Prancis Merasa tak Perlu Lagi Berlakukan Karantina Nasional

Jam malam dan vaksin Covid-19 dinilai cukup mengendalikan virus.

AP / Daniel Cole
Prancis Merasa tak Perlu Lagi Berlakukan Karantina Nasional. Seorang pria menaiki tangga yang kosong ketika diberlakukannya jam malam di Marseille, Prancis, Ahad (10/1). Menanggapi adanya temuan varian baru Covid-19 di kota Marseille, otoritas setempat akan memberlakukan jam malam lebih awal. Semula, aktivitas masyarakat berhenti pukul 8 malam dan kini menjadi pukul 6 sore hingga 6 pagi keesokan harinya.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran mengatakan situasi Covid-19 di Prancis saat ini stabil dan pemerintah berhak memutuskan tidak memberlakukan karantina nasional baru.

Baca Juga

Veran juga mengatakan kepada radio France Info bahwa mungkin dan memang lebih disukai Prancis tidak perlu 'dikurung' lagi. "Selama tiga minggu kami memiliki (rata-rata) 20 ribu kasus baru per hari dan 3.000-3.200 pasien di unit perawatan intensif. Ini stabil tetapi tinggi, ini tidak memerlukan tindakan penguncian nasional," kata Veran.

Jumlah orang di Prancis yang meninggal karena infeksi Covid-19 naik 458 pada Senin (8/2) menjadi 79.423 dan menjadi jumlah kematian tertinggi ketujuh secara global. Tidak seperti beberapa tetangganya, Prancis menahan diri untuk tidak memberlakukan karantina nasional ketiga.

Prancis berharap jam malam yang diberlakukan sejak 15 Desember dan program vaksinasi yang sekarang telah diberikan kepada lebih dari dua juta orang akan cukup untuk mengendalikan penyebaran virus. Veran mengatakan dia memperkirakan antara 3,5 juta hingga 4 juta orang di Prancis akan menerima dosis pertama vaksin Covid-19 pada akhir Februari.

 

Namun, beberapa pejabat kesehatan telah memperingatkan tentang tekanan yang ditempatkan pada sistem rumah sakit dan dampak dari varian virus corona yang lebih menular. Veran menegaskan kembali vaksin AstraZeneca efisien melawan 99 persen strain Covid-19 di Prancis.

Negara itu sedang mempertimbangkan untuk menggunakan vaksin selain AstraZeneca untuk wilayah luar negeri. "Kami memantau perkembangan varian Afrika Selatan, terutama di (pulau Prancis) Mayotte. Kami sedang mempertimbangkan meningkatkan perlindungan petugas kesehatan di wilayah luar negeri," kata dia.

Afrika Selatan memutuskan menunda penggunaan suntikan Covid-19 AstraZeneca dalam program vaksinasi setelah data menunjukkan vaksin itu memberikan perlindungan minimal terhadap infeksi ringan hingga sedang yang disebabkan oleh varian virus corona dominan di negara itu.

 

Otoritas kesehatan melaporkan 4.317 kasus baru Covid-19 yang dikonfirmasi di Prancis pada Senin, menurun dari 19.715 kasus pada Ahad (7/2). Jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit akibat virus naik 343 orang, menjadi 28.037 orang.

 
Berita Terpopuler