Ini Profil 5 Direksi Lembaga Pengelola Investasi Indonesia

Selain Dewan Direksi, Presiden Jokowi telah menyetujui jajaran Dewan Pengawas INA.

Tim Infografis Republika.co.id
Lembaga pengelola investasi atau Sovereign Wealth Fund (SWF).
Rep: Sapto Andika Candra Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengenalkan jajaran dewan direksi Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang disebut sebagai Indonesia Investment Authority (INA). Lembaga ini merupakan perwujudan pengelolaan Sovereign Wealth Fund (SWF) di Indonesia. 

Baca Juga

Kelima orang dewan direksi INA yang dikenalkan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Selasa (16/2) antara lain Direktur Utama atau CEO Ridha Wirakusumah, Wakil Dirut Arif Budiman, Direktur Investasi Stefanus Ade Hadidjaja, Direktur Pengelolaan Risiko Marita Alisjahbana, dan Direktur Keuangan Eddy Porwanto. 

Berikut adalah profil singkat dan rekam jejak kelima direksi INA, mengutip pengenalan yang disampaikan Presiden Jokowi. 

1. CEO/Direktur Utama INA Ridha Wirakusumah

Presiden Jokowi menyampaikan, Ridha sangat berpengalaman sebagai eksekutif senior di industri perbankan, jasa keuangan, dan investasi. Posisi terakhirnya adalah CEO Bank Permata.

Ridha memiliki pengalaman panjang dalam karir profesionalnya, antara lain pernah menjadi CEO di berbagai perusahaan multinasional, seperti direktur Kohlberg Kravis Robert di Hong Kong, presiden and CEO AIG di Hong Kong, kemudian presiden dan CEO Asia-Pasifik di GE (General Electric), serta capital consumer finance and banking serta CEO di Maybank Indonesia. 

2. Wakil Dirut INA Arif Budiman

Arif dikenal ahli di industri keuangan dan investasi. Ia memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun di berbagai perusahaan internasional dan domestik.

Dalam usia yang sangat muda, ia dipercaya untuk menjabat presiden McKinsey Indonesia. Pernah juga menjadi konsultan Booz Allen Hamilton di Amerika dan di Asia, dan pernah menjadi Dirut Danareksa, serta Direktur Keuangan Pertamina. 

3. Direktur Investasi INA Stefanus Ade Hadidjaja 

Stefanus dikenal ahli dan menjalani karir profesional sebagai praktisi investasi, juga berpengalaman sebagai konsultan internasional, CEO dan komite investasi di berbagai perusahaan multinasional. 

"Ia pernah menjabat Managing Director and Country Head untuk Indonesia dan Singapura dan Teritory Services Leader di IBM Indonesia," ujar Jokowi.

 

4. Direktur Pengelolaan Risiko INA Marita Alisjahbana

Marita adalah ahli bidang manajemen risiko, sekaligus menjadi yang paling senior di Indonesia dengan pengalaman lebih dari 30 tahun. Ia juga pernah menjabat sebagai Country and Corporate Risk Manager Citibank Indonesia selama 15 tahun, dan merupakan WNI pertama yang memegang posisi tersebut sepanjang sejarah. 

"Pernah juga sebagai Country and Corporate Risk Manager Citibank Thailand, Vietnam, dan Filipina," kata Jokowi.

5. Direktur Keuangan INA Eddy Porwanto

Ia dikenal ahli dalam pengelolaan keuangan serta pengembangan kinerja dan value improvement di berbagai perusahaan multinasional. Punya banyak pengalaman sebagai direktur keuangan di berbagai sektor industri, termasuk penerbangan, otomotif, dan consumer goods. 

"Juga pernah di Northstar Pacific dan CFO General Motors Indonesia," kata presiden. 

Presiden Jokowi meyakini, dengan fondasi hukum yang kuat, dukungan politik yang cukup jelas, keberadaan dewan pengawas, dan jajaran direksi yang memiliki latar belakang kuat, maka INA akan memperoleh kepercayaan nasional dan internasional.

"Dan mampu membuat INA sebagai Sovereign Wealth Fund kelas dunia," katanya.

Presiden juga berharap DPR dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ikut mendukung kebaradaan INA dan ikut mengawal operasionalnya ke depan. INA, ujar presiden, dibentuk untuk mempercepat pembangunan dan menyediakan alternatif pembiayaan pembangunan. 

"Juga meningkatkan dan mengoptimalkan nilai aset negara secara jangka panjang. Kita akan mengurangi kesenjangan kemampuan pendanaan domestik dengan kebutuhan pembiayaan pembangunan. INA akan menjadi mitra strategis bagi para investor baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri," kata Jokowi. 

Selain Dewan Direksi, Presiden Jokowi telah lebih dulu menyetujui jajaran Dewan Pengawas INA. Mereka terdiri dari dua anggota ex-officio yakni Menkeu Sri Mulyani dan Menteri BUMN Erick Thohir serta tiga profesional yakni Haryanto Sahari, Yozua Makes, dan Darwin Cyril Noerhadi.

 
Berita Terpopuler