Kemhan: Komcad Perlu Diperkuat dengan Alutsista

Pembangunan kekuatan pertahanan suatu negara akan sulit dilakukan disaat perang.

Republika TV/Havid Al Vizki
Dahnil Anzar Simanjuntak (Kiri)
Rep: Ronggo Astungkoro Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengatakan, komponen cadangan (Komcad) merupakan bagian yang integral dalam sistem pertahanan yang perlu diperkuat bersamaan dengan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista). Komcad juga dinilai perlu dibangun karena pembangunan kekuatan pertahanan suatu negara akan sulit dilakukan disaat perang.

"Komcad sebagai subsistem pertahanan RI adalah bagian yang integral dalam sistem pertahanan kita yang perlu diperkuat bersamaan dengan modernisasi alutsista," ujar Juru Bicara Menter Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak, lewat pesan singkat, Kamis (4/2).

Dahnil mengatakan, Komcad merupakan pekerjaan rumah yang tak kunjung dibentuk secara formal dengan sistem yang baik bagi Indonesia. Saat ini, kata dia, UU No 23 tahun 2019 memberikan amanat untuk itu secara terang dan jelas.

Dia menerangkan, bagi Indonesia perang dengan cara militer adalah perang yang ditujukan untuk menjaga keutuhan wilayah dan menegakkan kedaulatan NKRI. Selain itu, hal tersebut juga dilakukan untuk menjaga keselamatan bangsa, bukan untuk melakukan invasi atau agresi militer terhadap negara lain.

 

"Sementara itu, pembangunan kekuatan pertahanan suatu negara akan sulit dilakukan disaat perang," ungkap Dahnil.

Menurut dia, kekuatan pertahanan merupakan satu sistem yang utuh, tidak bisa dipisah-pisahkan. Mulai dari kekuatan laut yang andal melalui alutsista dan pelautnya, kekuatan udara melalui pesawat tempur, radar, termasuk pilot fighters-nya, dan kekuatan darat melalui infantrinya.

"Dan dalam sebuah sistem pertahanan itu ada Komcad di dalamnya yang tidak bisa dipisahkan," kata dia.

Sebelumnya, peneliti LIPI, Diandra Mengko, menyebut, pemerintah Indonesia belum membuat proyeksi bacaan terhadap peperangan di masa depan. Itu menjadi salah satu alasan, dia menilai, Komcad tidak akan efektif menghadapi peperangan ke depan.

"Saya juga tidak yakin Komcad bisa efektif," ujar Diandra dalam diskusi daring bertajuk "Kritik Pembentukan Komponen Cadangan" yang digagas Imparsial, Rabu (3/2).

Diandra menerangkan, alasan pertamanya ialah pemerintah Indonesia belum memproyeksikan bacaan terhadap peperangan di masa depan. Dia meragukan, pada masa depan akan muncul peperangan konvensional yang memang membutuhkan Komcad tersebut.

"Saya tidak kebayang bagaimana seorang Komcad bisa membantu serangan cyber misalnya. Atau kita lihat sekarang Amerika sudah mempersiapkan space forces, bagaimana dengan mau dikenalkan dengan space force. Matranya aja belum ada," kata dia.

 

Alasan kedua, terkait dengan dinamika lapangan yang terjadi secara riil. Dia mengambil contoh dinamika yang berkembang belakangan, yakni Laut Cina Selatan dan penemuan drone di bawah laut. Dia meragukan itu semua mengindikasikan negara ini butuh tambahan prajurit.

"Kayaknya tidak ada di antara semua dinamika ancaman, tak ada yang mengindikasikan kita kekurangan prajurit. Semua itu menunjukan kita kurang alutsista. Kedua kurang kemampuan SDM, dan peningkatan profesionalitas di tubuh militer itu sendiri," kata dia.

Kemudian, jika ingin dibandingkan dengan Korea Selatan dan Singapura yang juga memiliki hal serupa, Indoensia sendiri ia nilai tidak kekurangan manpower. Dia menyebutkan, pada 2020 lalu, Indonesia masuk ke dalam 10 besar negara dengan manpower tertinggi se-Asia.

"Jadi sebenarnya Indonesia secara manpower tidak kekurangan. Yang perlu adalah kualitasnya, profesionalisme ditingkatkan, dan modernisasi alusistanya," jelas dia.

Alasan selanjutnya terkait dengan permasalahan profesionalitas dan pengembangan. Di sumber daya manusia (SDM) tentara sendiri, kata dia, masih memerlukan banyak upaya dalam peningkatan dan pelatihan prajurit. Dia melihat, saat ini hal tersebut sudah lebi berkembang ketimbang yang lalu-lalu, namun masih belum banyak.

 

"Kemudian diperlukan juga upaya untuk menyejahterkan prajurit. Mulai dari perumahan, asuransi kesehatan, itu masih ada yang bermasalah juga. Ini kan kalau ditingkatkan kan punya nilai profesionalitas yang lebih tinggi," kata dia.

 
Berita Terpopuler