Myanmar Setuju Pemulangan Pengungsi Rohingya Tahun Ini

Myanmar pulangkan Rohingya usai bertemu Bangladesh yang difasilitasi China.

EPA-EFE/MONIRUL ALAM
Sekelompok pengungsi Rohingya di atas kapal angkatan laut saat mereka pindah ke Pulau Bhashan Char, di Chittagong, Bangladesh 29 Desember 2020. Kelompok kedua pengungsi Rohingya dipindahkan ke pulau Bhashan Char di bawah distrik Noakhali.
Rep: Kamran Dikarma Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Myanmar setuju memulai repatriasi pengungsi Rohingya tahun ini. Kesepakatan muncul setelah Myanmar melakukan pertemuan dengan Bangladesh, difasilitasi China.

Baca Juga

“Kami mendorong untuk memulai repatriasi pada kuartal pertama, tetapi Myanmar mencari lebih banyak waktu untuk pengaturan logistik dan beberapa pengaturan fisik. Jadi, kami minta repatriasi pada kuartal kedua dan mereka setuju,” kata Menteri Luar Negeri Bangladesh Masud Bin Momen usai pertemuan pada Selasa (19/1), dikutip Anadolu Agency.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Myanmar turut mengonfirmasi kabar soal repatriasi itu. "Myanmar telah membuat semua pengaturan yang diperlukan untuk repatriasi dan menegaskan kembali kesiapannya menerima pengungsi yang diverifikasi sejalan dengan perjanjian bilateral," katanya dalam sebuah pernyataan.

Namun, Kemlu Myanmar tak menyinggung tanggal spesifik dimulainya repatriasi. "Proyek Percontohan sedang dilakukan untuk repatriasi para pengungsi. Myanmar bersedia memulai proses dengan pengungsi yang diverifikasi yang akan dipulangkan di bawah proyek percontohan," katanya.

Dalam pertemuan tripartit, China dan Myanmar menyepakati proposal yang didorong Bangladesh untuk mempertahankan kehadiran komunitas internasional di Negara Bagian Rakhine saat repatriasi. China akan melakukan vaksinasi Covid-19 gratis kepada orang-orang Rohingya pada tahap pertama repatriasi.

 

Bangladesh telah berupaya keras untuk memulai repatriasi pengungsi Rohingya. Namun Myanmar kerap menundanya dengan alasan mencari waktu untuk pengaturan logistik.

Bangladesh diketahui mulai memindahkan sebagian pengungsi Rohingya dari kamp-kamp di Cox's Bazar ke sebuah pulau terpencil bernama Bhasan Char. Lebih dari 2.000 pengungsi telah direlokasi sejak Desember tahun lalu. Pemindahan itu memicu kekhawatiran karena dilakukan tanpa melibatkan penilaian PBB tentang keamanan pulau terkait.

Wakil pejabat pemerintah Bangladesh untuk urusan pengungsi Mohammed Shamsud Douza mengatakan tanggul sepanjang 12 kilometer telah dibangun di Bhasan Char. Dia berharap tanggul tersebut bakal melindungi Bhasan Char dari banjir.

Selain itu, Bangladesh pun telah membangun perumahan untuk 100 ribu pengungsi. Mohammed menegaskan bahwa relokasi bersifat sukarela. "Tidak ada yang dipaksa pergi ke sana," ujarnya.

Saat ini terdapat sekitar 1,2 juta pengungsi Rohingya di Cox's Bazar. Mereka mulai mendatangi wilayah tersebut pada Agustus 2017. Hal itu terjadi setelah militer Myanmar melakukan operasi brutal untuk menangkap gerilyawan Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. 

 
Berita Terpopuler