Lloyd Austin, Jenderal AS yang Menembus Batasan Rasial

Austin menjadi komandan Afrika-Amerika pertama divisi infantri dalam pertempuran.

AP Photo/Susan Walsh
Pensiunan Jenderal Angkatan Darat Lloyd Austin, pilihan Biden untuk menjadi menteri pertahanan, meninggalkan podium setelah berbicara di teater The Queen di Wilmington, Del., Rabu, 9 Desember 2020.
Rep: Lintar Satria Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Usai dikonfirmasi Senat, Lloyd Austin menjadi warga Afrika-Amerika pertama yang memimpin Pentagon. Tapi ini bukan pertama kalinya ia menjadi yang 'pertama'. Sepanjang 41 tahun karirnya di militer Amerika Serikat (AS) ia kerap menjadi yang pertama.

Dalam video yang diunggah di media sosial Twitter 12 Januari lalu Austin mengatakan ia sering menjadi orang Afrika-Amerika pertama yang menduduki jabatan tertentu. Jenderal yang pensiun tahun 2016 itu selalu berhasil menembus batasan-batasan rasial dan menduduki jabatan yang biasanya diisi orang kulit putih.

"Ini bukan pertama kalinya saya menjadi yang pertama," kata Austin dalam video diunggah setelah Presiden Joe Biden mencalonkannya sebagai Menteri Pertahanan AS dua pekan yang lalu.

"Saat saya Letnan Kolonel saya dipilih sebagai Perwira Operasi untuk Divisi Penerjun ke-82, seorang Afrika-Amerika pertama yang menjabat posisi tersebut," tambahnya.

Kemudian Austin juga komandan Afrika-Amerika pertama divisi infantri dalam pertempuran. Setelah itu ia Afrika Amerika pertama yang mengepalai Koprs Angkatan Darat di pertempuran. Ia juga Afrika-Amerika pertama yang menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat AS.

"Afrika-Amerika pertama Komandan CENTCOM (Komando Pusat Angkatan Darat AS), sulit untuk dipercayai tapi memang seperti itu, ada banyak komentar menyedihkan di sini, dan itu adalah harusnya tidak perlu begitu lama bagi kami untuk sampai di sini," kata Austin dalam video tersebut.

"Seharusnya sudah ada orang sebelum saya," tambahnya.

Baca Juga

Austin mengungkapkan rasa terima kasihnya pada masyarakat Afrika-Amerika sebelumnya yang telah mengabdi dan berkorban pada negara. Yaitu mereka yang bergabung dalam Tuskegee Airmen yakni pilot dan bomber Afrika-Amerika AS dalam Perang Dunia II, Montford Point Marine yakin marinir Afrika-Amerika, serta Afrika-Amerika yang bertempur di Perang Dunia I dan II.

"Yang bertempur dengan luar biasa, dan di pundak merekalah saya berdiri hari ini di sini," kata Austin.

"Tujuan saya adalah bukan yang terakhir, harapannya kami dapat membentuk sebuah kondisi di tempat ini yang memastikan saya bukan komandan Komando Korps di pertempuran, Komandan CENTCOM dan jelas bukan Menteri Pertahanan, Afrika-Amerika yang terakhir," tutupnya.


 
Berita Terpopuler