Empat Lembaga Survei: 5 Tokoh Konsisten 5 Besar Capres 2024

Lima nama ini selalu masuk lima besar hasil survei empat lembaga survei ternama

EPA
Pilpres 2024 masih lama namun sejumlah nama sudah masuk menjadi kandidat kuat capres.
Red: Elba Damhuri

REPUBLIKA.CO.ID, ---- Oleh Mimi Kartika, Rizky Suryarandika

Baca Juga

Pemilihan presiden masih tiga tahun lagi. Namun manuver dan wacana siapa bakal calon presiden (capres) 2024 sudah ramai didengungkan.

Salah satunya yang cukup ilmiah datang dari surveri-survei lembaga survei politik yang selama ini eksis dan aktif. Di awal 2021 ini, setidaknya Republika mencatat ada empat lembaga yang melakukan survei kandidat capres 2024.

Dari keempat lembaga survei ini --Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Indikator Politik Indonesia, Charta Politika Indonesia, dan Indometer-- menunjukkan lima nama ini selalu berada di lima besar capres 2024.

Kelima nama ini adalah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Sandiaga S Uno. Prabowo dan Sandiaga saat ini menjadi menteri di kabinet Jokowi, Ganjar, Anies, dan Ridwan masing-masing gubernur Jateng, DKI, dan Jabar.

Survei Saiful Mujani

Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan Prabowo Subianto menempati posisi pertama yang memperoleh dukungan suara terbesar menjadi calon presiden 2024. 

SMRC mengajukan pertanyaan kepada warga mengenai siapa yang akan dipilih apabila berlangsung pemilihan persiden saat ini, dalam tiga format pertanyaan. Pertanyaan terbuka (warga menyebut nama capres tanpa membaca daftar nama), pertanyaan semi terbuka (warga diberikan daftar banyak nama capres tapi bisa juga menambahkan sendiri), dan pertanyaan tertutup (warga diberikan daftar 15 nama capres tanpa bisa menambahkan nama lain).

Dalam pertanyaan top of mind, Jokowi mendapat suara terbanyak yakni 15,2 persen, selanjutnya Prabowo Subianto (13,4 persen), Ganjar Pranowo (6,1 persen), Anies Baswedan (5,4 persen), dan Sandiaga Uno (3,1 persen). Calon-calon lain di bawah tiga persen dan yang belum tahu 44,2 persen.

Dalam format pertanyaan semi terbuka, Prabowo memperoleh dukungan terbanyak dengan 20 persen. Disusul Anies Baswedan (11,2 persen), Ganjar Pranowo (8,8 persen), Sandiaga Uno (5 persen), Ridwan Kamil (4,8 persen), Basuki Tjahaja Purnama (4,8 persen), AHY (3,5 persen), dan Tri Rismaharini (3,1 persen). Nama-nama lain di bawah tiga persen dan responden yang menyatakan belum tahu 17,6 persen.

Dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 15 nama, Prabowo Subianto kembali mendapatkan dukungan terbanyak, 20,8 persen. Lagi-lagi disusul Anies Baswedan (13,8 persen), Ganjar Pranowo (12 persen), Sandiaga Uno (7,4 persen), Ridwan Kamil (6,7 persen), AHY (5,2 persen), Tri Rismaharini (5,2 persen). Nama-nama lain di bawah tiga persen dan yang belum tahu 19,7 persen.

Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas dalam rilis survei secara daring, Kamis (1/4), mengatakan kondisi pada Maret 2021 ini, tiga tahun menjelang Pilpres 2024, mirip dengan kondisi pada 2011, yang juga tahun menjelang Pilpres 2014. Kemiripan terjadi, kata dia, karena belum ada calon presiden yang mendominasi suara pemenang.

Survei Indikator Politik Indonesia

Pada Maret juga, Indikator Politik Indonesia melakukan simulasi terhadap 17 nama calon presiden dalam survei nasional anak muda pada Maret 2021. Meski secara urutan berbeda namun lima nama ini tetap berada di posisi lima besar capres yang dipilih anak muda.

 

Anies Rasyid Baswedan (15,2 persen), Ganjar Pranowo (13,7 persen), dan Ridwan Kamil atau Kang Emil (10,2 persen) menjadi tiga tokoh teratas yang dipilih anak muda jika pemilihan presiden dilakukan sekarang. Berikutnya, Sandiaga Salahuddin Uno (9,8 persen) dan Prabowo Subianto (9,5 persen). 

"Secara umum tidak ada nama yang dominan, tetapi di antara 17 nama yang paling tinggi secara absolut itu ada Anies Baswedan," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dalam rilis survei secara daring, Ahad (21/3).

Survei Charta Politika Indonesia

Hasil survei Charta Politika Indonesia pada Triwulan I 2021 juga menunjukkan Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto sebagai calon presiden yang mendapat perolehan suara terbanyak. Prabowo meraih angka 19,2 persen dari total 1.200 responden.

Tokoh yang menempati urutan kedua setelah Prabowo adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan perolehan suara 16 persen, kemudian Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 12,6 persen, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Uno 9,3 persen, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 8,1 persen. 

"Ada nama-nama baru yang muncul yakni Risma sekarang menteri sosial, kemudian AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), Mahfud MD, dan lain-lain," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yuniarto Wijaya saat mengumumkan hasil temuan lewat acara jumpa pers virtual yang dipantau di Jakarta, Ahad (28/3).

