Perpecahan Politik Dituding Picu Kematian Covid-19 AS Tinggi

AS mencatat lebih dari 500.000 kematian akibat Covid-19

EPA
Pakar kesehatan menular Anthony Fauci menyebut Gedung Putih terlalu optimistis. Ilustrasi.
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Pakar penyakit menular Amerika Serikat (AS) dan penasihat kesehatan publik Presiden Joe Biden, Dr. Anthony Fauci mengatakan perpecahan politik berkontribusi tingginya angka kematian terkait Covid-19 di Negeri Paman Sam. Hal itu ia sampaikan saat kasus kematian terkait Covid-19 di AS tembus lebih dari 500 ribu.

Baca Juga

Kantor berita Reuters mencatat hingga Senin (22/2) sore AS telah melaporkan 28 kasus infeksi dan 500.054 kematian terkait virus corona. Fauci mengatakan pandemi menyerang AS saat negara itu mengalami perpecahan politik sehingga memakai masker menjadi isu politik bukan kebijakan kesehatan.

"Bahkan dalam situasi yang terbaik, hal ini akan menjadi masalah yang serius," kata Fauci yang juga menjabat sebagai direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS, Selasa (23/2).

Ia mencatat meski mengambil kebijakan yang ketat tapi negara lain seperti Jerman dan Inggris juga kesulitan mengatasi wabah. "Tetapi tidak menjelaskan bagaimana negara paling canggih dan kaya di dunia memiliki persentase kematian tertinggi dan menjadi negara paling terdampak di dunia, saya yakin itu harusnya tidak terjadi," ujarnya.  

Walaupun populasi AS hanya berkontribusi 4 persen dari total populasi dunia, tapi Negeri Paman Sam bertanggung jawab atas 20 persen kematian Covid-19 di seluruh dunia.

"Ini hal terburuk yang dapat terjadi pada negara ini sehubungan dalam kesehatan bangsa selama 100 tahun," kata Fauci.

 

Ia menambahkan selama berpuluh-puluh tahun mendatang orang-orang akan masih membicarakan 'betapa buruknya tahun 2020 dan mungkin 2021'. Sepanjang 2020 Fauci anggota Gugus Tugas Virus Corona Gedung Putih pemerintahan Donald Trump yang meremehkan pandemi dan menolak mewajibkan pemakaian masker.  

Trump mengabaikan pesan-pesan Fauci mengajak masyarakat menjaga kesehatan dan menyerang kredibilitasnya. Fauci mengatakan kegagalan AS dalam mengatasi pandemi tidak sepenuhnya di tangan Trump. "Tetapi lemahnya keterlibatan puncak pimpinan jelas merugikan upaya untuk mencoba segala hal yang berbasis ilmu pengetahuan," tambahnya.  

Fauci mengatakan titik terendahnya ketika ia melihat sejumlah negara bagian dan kota mengabaikan rekomendasi Gugus Tugas Virus Corona mengenai cara mencabut peraturan pembatasan sosial usai menerapkan karantina wilayah. Fauci mengatakan ia tidak mengerti mengapa beberapa gubernur dan wali kota menolak rekomendasinya.

"Tidak dapat saya mengerti (ketika) Anda dapat melihat dengan mata kepala Anda sendiri apa yang sedang terjadi, ketika semangat Amerika sangat terpecah belah, hal itu membuat saya benar-benar sedih," kata Fauci. 

 
Berita Terpopuler