Apakah Anda Membersihkan Telinga dengan Benar?

Tubuh memproduksi kotoran telinga dengan tujuan untuk melindungi tubuh dari infeksi.

Boldsky
Membersihkan telinga (ilustrasi)
Rep: Adysha Citra Ramadhani Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang memiliki kebiasaan membersihkan telinga dengan cutton bud secara rutin. Namun, ada pula yang membiarkan kotoran telinga menumpuk begitu saja di telinga.

Kotoran telinga pada dasarnya diproduksi oleh sel-sel yang melapisi bagian telinga luar dan liang telinga. Kototan telinga terdiri dari sebum yang merupakan senyawa berminyak alami yang diproduksi di kelenjar sebaceous.

"Yang menjadi tercampur dengan sel-sel kulit mati, keringat, dan kotoran," ujar Dr Deborah Lee dari Dr Fox Online Pharmacy, seperti dilansir Independent.

Tubuh memproduksi kotoran telinga dengan tujuan untuk mencoba melindungi tubuh dari infeksi. Kombinasi sebum di bagian telinga luar dengan rambut-rambut di bagian telinga luar dan liang telinga akan memerangkap kotoran dan partikel asing, serta mencegah bakteri dan virus yang berpotensi membahayakan untuk masuk lebih jauh lagi ke dalam telinga.

Merupakan hal yang normal bagi kotoran telinga untuk memiliki warna yang beragam. Beberapa di antaranya adalah kuning, oranye, cokelat, atau hitam.

Dr Lee menekankan bahwa tidak perlu khawatir bila melihat adanya perubahan warna pada kotoran telinga. Dr Lee mengatakan perubahan warna ini bukan hal yang penting untuk dikhawatirkan.

Kotoran telinga sebenarnya jarang menyebabkan masalah. Dr Lee mengatakan kotoran telinga juga secara alami akan keluar dari telinga, didorong oleh pergerakan rahang. Sebagai contoh, pergerakan rahang yang terjadi saat makan atau bicara. Tanpa disadari, kotoran yang sudah keluar akan tercuci saat seseorang mandi.

Akan tetapi. Dr Lee mengatakan sebagian orang lebih rentan untuk memiliki kotoran telinga berlebih. Kondisi ini lebih umum ditemukan pada orang-orang dengan liang telinga yang sangat sempit, sangat berambut, atau pada orang-orang yang terbiasa menggunakan headphone.

"Kotoran telinga berlebih seringkali mengganggu para lansia," jelas Dr Lee.

Ketika kotoran yang menumpuk terlalu banyak, kotoran bisa terdorong masuk lebih dalam di liang teling. Setelah itu, penyumbatan liang telinga bisa terjadi.

"Gumpalan kotoran telinga bisa berada tepat di atas gendang telinga Anda, atau bahkan menempel keras pada (gendang telinga)-nya," ungkap Dr Lee.

Bila hal tersebut terjadi, beberapa keluhan yang mengganggu bisa muncul. Sebagian di antaranya adalah sakit telinga dan terkadang tuli tiba-tiba.

Bila gumpalan kotoran telinga yang masuk ke dalam liang telinga memerangkap organisme di dalamnya, masalah infeksi telinga juga bisa terjadi. Infeksi telinga akan memunculkan perasaan yang sangat tidak nyaman.

Terkait menjaga kebersihan telinga, secara umum Dr Lee mengatakan tak perlu dilakukan upaya apa pun. Karena, lanjut Dr Lee, telinga memiliki mekanisme untuk membersihkan kotoran tersebut.

"Terima saja bahwa mekanisme alami akan mengurusnya untuk Anda," jelas Dr Lee.

Baca Juga


American Academy of Otolaryngology juga telah mengeluarkan imbauan untuk tidak memasukkan apa pun ke dalam telinga. Seberap pun tidak nyamannya, jangan memasukkan stick tajam atau cotton bud ke dalam liang telinga.

Tindakan tersebut justru bisa memunculkan trauma pada bagian telinga luar dan memunculkan risiko infeksi. Tindakan ini juga dapat mendorong kotoran telinga masuk lebih dalam ke liang telinga.

Bukan tidak mungkin, hal tersebut akan menyebabkam gendang telinga berlubang. Bila itu terjadi, pendengaran juga akan terganggu.

"(Gendang telinga berlubang) mungkin tak bisa membaik sendiri dan mungkin membutuhkan operasi untuk perbaikan," jelas Dr Lee.

Bila khawatir memiliki kotoran telinga yang menumpuk, solusi yang diberikan Dr Lee adalah menggunakan tetes kuping pada sisi kuping yang dianggap bermasalah dengan kotoran telinga. Gunakan lima tetes sebanyak dua kali per hari selama tiga hingga tujuh hari.

"Bisa dibutuhkan sekitar dua pekan untuk melihat manfaatnya. Tapi bila pada waktu ini, gejala masih dirasakan, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter," ungkap Dr Lee.

Selain itu, bila saat penggunaan tetes telinga muncul tanda infeksi, periksakan diri ke dokter segera juga. Tanda infeksi ini bisa berupa demam dan nyeri telinga yang semakin buruk.

 
Berita Terpopuler