Dalam simulasi pemilihan presiden dengan lima nama teratas, Prabowo masih unggul dengan perolehan 22,2 persen suara, kemudian diikuti oleh Ganjar Pranowo 20 persen, Anies Baswedan 14,2 persen, Sandiaga Uno 12,7 persen, dan Ridwan Kamil 9,2 persen. 

Sebelumnya, pada Februari 2021, lembaga survei Indometer melakukan survei capres 2024 yang menunjukkan elektabilitas atau tingkat keterpilihan Prabowo Subianto sebagai calon presiden masih tinggi. 

Survei Indometer

Hasil survei Indometer menempatkan Ketua Umum Partai Gerindra itu di urutan paling atas sebagai capres terkuat. "Prabowo masih kokoh sebagai capres terkuat, sementara Ridwan Kamil dan Ganjar kini mulai saling menyalip," kata Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer, Leonard SB, Kamis (18/2).

Elektabilitas Ridwan Kamil menyalip Ganjar Pranowo dalam survei Indometer terakhir. Elektabilitas Ganjar saat ini 15,9 persen, setelah sebelumnya naik dari 15,4 persen pada Juli 2020 menjadi 16,5 persen pada Oktober 2020. 

Elektabilitas Ridwan Kamil atau bisa dipanggil Kang Emil melesat hingga 16,1 persen, padahal sebelumnya turun dari 11,3 persen (Juli 2020) menjadi 10,6 persen (Oktober 2020).

Melonjaknya elektabilitas Kang Emil menjadi tantangan, bukan hanya bagi Ganjar, melainkan juga koalisi PDIP dan Gerindra. Ganjar merupakan representasi PDIP sedangkan Prabowo sangat mungkin dicalonkan lagi oleh Gerindra.

Posisi tiga besar survei Indobarometer dikuasai Prabowo, Kang Emil, dan Ganjar. Pada posisi berikutnya, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Elektabilitas Anies terus menurun dari 10,1 persen (Juli 2020) menjadi 8,9 persen (Oktober 2020), dan kini tinggal 7,6 persen.

Elektabilitas Sandi juga terus-menerus merosot, dari 8,8 persen (Juli 2020) menjadi 7,7 persen (Oktober 2020), dan kini 6,8 persen. 

 

Publik Harus Cermati Bijak Survei Capres 2024

Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute, Karyono Wibowo, mengatakan survei-survei elektabilitas capres 2024 yang saat ini mengemuka mesti disikapi secara bijak. Pasalnya, hasil survei ini bukan mencerminkan hasil akhir.

Menurut Karyono, melakukan survei jauh sebelum pelaksanaan Pilpres 2024 memang tidak bisa dilarang. Sebab, itu bagian dari ekspresi kebebasan berpendapat. 

Hasil survei yang dilakukan jauh sebelum pelaksanaan pemilu bukan menggambarkan hasil akhir. Hasil survei saat ini hanya untuk memetakan peta dukungan capres pada kondisi sekarang. 

"Dengan demikian, hasil survei yang dipublikasikan bukan hasil final," kata Karyono, Selasa (30/3).

Karyono menilai peta dukungan dan elektabilitas capres masih akan mengalami fluktuasi. Apalagi, rentang selisih elektabilitas masing-masing kandidat yang diuji masih sangat memungkinkan terjadi volatilitas. 

Karyono menyoroti hasil survei yang menunjukkan hasil berbeda antara lembaga yang satu dengan lembaga yang lain. Padahal, waktu pelaksanaan survei tak jauh beda, metodologi yang digunakan sama, dan jumlah responden tak jauh beda. 

Hal ini tentu membuat masyarakat semakin bingung dalam memahami hasil survei. Karenanya, masyarakat perlu memahami yang mana hasil survei abal-abal, hasil survei yang diframing, dan yang mana hasil survei yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Karyono menyebut hasil survei yang memenuhi kaedah ilmiah bisa saja tak sama, jika waktu pelaksanaannya berbeda relatif jauh. Hal ini disebabkan adanya perubahan atau pergeseran dukungan terhadap kandidat karena dipengaruhi faktor-faktor tertentu dan kondisi tertentu. Perbedaan jumlah responden juga bisa mempengaruhi selisih prosentase elektabilitas. 

"Hal ini disebabkan adanya selisih margin of error yang berbeda. Perbedaan jumlah sampel akan membedakan jumlah margin error," sebut Karyono.

Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP PDIP, Bambang Wuryanto, menilai survei calon presiden oleh beberapa lembaga survei tidak penting pada saat ini. PDIP juga belum memutuskan siapa calon yang akan diusung pada Pilpres 2024.

Hal tersebut disampaikan Bambang menanggapi hasil survei beberapa lembaga survei terkait dengan sosok-sosok yang bakal maju pada Pilpres 2024. Beberapa survei pilpres tersebut mengunggulkan kandidat di luar kader PDIP.

Ia menjelaskan Ganjar Pranowo ketika Pilgub Jateng angka surveinya rendah, namun bisa mengalahkan Bibit Waluyo yang popularitasnya tinggi.

Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria (Ariza), menyambut baik hasil survei terkait elektabilitas Prabowo Subianto. Namun demikian Riza menilai terlalu dini membicarakan pilpres 2024 saat ini.

Kendati demikian Ariza berterima kasih atas hasil survei yang menempati Prabowo dengan hasil yang cukup baik. Ia mengatakan hasil tersebut bisa menjadi pijakan Partai Gerindra dalam menatap langkah politik ke depan.

 

 
Berita Terpopuler