaan maaf dari Gereja Katolik. Permintaan maaf publik. Bukan hanya untuk kami, tapi untuk dunia," kata Casimir. 

Pada hari Rabu, Uskup Agung Vancouver J. Michael Miller mengatakan, Gereja telah melakukan kesalahan. Keuskupan agung akan transparan dengan arsip dan catatan terkait sekolah perumahan.

"Gereja Katolik secara keseluruhan di Kanada tidak terkait dengan sekolah tempat tinggal, begitu pula dengan Konferensi Waligereja Kanada," kata Miller.

Secara terpisah, pakar hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta Kanada dan Vatikan untuk menyelidiki lebih lanjut kematian anak-anak yang ditemukan di Kamloops. "Tidak terbayangkan bahwa Kanada dan Takhta Suci akan membiarkan kejahatan keji seperti itu tidak terhitung dan tanpa ganti rugi penuh," kata pakar hak asasi manusia PBB dalam sebuah pernyataan. 

 
Berita Terpopuler