Turunnya Wahyu yang Melarang Tawaf Telanjang di Kabah

Kaum musyrik tidak boleh lagi bertawaf telanjang di depan Kabah.

dok. Istimewa
Setelah pada Kamis (5/3) malam lalu Shahnul Mathaf atau area thawaf lantai dasar ditutup untuk disterilkan, kini kerajaan memagari Ka
Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Selepas ditandatanganinya perjanjian Hudaibiyyah kaum Muslim di bawah pimpinan Rasulullah semakin bersemangat menyebarkan dakwahnya ke berbagai wilayah. Sehingga, seluruh kawasan hijaz pun segera di bawah naungan Muslim.

Baca Juga

Syekh Ahmad Rofi Usmani mengatakan, ketika musim haji pada 9 Hijriyah tiba, Rasulullah sibuk menerima utusan dari berbagai wilayah. Di tengan kesibukan itu Rasulullah memerintahkan Abu Bakar AS- Siddiq untuk memimpin sekitar 300 jamaah haji dari Madinah untuk bertolak ke Makkah.

"Waktu itu, ibadah haji masih dilakukan pula oleh bukan para pemeluk Islam," kata Syekh Ahmad Rofi Usmani dalam bukunya "Pesona Ibadah Nabi, Zakat Puasa, Haji". Merasa telah waktunya untuk menyatakan bahwa ibadah haji khusus untuk kaum muslim, Rasulullah SAW pun mengutus Ali Ibn Abu Thalib untuk menyusul Abu Bakar.

"Beliau Nabi Muhammad menugaskan untuk menyampaikan pesan beliau di Mina tentang pengakhiran kebolehan ibadah haji bagi bukan pemeluk Islam," katanya.

 

 

Ketika jamaah haji telah berada di Mina untuk melaksanakan upacara Haji, Ali berdiri di samping Abu Hurairah dan menyampaikan pesan Rasulullah SAW dengan mengutip ayat Alquran. Dalil yang digunakan untuk menyatakan haji khusus untuk orang Muslim adalah surat Al-Baqarah ayat 1-36.

Sesuai menyampaikan setelah menyampaikan ayat-ayat Alquran tersebut, Ali berhenti sejenak kemudian serunya lagi kepada khalayak ramai. "Saudara-saudara! Orang kafir tak akan masuk surga. Selepas tahun ini, orang musyrik tidak boleh lagi naik haji, tidak boleh lagi bertawaf di Ka'bah dengan telanjang." 

Barangsiapa terikat oleh suatu perjanjian dengan Rasulullah, hal itu tetap berlaku sampai pada waktunya!"Ali menyampaikan perintah itu dengan di tengah-tengah khalayak ramai, kemudian, kepada mereka diberi waktu 4 bulan supaya tiap-tiap golongan sempat pulang ke daerah dan negerinya masing-masing. Inilah pengakhiran pelaksanaan ibadah haji bagi kaum musyrik barkat diplomasi para sahabat wabil khusus Abu Bakar dan Ali ibn Abu Thalib.

"Sejak saat itu tidak ada seorang musik pun naik haji dan tidak ada lagi orang telanjang bertawaf di Ka'bah," kata Syekh Ahmad Rofi.

 
Berita Terpopuler