China Berjanji Transparan dalam Penyelidikan Asal-Usul Covid
Tim pakar WHO mengunjungi Institut Virologi Wuhan pada Rabu (3/2).
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China mengatakan akan bersikap terbuka dan transparan dalam penyelidikan asal-usul SARS-Cov-2 penyebab Covid-19. Hal itu disampaikan saat tim pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengunjungi Institut Virologi Wuhan.
"Perlu diperhatikan bahwa melacak asal mula virus adalah masalah ilmiah yang kompleks dan kami perlu menawarkan ruang yang cukup bagi para ilmuwan untuk melakukan pekerjaan mereka. China akan, seperti biasa, mempertahankan sikap terbuka, transparan, dan bertanggung jawab, terus bekerja sama dengan WHO," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Cina Wang Wenbin dalam konferensi pers pada Rabu (3/2), dikutip laman resmi Kemlu China.
Wang mengungkapkan, selain mengunjungi Institut Virologi Wuhan, tim WHO juga melakukan diskusi dengan para ahli dari Huazhong Agricultural University. "Kegiatan ini merupakan bagian penting dari pertukaran penelusuran asal-usul (SARS-Cov-2) dan kerja sama antara kedua belah pihak," ujarnya.
Tim pakar WHO yang ditugaskan menyelidiki asal-usul SARS-Cov-2 mengunjungi Institut Virologi Wuhan pada Rabu (3/2). Seperti diketahui, sempat bermunculan dugaan bahwa pandemi disebabkan karena adanya kebocoran virus dari laboratorium tersebut.
Institut Virologi Wuhan telah menjadi pusat dari sejumlah teori konspirasi, yang turut dipromosikan mantan presiden AS Donald Trump dan Mike Pompeo selaku menteri luar negeri di kabinet pemerintahannya. Trump dan Pompeo meyakini pandemi Covid-19 terjadi akibat adanya kebocoran virus dari laboratorium Institut Virologi Wuhan.
Mereka kompak menyerukan perlunya penyelidikan independen untuk menguak hal tersebut. Trump dan Pompeo menuding China menutup-nutupi fakta terkait penyebaran wabah tersebut.
Sebagian besar ilmuwan menolak hipotesis tentang kebocoran laboratorium sebagai penyebab pecahnya pandemi. Mereka meyakini bahwa Covid-19 muncul secara natural.