Profesor Harvard: Teknologi Alien Masuk Tata Surya pada 2017

Oumuamua diyakini merupakan tanda awal dari kedatangan alien.

hubble
Teleskop luar angkasa Hubble milik NASA menangkap gambar luas biasa. Gambar ini memperlihatkan dua nebula planet, awan gas besar, dan debu di luar angkasa.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 2017 lalu, objek misterius tampak di luar angkasa. Bukan piring terbang yang canggih tapinya.

Ilmuwan menamakan benda langit tersebut sebagai Oumuamua. Menurut Profesor Avi Loeb dari Harvard University, Oumuamua merupakan tanda awal dari kedatangan "tamu asing", yaitu alien.

Loeb menjelaskan, Oumuamua bukan sekadar batuan luar angkasa pertama yang terdeteksi masuk ke sistem Tata Surya, melainkan bagian dari pecahan teknologi alien.

Yang membuat Oumuamua menarik adalah caranya bergerak. Menurut Loeb, tak ada satu pun benda di luar angkasa yang bergerak seperti Oumuamua.

Loeb menyebut, Oumuamua tampak memasuki sistem Tata Surya pada 6 September 2017. Lalu, pada 9 September 2017, Oumuamua berada pada jarak terdekat dengan matahari.

Memasuki pengujung September, Oumuamua tampak melesat dengan kecepatan 58.900 mil (sekitar 94.790 km) per jam melewati orbit Venus. Kemudian pada 7 Oktober 2017, Oumuamua terlihat melewati Bumi. Setelah itu, Oumuamua tampak bergerak cepat menuju konstelasi Pegasus.

Penampakan Oumuamua pertama kali terlihat oleh observatorium di Hawaii. Observatorium tersebut memiliki teleskop dengan definisi tertinggi di dunia yaitu Panoramic Survey Telescope and Rapid Response System (Pan-STARRS).

Dari pengamatan inilah benda langit tersebut terpantau dan diberi julukan "Oumuamua". Dalam bahasa Hawaii, Oumuamua dapat diartikan secara kasar sebagai "scout" atau pengintai.

Baca Juga

Saat itu, tak ada foto yang bisa diambil. Akan tetapi, para astronom berhasil melatih teleskop mereka untuk mengintai Oumuamua selama 11 hari sambil mengumpulkan data.

Mulanya, para peneliti menilai Oumuamua hanya komet biasa. Akan tetapi, Oumuamua memiliki bentuk memanjang, di mana panjangnya 5-10 kali lebih besar dibandingkan lebarnya. Profesor Loeb mengatakan, tak ada benda luar angkasa yang secara alami memiliki bentuk seperti Oumuamua, atau bahkan sekedar menyerupainya.

"Selain itu, Oumuamua juga memancarkan terang yang tak biasa," ungkap Loeb yang kemudian mengibaratkan pancaran terang tersebut seperti logam yang bersinar, seperti dilansir New York Post.

Seperti dilansir EO Portal, pergerakan Oumuamua di sistem Tata Surya juga dinilai tak biasa dan belum dapat dijelaskan oleh ilmuwan. Astronomer Karen Meech dari University of Hawai'i bahkan menilai pergerakan Oumuamua tak hanya didorong oleh gravitasi. Oumuamua tampak seperti komet yang arah pergerakannya bisa sedikit berubah oleh dorongan gas yang berasal dari dalam Oumuamua itu sendiri.

Melalui buku terbarunya Extraterrestrial: The First Sign of Intelligent Life Beyond Earth yang akan segera terbit, Loeb menilai Oumuamua mungkin saja bukan sekedar batu luar angkasa, melainkan bagian dari teknologi alien.

Loeb menyinggung bahwa komet ini mungkin terlihat biasa saja bagi orang-orang saat ini. Akan tetapi, menurut Loeb, manusia gua yang melihat ponsel juga akan menganggap perangkat elektronik tersebut sebagai batu bersinar biasa.

"Dia hanya melihat bebatuan sepanjang hidupnya, dan dia akan berpikir (ponsel) itu sekedar batu bersinar saja," jelas Loeb dalam sesi wawancara bersama New York Post.

Loeb mengatakan, sebagian orang tidak ingin membuka pikiran bahwa ada kemungkinan kehidupan lain di luar Bumi. Mereka memilih untuk percaya bahwa manusia adalah satu-satunya makhluk yang istimewa dan unik.

"Menurut saya, itu sebuah prasangka yang sebaiknya diabaikan," tutur Loeb.

Dalam kesempatan berbeda, Loeb mengatakan ada kemungkinan bahwa Oumuamua merupakan sebuah teknologi aktif atau pesawat luar angkasa yang tak lagi beroperasi dan hanya melayang di angkasa. Akan tetapi, tak ada yang bisa peneliti lakukan saat ini untuk membuktikan kebenarannya.

Loeb menyebut, arah kedatangan Oumuamua berasal dari bintang terbesar di konstelasi Lyra yang bernama Vega. Kemunculan Oumuamua pada 2017 lalu mungkin saja akan diikuti oleh kemunculan-kemunculan lain yang lebih aktif di masa mendatang.

 
Berita Terpopuler