Menristek: Harga Vaksin Merah Putih di Bawah Harga Impor

Harga vaksin Merah Putih diharapkan sekitar 5 dolar AS.

Republika
Vaksin Merah Putih dikembangkan sejumlah lembaga, salah satunya Lembaga Eijkman.
Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan vaksin Merah Putih akan lebih murah dari vaksin impor. Dia berharap bisa dibanderol dengan harga kurang lebih 5 dolar AS.

"Kalau 'range' harga tentunya saat ini belum bisa diprediksi tapi yang pasti di bawah (harga vaksin impor) karena tadi sudah mendapatkan anggaran baik di riset maupun di uji klinis, mudah-mudahan ini bisa 5 dolar AS atau lebih kurang dan 5 dolar AS," kata Menristek dalam acara virtual peringatan Satu Tahun Pandemi COVID-19 dengan tema Inovasi Indonesia Untuk Indonesia Pulih, Bangkit dan Maju di Jakarta, Selasa (2/3).

Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang menuturkan Vaksin Merah Putih bisa lebih murah dibanding vaksin COVID-19 yang diimpor. Sebab, proses riset Vaksin Merah Putih sudah didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Rencananya uji klinis juga akan didukung oleh pemerintah.

Prakiraan harga akan bergantung kepada PT Bio Farma karena proses produksi berada di tangan mereka. "Sehingga mungkin nanti yang menjadi faktor harga itu adalah biaya produksi yang dilakukan oleh Bio Farma sehingga memang perkiraan harganya bisa lebih murah daripada vaksin yang didatangkan dari luar," ujar Bambang.

Ia menuturkan bibit Vaksin Merah Putih yang dikembangkan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman ditargetkan untuk diserahkan ke PT Bio Farma pada Maret 2021. Dengan begitu, PT Bio Farma bisa melakukan sejumlah persiapan untuk melanjutkan ke proses selanjutnya yakni uji klinis.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler