Ulama Masuk Prioritas Vaksinasi? Ini Kata Kemenkes

Ulama masuk dalam kelompok petugas pelayanan publik.

Wihdan Hidayat / Republika
Ulama Masuk Prioritas Vaksinasi? Ini Kata Kemenkes. Petugas bersiap menyuntik vaksin Covid-19 tenaga kesehatan (Nakes) di Puskesmas Pandak I, Bantul, Yogyakarta, Rabu (3/2). Sebanyak 52 Nakes akan disuntik vaksin Covid-19 untuk tahap pertama. Beberapa Puskesmas di Yogyakarta baru bisa menjalani imunisasi Covid-19 pada pekan ini.
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa ulama dan tokoh agama di Tanah Air terinfeksi Covid-19, bahkan ada yang meninggal dunia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, para ulama masuk dalam kelompok petugas pelayanan publik yang akan menerima vaksinasi Covid-19 mulai Maret mendatang.

Baca Juga

"Yang kami definisikan sebagai petugas pelayanan publik yang terdiri dari aparatur sipil negara (ASN), TNI/polri, tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga pemimpin organisasi Islam. Jadi ulama masuk dalam kelompok petugas pelayanan publik," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Republika.co.id, Senin (8/2).

Kemenkes mencatat total petugas pelayanan publik di Indonesia sekitar 17,4 juta. Kemenkes menjadwalkan vaksinasi untuk kelompok ini dimulai Maret hingga April 2021.

Nadia menambahkan, vaksinasi untuk kelompok ini bersamaan dengan masyarakat lansia yang jumlahnya sekitar 21,5 juta. Masyarakat biasa baru bisa divaksin pada Mei 2021. 

"Penyuntikan vaksin Covid-19 bisa di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) atau pos vaksin. Tetapi, untuk lansia harus dilakukan di fasyankes rumah sakit dan puskesmas," katanya.

 

Ia menambahkan, peta jalan Kemenkes telah menargetkan, vaksinasi ini bisa selesai dalam kurun waktu hingga 15 bulan ke depan. Apalagi, target presiden Joko Widodo bisa diselesaikan dalam 12 bulan. 

"Tetapi tantangannya adalah bagaimana mendapatkan vaksinasi Covid-19 ini dalam jangka waktu setahun. Indonesia kan baru mengamankan sekitar 300 juta dosis vaksin, sementara kebutuhan vaksin sebanyak 426 juta dosis," ujarnya.

Ia menambahkan, sejauh ini belum ada penambahan vaksin untuk Indonesia. Ia menambahkan, Sinovac dan Astre Zeneca dijadwalkan datang selama periode Maret hingga Juni.

 

Rencananya akan ada tambahan 23,5 juta dosis dari Astra Zeneca. Pemerintah sedang mengupayakan penambahan kekurangan vaksin kemudian masyarakat bisa diimunisasi dan kekebalan kelompok (herd immunity) bisa terbentuk.

 
Berita Terpopuler