Iran Ancam Balaskan Dendam Pembunuhan Soleimani di AS

Komandan Pasukan Quds Qasem Soleimani dibunuh oleh AS pada 3 Januari 2020

EPA-EFE/MURTAJA LATEEF
Seorang anggota Pasukan Mobilisasi Populer Syiah Irak di lokasi serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan jenderal Iran Qasem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis, wakil pemimpin milisi Pasukan Mobilisasi Populer di jalan utama Bandara internasional Baghdad di Baghdad, Irak , 02 Januari 2021. Ratusan pendukung Pasukan Mobilisasi Populer Syiah Irak berkumpul di lokasi serangan pesawat tak berawak AS pada peringatan pertama pembunuhan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis dan Qasem Soleimani, kepala Revolusi Islam Iran Pasukan Quds elit Korps Pengawal, dan delapan lainnya di bandara internasional Baghdad pada 03 Januari 2020.
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Komandan Pasukan Quds Garda Revolusi Iran Esmail Ghaani mengancam akan membalas kematian Jenderal Qassem Soleimani 'di tanah Amerika Serikat sendiri'. Pernyataan itu disampaikan dalam acara di University of Tehran Jumat (1/1) lalu.

Baca Juga

Acara tersebut untuk mengenang satu tahun pembunuhan Komandan Pasukan Quds Qasem Soleimani pada 3 Januari 2020 lalu. Acara yang dihadiri banyak orang itu akan digelar selama satu pekan lamanya.

"Syuhada Soleimani dibunuh orang laki-laki paling brutal di dunia," kata Ghaani seperti dikutip Middle East Monitor, Sabtu (2/1) lalu.

 

Ia menyinggung Presiden AS Donald Trump yang memerintahkan pembunuhan di Baghdad, Irak tersebut. Soleimani tewas dalam serangan drone di Bandara Internasional Baghdad.

"Saya katakan dengan terus terang jalan Pasukan Quds dan perlawanan tidak akan berubah karena kejahatan yang dilakukan Amerika Serikat, bahkan di tanah Anda sendiri (di AS) mungkin ada orang yang akan membayar kejahatan ini," kata Ghaani.

Teheran membalas pembunuhan tersebut beberapa hari kemudian dengan menembakan roket ke pangkalan militer AS di Irak. Serangan tersebut kabarnya menyebabkan ratusan pasukan Amerika mengalami gegar otak.

 
Berita Terpopuler