Tanah Bergerak, 40 Rumah Warga Purbalingga Rusak

Pergerakan tanah mulai terjadi 13 Januari, masih terus terjadi di Desa Banjaran.

Antara/Oky Lukmansyah
Warga berjalan di depan sebuah rumah yang rusak akibat tanah bergerak. ilustrasi
Rep: Eko Widiyatno Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Hujan yang terus menerus terjadi sejak beberapa hari terakhir, menyebabkan bencana tanah bergerak di Desa Banjaran Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga. Warga desa setempat menyebutkan, pergerakan tanah mulai terjadi sejak 13 Januari 2021, masih terus berlangsung hingga Jumat (15/1) ini.

''Seluruhnya ada 40 rumah warga yang mengalami kerusakan. Awalnya, kerusakan tidak terlalu parah, hanya retak-retak kecil di bagian tembok rumah. Tapi makin lama, retakannya makin melebar,'' kata Kepala Desa Banjaran Muhammad Ismun.

Bahkan dia menyebutkan, sebagian rumah warga ada yang sudah miring karena bagian pondasinya ambles terbawa gerakan tanah. Bila hujan terus menerus turun, dia khawatir kerusakan rumah warga akan semakin parah.

Menurutnya, pergerakan tanah di desanya terjadi di areal seluas 500x200 meter. Masalahnya, pergerakan tanah tersebut terjadi di areal pemukiman sehingga banyak rumah yang mengalami kerusakan. ''Kami berharap masalah ini bisa segera ditangani Pemkab, sehingga kerusakan yang lebih besar bisa dihindari,'' katanya.

Selain menyebabkan kerusakan rumah warga, pergerakan tanah juga menyebabkan ruas jalan desa di sekitar lokasi amblas. Di beberapa titik lokasi jalan, badan jalan terlihat amblas hingga kedalaman 30 cm.

Dia menyebutkan, warga yang tinggal di lokasi tanah bergerak, hingga kini masih bertahan tinggal di rumahnya masing-masing. ''Namun kami sudah mengingatkan agar mereka bersiap, bila sewaktu-waktu harus mengungsi,'' katanya.

Baca Juga

Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, sebelumnya sempat meninjau lokasi bencana dengan didampingi Plt Kepala DPUPR Agus Winarno dan Kepala Pelaksana BPBD Umar Fauzi. Dalam kesempatan itu, dia meminta BPBD bekerja sama Dinas ESDM dan tim geologi Provinsi Jateng agar segera melakukan kajian terhadap kondisi tanah di Desa Banjaran. ''Tindak lanjutnya akan menunggu hasil kajian tim geologi,'' katanya.

Meski demikian, Tiwi menyatakan Pemkab akan tetap membantu warga yang terdampak. Antara lain, dengan memberikan bantuan material bangunan bagi warga yang rumahnya rusak namun masih bisa ditempati. ''Perbaikan rumah ini sambil menunggu hasil kajian tim geologi,'' katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga menyerahkan bantuan sembako secara simbolis bagi 40 warga terdampak. ''Kami minta warga tetap waspada, karena bencana kemungkinan masih bisa terjadi karena curah hujan yang cukup tinggi,'' katanya.

Demikian juga bagi warga Purbalingga yang tinggal di wilayah rawan longsor, Bupati meminta agar mereka meningkatkan kewaspadaan. Antara lain, dengan mengaktifkan sistem ronda lingkungan sehingga kemungkinan terjadinya longsor bisa dideteksi lebih awal agar tidak jatuh korban jiwa.

 
Berita Terpopuler