Cina Dukung Indonesia Jadi Pusat Produksi Vaksin Regional

Pemerintah Cina mendukung upaya Indonesia menjadi pusat produksi vaksin regional.

EPA-EFE/MUCHLIS JR
Foto selebaran yang disediakan oleh Istana Kepresidenan Indonesia menunjukkan pejabat yang memeriksa vaksin COVID-19 dari China Sinovac Biotech Ltd, di perusahaan farmasi milik negara PT Bio Farma di Bandung, Jawa Barat, Indonesia, 06 Desember 2020. Negara telah menerima 1,2 juta dosis vaksin, yang dipesan dari Sinovac Biotech Ltd.
Rep: Kamran Dikarma Red: Yudha Manggala P Putra

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Cina mendukung Indonesia menjadi pusat produksi vaksin regional. Hal itu disampaikan setelah Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi mengunjungi Tanah Air, pekan ini.

"Kami akan mendukung upaya Indonesia untuk menjadi pusat produksi vaksin regional dan memperdalam kerja sama dengannya di bidang medis serta kesehatan untuk berkontribusi pada pembangunan komunitas kesehatan bagi umat manusia," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Cina Zhao Lijian dalam konferensi pers pada Kamis (14/1), dikutip laman resmi Kemlu Cina.

Zhao mengungkapkan, Cina dan Indonesia adalah mitra kerja sama strategis penting, termasuk di era pandemi. "Kerja sama vaksin kita yang berhasil menunjukkan rasa saling percaya politik tingkat tinggi dan telah memupuk sorotan baru dalam kerja sama praktis. Cina siap memajukan kerja sama dengan Indonesia dalam riset-pembangunan, produksi, dan pengadaan vaksin," ujarnya.

Dalam kunjungannya ke Indonesia pekan ini, Wang Yi bertemu Presiden Joko Widodo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, serta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Saat bertemu Retno Marsudi di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, kerja sama ekonomi dan kesehatan menjadi topik utama pembicaraan mereka.

Retno mengungkapkan, pada Februari tahun lalu menlu negara anggota ASEAN dan Cina telah melakukan pertemuan di Laos. Itu merupakan pertemuan perdana dalam rangka merespons pandemi Covid-19. Sebagai tindak lanjut dari pertemuan tersebut, terdapat beberapa kemajuan kerja sama, antara lain, kontribusi Cina dalam mendukung inisiatif Public Health Cooperation Initiative: Program on Public Health Emergency Preparedness Capacity (PROMPT).

Selain itu, Cina juga berkontribusi untuk ASEAN Covid-19 Response Fund. "Dari sisi bilateral, sejak awal pandemi, kita telah melakukan kerja sama dengan berbagai negara, termasuk RRT (Republik Rakyat Tiongkok), baik di bidang penyediaan alat diagnostik, terapeutik, dan vaksin," kata Retno dalam konferensi pers bersama Wang Yi pada Rabu (13/1).

"Ke depan, saya menyampaikan kepada State Councillor Wang Yi, rencana Indonesia untuk membangun ketahanan kesehatan nasional, antara lain, melalui kemandirian industri obat, bahan baku, dan alat kesehatan. Indonesia bermaksud menjalin kerja sama dengan RRT dan negara lain, terkait rencana ini," ujar Retno.

Selain itu, Retno dan Wang turut membahas kerja sama ekonomi. Retno mengatakan, kunci kerja sama ekonomi adalah saling menguntungkan. "Dalam pertemuan bilateral tadi, saya menekankan kembali beberapa hal terkait kerja sama ekonomi. Pertama, perlu terus diupayakan perdagangan yang meningkat dan lebih seimbang," ucapnya.

Terkait hal itu, Retno menyambut baik naiknya ekspor Indonesia ke Cina sebesar lebih dari 10 persen tahun lalu. Padahal, perekonomian global sedang terguncang akibat pandemi Covid-19.

Retno turut menekankan pentingnya menghilangkan hambatan dalam perdagangan. "Terutama, saya sebutkan akses pasar bagi ekspor unggulan Indonesia ke Tiongkok, misalnya, produk perikanan, buah tropis, sarang burung walet, dan tentunya kelapa sawit," ujarnya.

 
Berita Terpopuler