Cerita Denny JA Kenalan dengan Dunia Kripto

Denny JA berkeinginan membuat galeri NFT

Nur Hasan Murtiaji/Republika
Denny JA.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di era internet sekarang ini, seseorang sudah bisa terhubung pada perkembangan mutakhir peradaban melalui ponsel. Kini, dunia semakin berkembang dengan datangnya teknologi blockchain.

Blockchain merupakan teknologi yang digunakan sebagai sistem penyimpanan data digital yang terhubung melalui sistem kriptografi. Salah satu penggunaan teknologi blockchain tak bisa dilepaskan dari cryptocurrency dan bitcoin.

Intellectual entrepreneur Denny JA mengungkapkan dia pun kini sudah memasuki dunia blockchain.

Baca Juga

“Blockchain adalah revolusi berikutnya yang akan minta ampun dahsyatnya. Salah satu efeknya adalah blockchain ini bisa membuat, orang bilang, hubungan peer to peer transaction, hubungan transaksi antar individu yang tidak lagi membutuhkan pihak ketiga,” ujar Denny JA pada Republika.co.id, beberapa waktu lalu.

Awalnya Denny sudah mengetahui cryptocurrency sekitar lima tahun yang lalu. Ia ikut memainkan investasi crypto sejak 2020. Denny berinvestasi di Bitcoin, Ethereum, Cardano, Neo dan juga di beberapa hal lain. Dia pun sudah mengalami bagaimana cryptocurrency mengalami kenaikan yang luar biasa.

“Awalnya bikin saya sangat terperanjat itu ketika data menunjukkan Bitcoin ini tahun 2011 satu dolar harganya. 2020 sudah bisa 55 ribu dolar. Jadi dia naik 55 ribu kali dalam waktu 10 tahun. Ethereum (di) 2017 satu dolar, sekarang sudah 39 juta (rupiah), 40 juta (rupiah). Dari satu dolar, itu naiknya sekitar dua ribu kali ini ya. Jadi orang bilang tidak ada investasi yang begitu mencengangkan, yang kenaikannya berlipat 55 ribu kali,” katanya.

Crypto pun berkembang menjadi salah satunya NFT (non-fungible token). Berkat NFT, satu bentuk kreasi lukisan ataupun produk-produk online lainnya yang juga menggunakan teknologi blockchain bisa dimiliki secara individual dan ditransaksikan. Menurutnya, sekarang ini segala hal bisa di-NFT-kan, tidak hanya gambar, video, juga musik.

“Segala hal bisa di NFT. Ini tinggal nanti memang kultur jual beli saja. Siapa yang sudah terbiasa dengan ini, siapa yang belum terbiasa sekarang, misalnya,” ujarnya.

Karya digital NFT...

Terkait karya digital NFT,  tweet milik Denny yang ini dibuat pada 2015 sudah terjual sekitar Rp 100 juta. Tweet ini dibuat  dalam bahasa Inggris dan berbunyi “Share our love by stopping discrimination in Indonesia and in the world. RT if you agree.”

Kemudian, lukisan Denny JA berjudul ‘A Portrait of Denny JA: 40 Years in the World of Ideas’ juga terjual dengan harga Rp 1 miliar. Lukisannya itu dilelang di Opensea, salah satu tempat lelang terbesar di dunia untuk karya digital NFT.

Kedepannya, Denny ingin menjual tweet-nya yang terpilih menjadi tweet yang paling banyak diretweet nomor dua di dunia. Tweet Denny itu berbunyi “Dengan mengRT tweet ini Anda ikut memenangkan Jokowi-JK. Pilih pemimpin yang bisa dipercaya (Jokowi) dan berpengalaman (JK)”.

Tweet tersebut dipublikasi tanggal 4 Juni 2014, di puncak pertarungan pilpres, yang diretweet sekitar satu juta kali. Saat itu Denny menjadi konsultan politik Jokowi.

“Gara-gara itu juga saya dipilih oleh Times Magazine. Juga ada recordnya, 30 tokoh social media paling berpengaruh di dunia di 2015. Saya, ada Obama juga, Justin Bieber juga ada di Google itu dia. Tadi itu yang mau saya NFT-kan tapi bahasa Indonesia,” katanya.

Denny pun memegang koleksi delapan koran cetak asli, 100 edisi, yang pernah terbit di Indonesia. Koran tersebut sudah menghilang sekitar 100 tahun lalu. Bersama tim, Denny sedang mengolah bahan ini menjadi serial 100 NFT berikutnya.

“Nanti kira-kira bentuknya serial Indonesia in the last one hundred years. Itu dari berbagai koran-koran ini saya minta orang untuk baca ini kira-kira ada berita apa hari itu di sana. Ada bahasa Belanda, ada bahasa Inggris. Nanti akan dipelajari satu-satu. Yang bikin kuat nanti itu adalah the power of story telling,” ujarnya.

Original copy dari koran ini akan disertakan bagi orang yang akan membelinya nanti sebagai bagian dari produk itu.

“Jadi dalam dunia kreatif ini segala hal itu serba terbuka. Tergantung dari bagaimana kita membuat narasi. Karena saya sudah mempunyai produk fisik yang 100 tahun lebih usianya, ini saya sertakan juga original copynya sebagai bagian dari produk itu,” ucap dia.

Galeri NFT

Selanjutnya, Denny tergerak membuat galeri terbesar NFT Indonesia. Ini tidak hanya terkait soal jual beli produk saja, sebab ia ingin ada tambahan nilai budaya. Ia akan banyak menampilkan karya NFT yang menampilkan budaya kuno dunia ataupun nusantara.

“Karena saya juga seorang intelektual, maka saya membuat NFT yang agak beda. NFT saya itu serial kemajuan peradaban yang akan dibikin dalam bentuk bercerita itu. Misalnya, cerita dari Epic of Gilgamesh. Mungkin ada sekitar 20 lukisan, terus dia bercerita masing-masing,” ujarnya.

Di galeri NFT itu, pengunjung akan mempelajari pertumbuhan peradaban dan bisa dinikmati secara gratis.

“Tetapi kalau mau beli itu pun dia bisa. Tinggal dibeli di kalau dia nyambung, misalnya kepada OpenSea. Nah itu yang mau saya buat,” katanya.

 
Berita Terpopuler