TSTJ Kembali Dibuka untuk Pengunjung

Taman Satwa Taru Jurug mulai menerima pengunjung hari ini, Selasa (9/2).

ANTARA/Maulana Surya
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di kawasan Solo Zoo atau Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) di Solo, Jawa Tengah. Ilustrasi
Rep: Binti Sholikah Red: Yudha Manggala P Putra

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) di Solo kembali dibuka untuk pengunjung mulai Selasa (9/2) setelah sempat tutup sepekan. Pembukaan kebun binatang terbesar di Solo Raya tersebut menyusul pelonggaran dari Pemerintah Kota (Pemkot) Solo yang membolehkan anak-anak di atas lima tahun berkunjung ke tempat publik.

Direktur Perusahaan Daerah Taman Satwa Taru Jurug, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, menyatakan menyambut baik kebijakan tersebut. TSTJ juga sudah siap menerima pengunjung kembali. Meski pada prinsipnya, ada atau tanpa pengunjung, operasional berjalan normal.

"Dan kebetulan kami sudah mendapat sertifikasi CHSE (Clean, Health, Safety dan Environment) dimana itu kan gabungan dari protokol kesehatan dan konservasi yang ada di TSTJ, otomatis jika ada pengunjung secara sisi protokol kesehatan bisa terpenuhi," kata Bimo kepada wartawan, Selasa.

Mengacu pada Surat Edaran (SE) Wali Kota Solo Nomor 067/295 tertanggal 8 Februari 2021, operasional TSTJ mulai pukul 08.00-15.00 WIB. Sebelumnya operasional sampai pukul 17.00 WIB. Sedangkan harga tiket sejak 1 Januari 2021 ditetapkan sebesar Rp 25 ribu per orang.

Selain itu, juga diberlakukan pembatasan jumlah pengunjung maksimal 30 persen. Pada akhir pekan sebelum pandemi Covid-19 jumlah pengunjung rata-rata 4.000 orang. Maka jumlah pengunjung dalam satu waktu dibatasi maksimal 1.200 orang.

"Ini fokusnya mencegah kerumunan dulu, anak-anak kan sudah boleh masuk, nanti kami akan fokus ketika pengunjung di dalam area TSTJ jaga jaraknya diberlakukan," imbuh Bimo.

Sedangkan mengenai sistem pembayaran tiket tidak ada perubahan. Tiket bisa dibeli secara daring, juga dilayani pembelian langsung di loket secara tunai maupun nontunai. Selain itu, tiket presale yang dikeluarkan pada 2020 juga bisa digunakan.

Dengan pelonggaran untuk anak usia lima tahun tersebut, maka manajemen TSTJ juga menyiapkan hiburan pendukung seperti wahana permainan, tunggang gajah, kolam keceh, dan lainnya. Manajemen akan melakukan evaluasi terlebih dahulu sebelum mengoperasionalkan hiburan pendukung tersebut.

"Hari ini tadi sudah ada pengunjung. Sampai pukul 11.30 WIB sudah ada 22 pengunjung, rinciannya 11 pengunjung beli tiket tunai, tiket presale tiga orang, dan pancingan delapan orang," sebutnya.

Bimo menambahkan, sebelumnya manajemen TSTJ memutuskan untuk menutup operasional bagi pengunjung per 1 Februari 2021 sampai batas waktu tidak ditentukan. Selama sepekan ditutup, belum ada pegawai yang diliburkan.

Sejak Oktober 2020, manajemen memberlakukan sistem bekerja digilir untuk bagian nonkonservasi, yakni 15 hari kerja, 15 hari libur. Sedangkan bagian konservasi bekerja penuh.

"Nanti sampai akhir Februari bekerja seperti itu, kemudian awal Maret kami evaluasi. Total karyawan TSTJ ada 80 orang, termasuk bagian konservasi ada 27 orang," ucapnya.

Dari awal Januari sampai pekan pertama Februari, sudah ada empat kelahiran satwa baru di TSTJ. Antara lain, blackbuck, sitatunga, rusa tutul, dan kebo bule. Jumlah koleksi satwa di TSTJ saat ini kurang lebih 407 ekor satwa.

Bimo menyebut, kondisi satwa selama pandemi Covid-19 sehat dan tidak ada masalah. Sebab, pemeliharaan satwa tetap dilakukan meski pengunjung sepi atau bahkan tidak ada pengunjung.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Ahyani, mengatakan, TSTJ memang perlu diberikan ruang karena selama pandemi Covid-19 ini misi edukasi dan rekreasi tidak berjalan maksimal. Sedangkan misi konservasi tetap berjalan meskipun tidak ada pengunjung.

Menurutnya, sebelumnya TSTJ direncanakan tutup setahun lantaran prediksi kondisi kasus penyebaran Covid-19 yang belum ada penurunan.

"Tapi kan dengan pertimbangan dinamika tren mulai ada penurunan penderita dan ada peningkatan yang sembuh, zonanya kan turun mulai ke arah oranye kuning, ya istilahnya ekonominya kami dorong lagi," terang Ahyani.

Terkait bantuan Belanja Tidak Terduga (BTT) dari APBD untuk operasional TSTJ, Ahyani menyebut tetap diberikan. BTT diberikan untuk keperluan pemeliharaan satwa, honor keeper, dokter hewan, dan satpam.

Namun, Pemkot akan melakukan evaluasi. Jika pendapatan TSTJ mencukupi untuk operasional, maka BTT bisa jadi disetop. "Bentuknya kan hibah itu nanti, terkait dengan Covid-19 juga, karena Covid-19 dampaknya tidak hanya kepada manusia, tapi juga hewan," ujarnya.

 
Berita Terpopuler