Galaksi Aneh Ini Alami Ledakan Setiap 114 Hari

Peristiwa itu terjadi di galaksi yang berjarak sekitar 570 juta tahun cahaya.

Science Alert
Galaksi (ilustrasi).
Rep: Idealisa Masyrafina Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Astronom menemukan sebuah galaksi yang aneh. Galaksi ini menghasilkan ledakan tiap 114 hari.

Para peneliti melihat ledakan berulang, rata-rata setiap 114 hari, di galaksi yang berjarak sekitar 570 juta tahun cahaya dari Bumi. Sebagai gambaran, sistem bintang terdekat ke Bumi kira-kira 4 tahun cahaya jauhnya. Jadi, galaksi yang diamati ilmuwan ini berlokasi sangat jauh dari bumi.

Baca Juga

Peristiwa tersebut, yang dikenal sebagai ASASSN-14ko, menyala dengan kuat dan bisa dilihat dalam beberapa panjang gelombang cahaya.

Peneliti studi Anna Payne, seorang rekan lulusan NASA di Universitas Hawai'i di Mānoa, menjelaskan bahwa peristiwa ini adalah suar multi panjang gelombang yang paling dapat diprediksi. Peristiwa berulang itu memberi ilmuwan kesempatan untuk mempelajari ledakan ini secara mendetail.

"Kami pikir lubang hitam supermasif di pusat galaksi menciptakan semburan saat memakan bintang raksasa yang mengorbit," ujar peneliti studi Anna Payne dalam pernyataan NASA, dilansir di Space, Senin (18/1).

Payne mempresentasikan detailnya pada Rabu (13/1) di pertemuan virtual ke-237 dari American Astronomical Society. Hasil penelitian ini sedang ditinjau ilmiah untuk publikasi jurnal akhirnya.

Menurut Payne, apa yang mungkin disaksikan para astronom adalah peristiwa gangguan pasang surut, yang terjadi ketika gaya gravitasi yang sangat besar dari lubang hitam merobek bintang di dekatnya menjadi aliran gas.  

Saat gas jatuh ke cakram akresi lubang hitam, terjadi flare-up (nyala ledakan) yang dapat dilihat ratusan juta tahun cahaya jauhnya.

"Para astronom berpendapat bahwa salah satu lubang hitam supermasif di galaksi, yang berukuran sekitar 78 juta kali massa Matahari, sebagian mengganggu bintang raksasa yang mengorbit," kata NASA dalam pernyataan itu.  

Orbit bintang tidak melingkar. Setiap kali bintang lewat paling dekat ke lubang hitam, akan melepaskan massa tetapi tidak sepenuhnya pecah. Setiap pertemuan melepaskan sejumlah gas yang setara dengan sekitar tiga kali massa Jupiter.

Tim peneliti menggunakan Neil Gehrels Swift Observatory NASA, NASA Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) yang memburu planet, NASA Nuclear Spectroscopic Telescope Array (NuSTAR) dan teleskop XMM-Newton X-ray Badan Antariksa Eropa (ESA) untuk mengamati suar baru-baru ini.

Secara keseluruhan, tim Payne mengumpulkan data pada 20 suar.  Peristiwa tersebut terjadi di galaksi ESO 253-3. Karena berulang, flaring menjadi minat khusus para astronom untuk membantu mereka mengidentifikasi penyebab peristiwa ini dan untuk mencari informasi baru.

 
Berita Terpopuler