Astronom Temukan Galaksi Kerdil Aneh dan Misterius

Galaksi kerdil ini memiliki materi gelap yang sangat besar, 10 juta massa matahari.

Galaksi (ilustrasi).

Galaksi (ilustrasi).

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, MASSACHUSETTS -- Galaksi kerdil kuno berukuran kecil bernama Tucana II yang mengorbit di Bima Sakti  menyimpan rahasia besar. Menurut studi baru tentang bintang-bintang di sekitar objek, meskipun galaksi ini kerdil namun memiliki halo materi gelapnya yang sangat masif.

Halo adalah lingkaran cahaya di sekitar materi gelap. Meskipun massa bintang Tucana II hanya sekitar 3.000 kali massa Matahari, halo materi gelapnya memiliki 10 juta kali massa Matahari.

Kapasitas itu sekitar tiga hingga lima kali lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa galaksi paling awal di alam semesta bisa jadi jauh lebih masif dari yang kita ketahui.

Baca Juga

“Tucana II memiliki massa yang jauh lebih banyak dari yang kami duga, untuk mengikat bintang-bintang yang sangat jauh ini,” kata ahli astrofisika Anirudh Chiti dari MIT.

“Ini berarti bahwa galaksi peninggalan lain mungkin memiliki lingkaran cahaya seperti ini juga,” ujarnya.

Bima Sakti memiliki segerombolan galaksi kerdil yang menyertainya. Ini adalah gugusan bintang kecil dan samar yang memiliki logam sangat rendah. Karakteristik ini mengungkapkan mereka sudah sangat tua. Sebab, logam membutuhkan waktu untuk terbentuk di jantung dan menyebar ke seluruh alam semesta.

Tucana II, terletak sekitar 163.000 tahun cahaya dari Bumi, termasuk yang terkecil. Berdasarkan logam dari populasi bintangnya, bintang ini juga termasuk yang tertua. Hampir tidak ada logam yang ditemukan. Chiti dan timnya sedang menyelidiki bintang-bintang ini, berharap menemukan populasi bintang yang lebih tua.

Ilmuwan melakukan pengamatan menggunakan teleskop SkyMapper Universitas Nasional Australia. Mereka kemudian menjalankan hasilnya melalui algoritma yang dirancang Chiti untuk memilih bintang miskin logam. Selain bintang-bintang di jantung Tucana II, algoritma mendeteksi sembilan bintang baru, pada jarak yang cukup jauh.

Data dikumpulkan oleh satelit Gaia-satelit untuk memetakan Bima Sakti dalam tiga dimensi, termasuk pergerakan bintang. Bintang-bintang yang jauh dari inti galaksi kerdil itu mengorbit di sekitarnya, terikat secara gravitasi.

Properti galaksi yang diperkirakan sebelumnya tidak memasukkan cukup massa untuk menghasilkan jenis kekuatan gravitasi yang akan membuat bintang-bintang yang jauh itu terikat. Artinya ada massa di sana yang tidak dapat dilihat, atau deteksi secara langsung. Yang berarti, kemungkinan adalah materi gelap.

Tidak ada yang tahu apa itu materi gelap. Ilmuwan meyakini materi gelap adalah massa tak terlihat di alam semesta yang bertanggung jawab untuk menciptakan semua gravitasi ekstra. Hal ini membuat galaksi berputar lebih cepat dan menekuk ruang waktu. Menurut para ilmuwan, materi gelap lebih banyak dibandingkan materi normal. Ilmuwan juga meyakini materi gelap itu adalah perekat yang mengikat galaksi.

“Tanpa materi gelap, galaksi akan terbang terpisah. (Materi Gelap) adalah unsur penting dalam membuat galaksi dan menyatukannya,” kata Chiti, dilansir dari Science Alert, Ahad (7/2)

Berdasarkan posisi dan pergerakan bintang-bintang, tim tersebut dapat memperbarui massa materi gelap Tucana II. Masa materi gelap galaksi itu mencapai kisaran 10 juta massa Matahari. Ini adalah bukti pertama bahwa galaksi kerdil ultrafaint dapat memiliki materi gelap sebanyak itu, dan ini menimbulkan banyak teka-teki.

“Ini mungkin juga berarti bahwa galaksi paling awal terbentuk di lingkaran cahaya materi gelap yang jauh lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya,” kata ahli astrofisika Anna Frebel MIT.

 
Berita Terpopuler