Sukabumi Susun SOP Kesiapsiagaan Hadapi Gempa Bumi

Tahap berikutnya akan ada uji coba melalui simulasi dan lapangan.

BUDI CANDRA SETYA/ANTARA
Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) PMI mengarahkan warga ke titik kumpul pada simulasi evakuasi mandiri bencana gempa bumi (ilustrasi)
Rep: Riga Nurul Iman Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Upaya menghadapi potensi bencana gempa bumi di Kota Sukabumi terus dilakukan. Salah satunya dengan menyusun standar operasional prosedur (SOP) kesiapsiagaan gempa bumi.

Baca Juga

Langkah ini dilakukan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi yang menyusun finalisasi panduan SOP kesiapsiagaan gempa bumi yang dilaksanakan di Kelurahan Baros, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi pada akhir pekan lalu. "Kegiatan ini merupakan rangkaian dari tahapan sebelumnya yang meliputi penyusunan dokumen SOP secara partisipatif di kelurahan," ujar Ketua PMI Kota Sukabumi, Suranto Sumowiryo, Ahad (24/1).

Tahap berikutnya yakni uji coba melalui simulasi dan lapangan. Dan tahap akhir dokumen akan di revisi serta dilakukan finalisasi untuk SOP kesiapsiagaan gempa bumi di kelurahan. Finalisasi SOP ini berisi dokumen yang mengatur peran dan fungsi masing-masing.

Sehingga kata Suranto, tiap elemen dikolaborasikan agar memperoleh hasil kesepakatan dalam pembagian tugas saat penanggulangan bencana, serta mengatur tugas pokok dan fungsinya. Standar operasional dan prosedur ini disusun agar dapat digunakan sebagai acuan di kelurahan untuk melakukan respons awal dalam menanggulangi potensi dampak bencana gempa bumi.

"Melalui finalisasi ini juga ditekankan komitmen bersama dari semua unsur," ungkap Suranto. Terutama dari pihak kecamatan dan kelurahan untuk rencana tindak lanjut keberlangsungan dari inisiasi SOP ini.

Misalnya seperti kesiapan melakukan kegiatan simulasi, evakuasi secara mandiri dilingkungannya, untuk melakukan, menguji dan mengaktifasi SOP yang sudah disusun bersama. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisasi dampak bencana gempa bumi baik dari sisi korban jiwa maupun harta.

 

Seperti diketahui sambung Suranto, potensi ancaman Sesar Cimandiri aktif dan sering menimbulkan gempa bumi yang berpusat di Sukabumi, meskipun kekuatannya kecil. Kegiatan ini merupakan rangkaian program kesiapsiagaan gempa bumi yang dilaksanakan melalui dukungan PMI pusat, USAID dan Palang Merah Amerika (Amcross) yang dilakukan di wilayah PMI Kota Sukabumi.

Kegiatan ini lanjut Suranto, diikuti oleh tim penyusun dokumen SOP dari unsur muspika Kecamatan Baros, Polsek, Koramil, Puskesmas serta Pihak Kelurahan. Selain itu, juga diikuti oleh sejumlah peserta dari relawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) yang ada di kelurahan Baros dan Linmas Baros.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami mengatakan, kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi memang diperlukan. Sebab pada 2020 lalu misalnya tercatat ada sebanyak 38 kejadian gempa yang dirasakan warga.

Meskipun dari 199 bencana di 2020, mayoritas bencana yang terjadi sebanyak cuaca ekstrem sebanyak 69 kejadian. Selanjutnya longsor sebanyak 51 kejadian, gempa bumi 38 kejadian, banjir genangan 20 kejadian, dan kebakaran 17 kejadian serta angin topan 4 kejadian. Ratusan kejadian bencana ini terjadi di tujuh kecamatan.

 
Berita Terpopuler