Arus Balik Lebaran, Komisi IX: Antisipasi Lonjakan Covid-19

Anggota Komisi IX DPR minta pemerintah antisipasi lonjakan Covid pasca lebaran.

Republika/Nawir Arsyad Akbar
Saleh Partaonan Daulay
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah dapat mengantisipasi arus balik Lebaran. Sebab arus balik diprediksi terjadi pada 16 hingga 20 Mei mendatang, yang artinya ada dua hari yang tidak masuk batas larangan mudik oleh pemerintah.

Baca Juga

"Pemerintah dan satgas diharapkan dapat mengantisipasi agar tidak kepadatan dan kerumunan pada arus balik," ujar Saleh saat dihubungi, Ahad (16/5).

Tes bagi para pemudik yang kembali ke wilayah Jabodetabek juga diharapkannya dilakukan lebih masif. Agar mereka yang terkonfirmasi positif Covid-19 dapat segera dilakukan penanganan, supaya tak menularkan ke orang lain.

"Perlu random test untuk mendeteksi kesehatan para pemudik tersebut. Ini semua dilakukan demi keamanan dan kenyamanan masyarakat," katanya.

Di samping itu, Saleh meminta lebih tegas untuk mendisiplinkan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Sebab, selama masa libur Lebaran, banyak masyarakat yang abai dengan protokol tersebut.

"Protokol kesehatan itu tentu yang biasa saja memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, keramaian. Itu harus betul- betul ditekankan oleh pemerintah," ujar Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPR itu.

 

Sementara itu, anggota Komisi IX Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Netty Prasetiyani meminta pemerintah pusat dan daerah lebih gencar dalam testing, tracing, dan treatment. Sebanyak 4.123 pemudik yang terkonfirmasi positid Covid-19 seharusnya menjadi alarm terkait penularan virus tersebut.

 "Harus ada pengetatan di daerah tujuan mudik maupun arus balik nantinya dengan tes Covid-19 yang akurat," ujar Netty.

Netty meminta pemerintah menyiapkan kebijakan penanganan untuk menanggulangi skenario terburuk pandemi Covid-19. Mengingat akan ada pergerakan massa yang cukup besar saat arus balik Lebaran.

Di samping itu, tiga varian virus baru, yakni B.1.1.7 asal Inggris, varian mutasi ganda B.1.617 asal India, dan B.1.351 yang berasal dari Afrika Selatan diketahui sudah masuk ke Indonesia. Pemerintah dan masyarakat diimbau tak meremehkan ketiga virus tersebut.

"Tentu hal ini tidak dapat dipandang remeh dan sebelah mata, karena kita melihat bagaimana situasi yang terjadi sebagaimana kita sebut tsunami pandemi di India," ujar Netty.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan arus balik akan terjadi pada tanggal 16 dan 20 Mei 2021. Masyarakat diimbau untuk menghindari waktu-waktu yang diperkirakan akan mengalami peningkatan jumlah pemudik.

Selama masa arus balik ini, Kemenhub bersama Kementerian Kesehatan akan melakukan pemeriksaan tes antigen kepada pemudik di dua tempat penghubung antarpulau yakni Bakauheni dan Gilimanuk.

Kedua tempat ini dinilai sensitif menjadi tempat penyebaran Covid-19. Terkait hal ini, pemerintah meyakini perlu dibuat sebuah pengaturan khusus agar mobilisasi masyarakat tidak banyak mempengaruhi angka penyebaran Covid-19 nantinya.

 

 

 

 
Berita Terpopuler